Penglihatan
dan warna merupakan salah satu pembahasan dari teknologi pencahayaan. Postingan
ini memaparkan teori lengkap berupa pengertian, rumus, dan contoh kasus dari
istilah-istilah teknologi pencahayaan seperti penglihatan, ukuran, kontras,
waktu, luminansi, temperature warna, warna, sistem munsell, sistem CIE dan
perubahan warna.
Di
samping mata sebagai indera, 4 faktor eksternal yaitu ukuran, kontras, waktu,
luminasi dan warna objek, mempengaruhi kualitas penglihatan. Mengemudi mobil,
memasukkan benang ke lobang jarum, atau memperbaiki arloji adalah contoh suatu
kegiatan manusia yang dipengaruhi oleh kemampuan mata melihat obiek.
A. Penglihatan
Di
samping faktor indra penglihatan, fakor luar yang mempengaruhi kualitas penglihatan
adalah ukuran oblek yang diamati, kontras anrara objek dengan latar belakang,
waktu adaptasi unruk melihat, dan luminansi.
Rumus Persamaan 1 & 2 |
Bisa
jadi suatu objek dimensinya besar namun karena jaraknya jauh dengan pengamat
maka penglihatan tidak baik. Pengamatan terhadap objek yang bergerak tidak semudah
pengamatan terhadap objek yang diam.
Karena
itu waktu pengamaran hirrggga otak merespon adanya suaru obyek tidak selalu
sama.
1) Ukuran
Ketika
kita berbicara bahwa ukuran objek mempengaruhi penglihatan terhadap suatu
objek, maka tidak sepenuhnya benar.
Sebagai
contoh ialah sederetan lampu penerangan jalan yang tinggi dan jarak pemancangan-nya
sama namun terlihat bahwa makin jauh objek dari mata seakan ukurannya lebili
kecil dibanding tiang terdekat demikian pula jaraknya.
2) Kontras
Kontras
atau sering disebut perbedaan luminansi antara suatu objek dengan latar
belakangnya didefinislkan dengan persamaan:
Persamaan
1
Kontras
nilainya selalu positif baik ketika LLB > LO atau
sebaliknya. Contoh, LO sebesar 30 dan LLB sebesar 20 dan
60 maka keduanya menghasilkan nilai K = 0,5 atau 50%.
Jika
kuat penerangan latar belakang maupun objek sama, maka kontras menjadi fungsi
dari reflektansi kedua permukaan. Sehingga persamaan 2.1 menjadi:
Persamaan
2
3) Waktu
Waktu
pengamatan tehradap suatu objek menentukan hasil pengamatan. Sebagai gambaran
objek yang sama dengan kontras berbeda memerlukan waktu berbeda.
Untuk
mendapatkan hasil pengamatan yang sama. Karena pada umumnya pemakai jalan bebas
hambatan bergerak dengan kecepatan tinggi maka pesan atau tanda-tanda lalu lintas
pada jalan bebas hambatan visualisasinya harus berbeda dengan pesan pada jalan
di dalam kota.
Jika
kontras maupun ukuran objek konstan, maka untuk mempersingkat waktu pengamatan
diperlukan luminansi latar belakang perlu ditambah.
Contoh:
Pergamatan
dilakukan terhadap 4 objek dengan K= 1 masing-masing memerlukan waktu 1 dt
untuk LLB =0,015 menjadi 0,1 dt untuk LLB =0,03; 0,01 dt
untuk LLB =0,54 dan 0,015 dt pada LLB = 100.
Pada
penerangan normal 100 hingga 1000 lx dan untuk pengamatan secara umum waktu
tidak menjadi persoalan.
4) Luminasi
Pemahaman
tentang luminansi sering dikacaukan dengan pemahaman tentang kuat pererangan.
Pada
gambar terdapat 3 oblek visual yaitu putih, abu-abu, dan hitam yang kuat
penerangan masing-masing 1000 lx yang masing-masing memiliki reflektansi 80 %,
100 % dan 1 % dengan asumsi permukaan ke 3 objek difus sempurna.
