Penerangan
dalam ruangan merupakan salah satu bahasan dalam mata kuliah teknologi
pencahayan, untuk postingan ini saya akan memaparkan terlebih dahulu tentang
kategori kuat penerangan, dan data yang diperlukan untuk perencanaan instalasi
penerangan.
Pada
saat merencanakan penerangan dalam ruangan yang harus diperhatikan pertama kali
adalah kuat penerangan, warna cahaya yang diperlukan, dan arah pencahayaan
sumber penerangan.
Kuat
penerangan akan menghasilkan luminansi karena pengaruh faktor pantulan dinding
maupun lantai ruangan. faktor refleksi merupakan perbandingan luminansi dengan
kuat penerangan.
Kuat penerangan ruangan dikategorikan
menjadi 6, yaitu:
1)
Penerangan Eksra Rendah, di bawah 50 lx.
2)
Penerangan Rendah, di bawah 150lx.
3)
Penerangan Sedang, 150 hingga 175 lx'
4)
Penerangan Tinggi:
-
Penerangan Tinggi I, 200 lx
-
Penerangan Tinggi II, 300 lx
-
Penerangan Tinggi IIl, 450 lx
5)
Penerangan sangat tinggi, 700lx
6) Penerangan
ekstra tinggi, di atas 700lx
Pancaran
cahaya perlu mendapat perhatian pada perencanaan penerangan di samping warna
yang dihasilkan sumber cahaya.
Sumber cahaya adalah, satuan penerangan lengkap yang terdiri dari lampu beserta perlengkapannya baik untuk operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu, melindungi lampu serta menghubungkan lampu dengan sumber tegangan.
Sumber cahaya adalah, satuan penerangan lengkap yang terdiri dari lampu beserta perlengkapannya baik untuk operasi kelistrikan maupun untuk mengatur distribusi cahaya, memposisikan lampu, melindungi lampu serta menghubungkan lampu dengan sumber tegangan.
Beberapa
hal yang perlu medapat perhatian perancang penerangan di dalam ruangan antara
lain:
a) Ekonomi
Jika
yang menjadi pertimbangan ekonomi adalah daya (w) maka efikesi (lm/W) lampu
yang akan digunakan harus menjadi pertimbangan.
b) Umur lampu (Life time)
Umur
lampu dapat dijadikan pertimbangan penggantian lampu hanya bila ada lampu yang
mati dan seberapa ekonomis penggantian secara kelompok.
c) Bagaimana mempertahankan arus cahaya?
Perlu
memperhitungkan arus cahaya minimum yang akan terjadi selama pemakaian.
d) Warna cahaya lampu.
Perpaduan
warna cahaya beberapa lampu dapat diatur
e) Alat bantu yang diperlukan, misalnya:
Armatur,
pengontrol.
f) Efek yang mungkin ditimbulkan, antara
lain:
Bayangan,
stroboskopis, silau.
Data
yang diperlukan untuk perencanaan suatu instalasi penerangan
Untuk
mendapatkan kualitas peneragan pada suatu yang memadai maka baik sumber
penerangan maupun faktor lingkungan harus diperhitungkan. Karena itu perencana
penerangan harus memiliki data-data yang diperlukan.
Data yang diperlukan untuk perencanaan
suatu instalasi penerangan, adalah:
a)
Gambar ruangan, dimensi ruangan dan rencana
tata letak lampu
b)
Detail konstruksi langit-langit.
c)
Warna dan panrulan dari langit-langit, dinding,
lantai dan meja kursi (perabot yang ada di dalam ruangan).
d)
Peruntukan ruangan (pekerjaan visual yang
akan dilakukan di dalam ruangan tersebut).
e)
Perlengkapan mesin atau peralatan di dalam
ruangan.
f)
Kondisi ruangan seperti: temperatLlr,
kelembaban, dan debu.
Perkembangan
arsitektur memungkinkan langit-langit ruangan beraneka ragam, demikian pula
warna maupun bahan yang digunakan. Hal tersebut berkaitan dengan reflektansi.
Adapun
temperatur berkaitan dengan penggunaan daya larnpu. TL biasanya beroperasi pada
temperatur 250 C. Ketika TL dioperasikan di ams atau di bawah 250 C
maka arus cahaya (lm) akan berkurang 1,5 % tiap C0 Perubahan
temeratur ini pengaruhnya tidak signifikan terhadap lampu pijar dan lampu-lampu
pelepasan gas tekanan tinggi.
Kelembaban
mempengaruhi umur armatur atau perlengkapan instalasi penerangan. Sedangkan
debu mempengaruhi persentase kuantitas arus cahaya yang sampai pada permukaan
bidang kerja.
Penerangan
dalam ruangan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
a) Penerangan untuk keperluan umum
Adalah
penerangan yang digunakan untuk keperluan publik, misalnya penerangan untuk
kantor, penerangan bengkel, perkantoran, ruang tunggu di stasiun.
b) Penerangan dikhususkan pada titik
tertentu
Penerangan
ini umumnya menggunakan sumber cahaya dengan sudut pancaran berkas cahaya yang
sempit, seperti penerangan pada etalase, bagian tertelltu perkantoran.
c) Penerangan dekoratif
Penerangan
dekoratif harus mempertimbangkan estetika dan distribusi cahaya, misalnya
penerangan pada, ruang keluarga, restoran, tempat hiburan.
Lampu
yang lazim digunakan di dalam ruangan adalah, pijar, TL, Metal Halida, Natrium
tekanan tinggi (SON) atau campuran dari ke lampu tersebut. Perbandingan ke 4
lampu tersebut di atas ditunjukkan pada Tabel dibawah.
Tabel Perbandingan Kemampuan Lampu
Jenis Lampu | Efikesi (lm/W) | Umur (Jam) | % depresi arus cahaya |
---|---|---|---|
Lampu Pijar | 9 hingga 22 | 750 hingga 2500 | 10 hingga 22 |
TL | 45 hingga 95 | 7500 hingga 20000 | 11 hingga 28 |
Metal Halida | 80 Hingga 115 | 7500 hingga 15000 | 12 hingga 22 |
SON | 80 hingga 140 | 12000 hingga 24000 | 8 hingga 10 |
Memepelajari
penerangan dalam ruangan memerlukan memahami setiap pokok bahasan, di tulisan
ini tadi sudah dijelaskan beberapa perihal kategori kuat penerangan, hal yang
harus diperhatikan perancang penerangan, data yang diperlukan, dan lainya.
Untuk pembahasan berikutnya dijelaskan juga
mengenai sistem penerangan, kebutuhan lampu untuk ruangan, dan lain hal.
0 Response to "Merencanakan Penerangan Dalam Ruangan"
Post a Comment