Perecanaan penerangan jalan raya
diantaranya membahas perencanaan dan perancangan jalan seperti aspek yang
dipertimbangkan untuk penerangan jalan, Klasifikasi Jalan Beserta Kuat
Penerangan, Faktor Yang Mempengaruhi Kehilangan Cahaya Padas sumber penerangan
jalan, Posisi Lampu Penerangan serta rumus yang digunakan untuk merencanakanya.
Penerangan Jalan Raya
Penerangan jalan raya mempunyai 2 fungsi
pokok yaitu fungsi keamanan cdan fungsi ekonomi. Keamanan pengguna jalan
berkaitan dengan kuat penerangan sesuai dengan kecepatan kendaraan, serta
kerataan penerangan pada bidang jalan.
Kebutuhan daya (KW) penerangan pada suatu
ruas jalarsangat bervariasi tergantung pada, geometri permukaan jalan, lampu
yang digunakan dan faktor refleksi permukaan jalan.
Fungsi ekonomi jalan berkaitan dengan distribusi
barang, yaitu kelancaran pengiriman barang.
Penerangan jalan mempertimbangkan 6 aspek, yaitu:
1) Kuat rata-rata
penerangaa (Erata-rata)
Besarnya kuat penerangan didasarkan pada
kecepatan maksimal yang diizinkan terhadap kendaraan yang melaluinya.
2) Distribusi cahaya
Kerataan cahaya pada jalan raya penting,
untuk itu ditentukan faktor kerataan cahaya yang merupakan perbandingan kuat
penerangan pada bagian tengah lintasan kendaraan dengan pada tepi jalan. Sebagai
acuan perbandingan tersebut tidak lebih dari 3: 1.
3) Cahaya
Cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan
keletihan mata, perasaan tidak nyaman, dan kemungkinan kecelakaan. Untuk mengurangi
silau digunakan akrilik atau gelas pada armatur yang berfungsi sebagai filter
cahaya.
4) Arah pancaran
cahaya dan pembentukan bayangan
Arah pancaran cahaya dan pembentukan
bayangan Sumber penerangan untuk jalan raya dipasang menyudut 50 hingga 150.
5) Warna dan perubahan
warna
Warna cahaya lampu pelepasan gas tekanan
tinggi terutama lampu merkuri sangat berpengaruh terhadap warna tertentu,seperti
warna merah.
6) Lingkungan
Lingkungan berkabut maupun berdebu
mempunyai faktor absorbsi terhadap cahaya yang dipancarkan oleh lampu. Perlu diketahui
bahwsanya cahaya kuning kehijauan mempunyai panjang gelombang yang paling
sensitif terhadap mata sehingga tepat digunakan pada daerah berkabut.
Sementara untuyk jenis Lampu SON/SOX sangat
tepat jika digunakan untuk penerangan jalan pada daerah berkabut.
Klasifikasi Jalan Beserta Kuat Penerangan
Terdapat 5 klasifikasi jalan beserta kuat
penerangan rata-rata, sebagai berikut:
a)
Jalan bebas hambatan
atau jalan Tol (> 20 lx)
b)
Jalan utama, yaitu jalan
yang menuju atau melingkar kota (15 hingga 20Lx),
c)
Jalan pcnghubung,
yaitu jalan percabangan jalan utama (7 hingga 10lx)
d)
Jalan kampung atau
lokal (3 hingga 5 lx )
e)
Jalan setapak atau
gang (3 hingga 5 lx)
Kuat penerangan pada persimpangan jalan
umumnya lebih tinggi dari pada kuat penerangan jalan standar.
Untuk menentukan jarak tiang (J) lampu yang
dipasang pada satu sisi jalan dapat digunakan persamaan.
J= Faktor pemakaian X
faktor kehilangan cahaya X arus cahaya lampu / lebar jalan x kuat penerangan
rata-rata
Keterangan:
/= Tanda bagi
Faktor pemakaian merupakan perbandingan antara
arus cahaya yang sama pada bidang yang diterangi dengan arus cahaya yang dihasilkan
sumber penerangan.
Sedangkan faktor kehilangan cahaya lebih
disebabkan sumber cahayanya, misalnya depresiasi karena umur pemakaian, lampu
padam (putus), pengotoran pada permukaan bola lampu atau armatur.
Jika untuk penerangan jalan raya digunakan
lampu yang arus cahayanya besar maka kuat penerangan yang sama jarak tiang
menjadi lebih jauh.
Disamping itu terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi rendahnya keluaran cahaya sumber penerangan, antara lain temperatur
sekeliling (misalnya, TL lazimnya beroperasi pada temperatur 250 C,
keluaran arus cahayanya akan berkurang 1,5% setiap kenaikan atau penurunan 10
C).
Penggunaan penerangan pada daerah
pegunungan perlu memperhatikan faktor tersebut, tegangan sumber listrik,
depresiasi permukaan sumber penerangan (plastik yang digunakan filter cahaya
akan berubah warna atau makin buram ketika digunakan pada wakru yang lama), dan
faktor balast.
Faktor ini terdapat pada TL 0,5 hingga 0,9
sedangkan terhadap lampu pelepasan gas tekanan tinggi fakror ini tidak
diperhitungkan.
