Stabilisasi tebing dan pengarahan sungai
merupakan upaya pencegahan yang dipasang untuk meniadakan erosi tebing dan
pergerakan tebing arus. Upaya mungkin diperlukan sebagai pertahanan terhadap
aksi arus yang menekan persimpangan jalan raya atau untuk melindungi tebing
arus dan jalan raya dari tanggapan yang diantisipasikan terhadap pembangunan
jalan raya.
Berbagai bahan digunakan untuk stabilisasi
tebing dan pengarahan sungai termasuk batu lindung, tepian beton, kayu, baja
atau tembok laut batuan, 'jack field' baja atau beton, pagar kawat, sekat kayu,
anyaman beton artikulasi, dan tebing pengarah, dinding atur dan pacu biasanya
dari tanah atau batu.
Pemilihan peralatan yang tepat digunakan
tergantung pada aksi total sungai jauh di hulu dan hilir. Penyelidikan bagian
lurus sungai yang panjang akan membantu menghindari usaha sia-sia pada kendali
setempat di mana sungai di tengah-tengah perubahan yang akan memintas upaya
pengendalian atau membuatnya tidak perlu.
Prinsip Umum Perencanaan & Pembangunan Perlindungan Tebing |
Tidak tergantung pada ukuran arus dan upaya
kendali yang digunakan, tanggapan arus pada instalasi upaya tersebut harus
dipertimbangkan.
Misalnya, stabilisasi tebing pada
persimpangan dapat mengakibatkan sapuan pada dasar saluran atau mengarahkan
balik arus menuju tebing stabil lain di sebelah hilir bagian lurus sungai yang
stabil.
Stabilisasi tebing dan pengarahan sungai
merupakan bidang khusus yang memerlukan pengetahuan yang baik mengenai arus dan
kemungkinan perubahannya, pengetahuan beban dasar dan karakteristik
pengangkutan sampah dari arus, dan pengalaman dan percobaan pada tempat yang
sama atau arus yang sama.
Secara luas, perencanaan merupakan suatu
seni dan banyak pertanyaan mengenai kegunaan relatif berbagai upaya belum
dijawab secara definitif.
Prinsip umum berikut untuk perencanaan dan
pembangunan perlindungan tebing dan pekerjaan pengarahan dikutip dari acuan:
1)
Biaya upaya
perlindungan jangan melampaui biaya akibat aksi yang diantisipasi pada arus.
2) Rancangan harus
didasarkan pada penyelidikan kecenderungan (trend) dan proses dan pada
pengalaman dengan situasi yang sebanding.
Pengaruh optimum pekerjaan pada saluran alami baik di
hulu maupun di hilir harus dipertimbangkan.
3)
Pengenalan
(reconnaissance) tempat sangat perlu. Pengenalan dapat dilakukan dengan
inspeksi langsung di tempat, pengenalan udara, dan/atau foto udara yang diambil
selama periode beberapa tahun.
4)
Kajian kemungkinan
penggunaan model fisis harus dipertimbangkan sedini mungkin.
5) Pekerjaan harus
ditinjau secara periodik setelah pembangunan dengan pertolongan survei untuk
meneliti hasil dan kalau diperlukan untuk modifikasi rancangan.
6)
Sehubungan dengan
pemeliharaan jembatan yang ada, pertimbangan harus diberikan pada suatu lokasi
alternatif jauh dari bahaya sungai.
7) Jangan lari dari
kenyataan, bahwa tujuan pemasangan stabilisasi tebing dan upaya pengarahan
sungai adalah untuk melindungi jalan raya. Upaya perlindungan itu sendiri dapat
digunakan.
Daya guna upaya perlindungan dan pengarahan
dalam sejumlah besar arus alluvial, dan sebenarnya juga perlunya upaya-upaya
tersebut, mungkin berjangka pendek karena arus akan bergerak menyerang lokasi
lainnya atau bahkan merusakkan instalasi.
Pekerjaan yang besar yang diperlukan untuk
daya guna jangka panjang akan bertentangan dengan prinsip pertama di atas, dan
karena itu biasanya tidak diperhatikan.
Alternatif dari pekerjaan pengarahan yang
besar adalah usaha terus-menerus untuk melindungi jalan raya dengan pemasangan
berurutan untuk menahan aksi arus paling akhir.
Tiap pemasangan berikutnya biasanya diuji
terhadap prinsip pertama yang memperhatikan kemampuan jalan raya pada titik itu
pada saat diperlukan pelayanan lalulintas.
Akibatnya, ini merupakan penggunaan sikap
"tunggu dan lihat" (wait and see), tetapi maknanya lebih besar
daripada keperluan masa datang yang diantisipasi oleh tindakan "sekali
pasang."
Dalam beberapa hal, apabila keperluan,
waktu yang diperlukan, dan biaya untuk pemasangan di masa datang dapat diantisipasi,
analisis biaya mungkin dapat menunjukkan bahwa jembatan yang cukup panjang
untuk meluangkan arus untuk mengikuti proses alami akan menarik perhatian
masyarakat.
Apabila upaya diperlukan untuk melindungi
sarana jalan raya dari aksi antisipasi arus, kemungkinan proyek kerjasama
dengan badan pemerintah lain, terutama Insinyur, harus dikaji.
Badan lain
mempunyai tanggung jawab dan otoritas untuk menangani usaha stabilisasi dan
dimungkinkan suatu proyek yang saling menguntungkan.
0 Response to "Prinsip Umum Perencanaan Dan Pembangunan Perlindungan Tebing"
Post a Comment