Ilmu Ukur Tanah Metode Dan Aplikasi. Materi Ini merupakan ringkasan kuliah dalam bentuk blog untuk membantu pembaca mendapatkan referensi selain dari buku. Blog ini kumpulan ringkasan yang diuraikan bab demi bab diantaranya “Metode Pengukuran Polygon” yang akan dibahas pada halaman ini. Kemudian untuk pembahasan selanjutnya “Pemetaan Situasi” yang terdiri dari Maksud Pemetaan Situasi, Dasar Penggunaan Teori, Pekerjaan Lapangan, Perhitungan Dan Penggambaran SItuasai.
Berikutnya di bab 3 (tiga) membahas Penetuan Posisi Cara Triangulasi dan Trilaterasi. Bab 4 (empat) berisikan” Penentuan Azimuth Dengan Pengukuran Tinggi Matahari” yang terdiri dari Dasar teori (pengertian & Mkasud) dan peralatan, Pelaksanaan Pengukuran dan Perhitungan.
Pada
Pemetaan Situasi Dengan Plane Table yang dibahas pada bab 5 (lima) terdiri dari
pendahuluan, Peralatan, Diagram Hammer-Fennel, Cara Mengatur Alat Plane table
berikut acara mengukur dengan alat plane table.
Bab
6 (Enam) Pengukuran Hidrografi yang membahas mulai dari pendahuluan, Metode
Penentuan Posisi di Laut, Pengukuran Hidrografi dan Oscanografi dan yang
terakhir Perencaan Survey.
Bab
Terakhir dari ringkasan Ilmu Ukur Tanah adalah Transformasi Sistem Koordinat
yang terdiri dari Tranlasi Sistem Koordinat, Rotasi Sistem Koordinat Dan
Tranlasi dan Rotasi Sistem Koordinat.
Ringkasan
Ilmu Ukur tanah di blog situstekniksipil terdiri dari 7 (tujuh) yang setiap bab
akan menjadi pembahasan di postingan berikutnya. Untuk bab 1 berikut pembahasan
di halaman ini.
Bab
1 (satu) membahas metodse pengukuran polygon yang merupakan salah satu metode
yang dimaksudkan untuk menentukan posisi horizontal dari titik-titik di
lapangan yang berupa segi banyak dengan melakukan pengukuran sudut dan jarak.
Lebih
dekenal untuk merapatkan jaring control geodesi atau Bahasa dilapangannya untuk
mendapatkan koordinat horizontal (X,Y) dari titik-titik di lapangan dengan
tujuan sebagai acuan atau kerangka dasar untuk keperluan pemetaan maupun
keperluan teknis lainya (pengembangan kota, Kadaster, Ground Kontrol dan
lainya.
Data-data
polygon
Yang
dimaksud dengan data polygon adalah unsur-unsur yang diperlukan untuk dapat
menghitung suatu polygon (koordinat). Unsur-unsur tersebut antara lain Sudut,
Jarak, Azimuth atau sudut jurusan.
Perbedaan
sudut, jarak dan azimuth adalah untuk sudut dan jarak merupakan data- data yang
langsung diperoleh di lapangan, sedang azimuth merupakan data yang diukur atau
data yang diperoleh dari hasil hitungan.
Peralatan
Pengukuran Polygon
Data
yang diperlukan adalah sudut dan jarak oleh karena itu maka peralatan yang
digunakan meliputi theodolite, kaki tiga lengkap dengan unting-unting at6au
bisa juga mengunakan total station, alat pelengkap lainya seperti alat tulis,
paying dan formular ukur untuk input data di lapangan.
Macam-Macam
Polygon
Macam
polygon dapat dibedakan menurut Bentuknya dan jenis pengikatnya
Menurut
bentuknya ada 3 (tiga), yaitu:
·
Polygon Bercabang
·
Polygon Tetbuka
·
Polygon Tertutup (Kring)
Menurut
Jenis Pengikatnya ada 2 (dua) yaitu:
·
Pengikatan Koordinat
·
Pengikatan Azimuth
Macam-Macam Polygon |
Dibawah merupakan contoh Polygon dengan pengikat sempurna:
Polygon Terbuka Dengan Pengikat Sempurna |
Diketahui:
koordinat titik-1 (X1, Y1), titik-2 (X2, Y2), titik-3 [X3, Y3) & Titik-4
(X4, Y4)
Diukur : B1, B2, B3, B4, B5
Jarak
d1 s/d d4
Ditanya:
kootdinat titik-A (XA, YA), titik-B (XB,YB), titik C (X|C, YC)?
Untuk
menentukan koordinat titik-titik A, B dan C sebetulnya cukup hanya diperlukan 3
(tiga) buah data sudut dan 3 (tiga) buah data jarak, yaitu B1, B2, B3, d1, d2,
d3. Tetapi karena yang diukur ada 9 (sembilan) buah data sudut dan jarak, maka
terdapat ukuran Iebih. Menurut hitung perataan karena ada ukuran lebih maka dapat
disusun persamaan syarat.
Persamaan
Syarat tersebut dapsat ditenrukan berdasarkan rumus:
R= n-u
dimana:
r
= banyaknya persamaan syarat (banyaknya ukuran lebih)
n
= banyaknya data ukuran
u
= banyaknya ukuran cukup.
Dari
data-data diatas, maka r = 9-6= 3, ketiga persamaan syarat tersebut adalah:
·
Jumlah sudut-sudut yang diukur sama dengan
selisih azimuth akhir dan azimuth awal ditambah dengan kelipatan dari 180
derajat.
·
Jumlah d.sin teta harus sama dengan selisih
absis titik akhir dan absis titik awal polygon.
·
Jumlah d.cos teta harus sama dengan selisih
ordinat titik akhir dan ordinat titik awal polygon.
Secara matematis
ketiga persamaan syarat diatas dapat diturunkan sebagai berikut:
Ketiga persamaan syarat tersebut diatas, selanjutnya dipakai sebagai control hitungan sudut dan jarak. Tetapi karena adanya kesalahan-kesalahan dalam pengukuran, maka ketiga persamaan syarat diatas tidak terpenuhi, dengan perkataan lain ketiga persamaan syarat diatas berubah bentuknya.
Setelah postingan di halaman ini dengan judul “Metode Pengukuran Polygon”, untuk postingan berikutnya yaitu ringkasan ilmu ukur tanah tentang “Pemetaan Situasi” yang terdiri dari bab dan sub bab dan sebagai catatan Gambar yang tersedia memiliki ukran besar.
0 Response to "Ilmu Ukur Tanah Part 1: Metode Pengukuran Polygon"
Post a Comment