Faktor
Yang Mempengaruhi Kehilangan Cahaya Padas sumber penerangan jalan
Kehilangan cahaya
pada sumber penerangan jalan dipengaruh 2 faktor yaitu:
a)
Penurunan kemampuan
sumber penerangan (lampu dan armatur) karena umur pemakaian.
b)
Pengotoran terhadap
armaturnya dapat disebabkan pengotoran maupun perubahan sifat lastik maupun
prismatik penutup armatur.
Besarnya perkiraan
kehilangan cahaya sumber penerangan jalan beldasarkan waktu pemakaian
ditunjukkan pada Tabel dibawah ini
Waktu Pemakaian Tahun | |||
---|---|---|---|
Lingkungan | 1 | 2 | 3 |
Sangat bersih | 0,98 | 0,94 | 0,93 |
Bersih | 0,95 | 0,92 | 0,90 |
Sedang | 0,92 | 0,87 | 0,84 |
Kotor | 0,87 | 0,81 | 0,75 |
Sangat kotor | 0,72 | 0,63 | 0,57 |
Posisi Lampu Penerangan
Lampu penerangan jalan harus menggunakan armatur
untuk melindunginya dari air hujan,debu atau kotoran lain-nya. Lampu yang dapat
digunakan untuk penerangan jalan semua lampu pelepasan gas penerangan sedangkan
untuk jalan gang dapatt menggunakan lampu pijar.
Posisi Pemancangan Tiang Lampu |
Enam macam posisi pemancangan tiang lampu
pada jalan
a)
Pemasangan dengan
tergantung pada pertengahan jalan.
b)
Pemasangan pada
satu sisi
c)
Pemasangan pada 2
sisi jalanberhadapan
d)
Pemasangan pada 2
sisi joLan berhaclapan berseLang seling
e)
Pemasangan pada 2
sisi median jalan
f)
Pemasangan pada 2
sisi median jalan berselang seling
Lampu fluoresen
hanya digunakan bila pergerakan pemkainya rendah, misalnya jalan lokal atau
gang. Pemasangan lampu merkuri tekanan tinggi, metal halida, SON, dan SOX
menyudut ke atas dari bidang horisontal, perhatikan posisi perryalaan (burning
position) yaitu posisi pelnasanflannya setiap lampu yang digunakan'
P"r,^rnr-rgo,-, tiang lampu penerangan jalan raya dapat diperiksa pada
Gb'7'5' Seperti tampak pada Gb.7.5. tinggi larnpu diukur dari permukaan jalan
l-ringga median armatur, demikian pula pada sudut kemiringan armatur.
Untuk menghemat energi lisrik, apabila
kepadatan lalu lintas berkurang maka kuat penerangan jalan dapat dikurangi dengan
memadamkan sebagian lampu tanpa mengurangi keamanan jalan.
Cara lain untuk menghemat energi adalah
dengan menggunakan rangkaian ekonomis yaitu mengurangi arus sekitar 40% dengan
cara menambah impedansi balast.
Kedua metoda dapat dilakukan menggunakan
saklar waktu atau saklar otomatis yang kerjanya tergantung pada kepadatan lalu
lintas aktual. Pemasangan lampu di kiri kanan jalan baik yang berhadapan maupun
yang berselang seling atau pada median jalan tepat untuk jalan yang padat dan
kecepatan kendaraan tinggi (misalnya jalan bebas hambatan, jalan utama).
Pemasangan lampu pada satu sisi jalan
dipasang pada jalan yang lalu lintasnya tidak padat, tidak lebar misalnya jalan
lokal atau jalan desa) atau jalan saru arah.
Pemasangan lampu pada median jalan
disamping menghemat pemakaian tiang, juga menghemat biaya instalasinya. Namun
karena jalan yang median-nya dapat digunakan memancangkan tiang lampu adalah
lebar, maka kelemahannya sistim penerangan yang tiangnya dipancang pada median
rasio kerataan penerangannya <1.
Pemasangan lampu penerangan yang digantung
harus mempertimbangkan bahwa cahaya tidak mengarah langsung ke mata pengemudi.
Karena itu berdasarkan pertirnbangan keamanan maka pemasangan lampu yang digan
tung di atas permukaan jalan tepat untuk jalan dimana kecepatan kendaraan
rendah, misalnya jalan lokal, gang, atau jembatan.
Perancangan Penerangan Jalan
Ketika merancang penerangan jalan maka
perlu diketahui lebar dan kelas jalan, pengaruh lingkungannya untuk menentukan
koefisien pemakaian, serta Kurva Distribusi Kandela (KDK) lampu yang akan
digunakan. Kuat penerangan rata-rara untuk penerangan jalan dapat ditentukan
dengan persamaan:
ER= ΦL. KP.
FKC/J.L
Keterangan:
/= Tanda bagi
ER =
kuat penerangan (lux)
ΦL = Arus
Cahaya lampu (lumen)
KP = Koefisien
Pemakaian
FKC = Faktor
Kerugian cahaya
J = Jarak antar
lampu (m)
L = lebar jalan (m)
Instalasi Penerangan
Untuk mensuplai penerangan pada ruas jalan
yang panjang menimbulkan regangan anjlok yang besar. Untuk mengurangi kerugian
tegangan sekaligus untuk memperkecil penampang penghantar maka digunakan sistim
instalasi dengan tegangan I kV.
Tegangan masukan
untuk lampu adalah 220 V untuk itu diperlukan transformator penurun tegangan.
0 Response to "Perencanaan Penerangan Jalan Raya"
Post a Comment