Luminasi
masing-masing objek adalah 800 cd/m2, 100 cd/m2 dan 10
cd/m2. Pada gambar luminansi
ke 3 oblek adalah sama yairu 100 cd/m2, karena reflektansinya
berbeda maka kuat penerangannya berbeda, yaitu: 125 lx, 1000 Ix, dan 10.000 lx.
Perbandingan Luminansi & Kuat Penerangan Objek |
Luminansi
sering pula dikacaukan dengan terang. Kalau luminansi merupakan yang merupakan
eksitasi visual (kuantitatif), sedangkan terang merupakan respon visual
(kualitatif).
Lampu
penerangan jalan yang menyala ketika hari gelap kelihatan terang, tetapi lampu
yang sama tidak tampak terang ketika matahari sudah muncul walaupun secara kuantitatif
intensitas peneranganrrya tetap.
Telah
jelas bahwa ke 4 fakor di atas berbanding lurus dengan kemampuan penglihatan.
Bertambahnya ukuran visual suatu objek menambah kemampuan penglihatan.
Makin
lama waktu yang digunakan melihat suatu objek makin jelas penglihatan. Makin
tinggi nilai kontras makin jelas penglihatan, makin gelap objek dengan latar
belakang terang menaikkan kemampuan melihat. Demikian pula dengan luminansi.
B. Temperature Warna
Sebuah
sumber cahaya umumnya didesain berdasarkan temperatur warna, misalnya, lampu
iodida 3400 K, TL yang menghasilkan warna putih 4500 K dan sebagaiya.
Angka
yang menunjukkan temperatur warna tersebut dikan berdasarkan keyataan bahwa
pada saat cahaya menimpa suatu bahan sebagian atau keseluruhan cahaya diserap
bahan tersebut dan menaikkan temperatur bahan.
Temperatur
warna suatu sumber cahaya merupakan suatu indikasi warna suatu cahaya yang
diproduksi acuan standar bukan temperatur sumber cahaya aktual.
Temperatur
warna hijau mengacu pada lampu pijar sumber cahaya hijau demikian pula unruk
sinar lainnya. Harus diingat bahwa ternperatur warna bukan berdasarkan
temperatur sumber cahaya aktual tetapi berdasarkan acuan standar.
Saat
ini berbagai warna TL dapat dihasilkan tanpa memerlukan temperatur setinggi bila
menggunakan acuan standar. Sebagaimana diketahui bahwa cahaya putih terdiri
dari berbagai spektrum warna.
Karena
itu jika cahaya putih menimpa permukaan suatu benda maka akan terjadi absorbsi
terhadap sebagian komponen cahaya putih tersebut.
Suatu
sinar putih direfleksikan ke permukaan warna merah, maka permukaan tersebut menjadi
berwarna merah karena komponen cahaya putih selain warna merah diserap
permukaan lebih banyak dari pada warna merah.
C. Warna
Setiap
permukaan difus oblek memiliki warna dan warna tersebut dapat dipengaruhi oleh
warna cahaya yang menimpanya karena terdapat komponen warna yang diserap oleh
permukaan tersebut.
Hal
tersebut karena adanya interaksi antara warna permukaan objek dengan warna
cahaya yang menimpah-nya atau interaksi beberapa warna yang bersama-sama
menyorot suatu objek.
Penyorotan
dengan 2 sumber cahaya yang warnanya berbeda akan menghasilkan cahaya dengan
warna ke 3 yang berbeda. Ilmu tentang pengukuran dan perencanaan warna secara
sistematis disebut coloimetry.
Satu
aspek fundamental colonmetry adalah percampuran dan kesesuaian warna. Terdapat
3 warna primer yaitu hijau, biru dan merah dan terdapat 3 warna sekunder yaitu,
biru langit, kuning dan magenta.
Terdapat
2 macam pencampuran warna yaitu penambahan (additive) dan pengurangan (substractive).
Jika cahaya berwarna dicampur, maka yang dihasilkan adalah warna lain yang
lebih terang dari pacla warna pembentuknya percampuran tersebut dinamakan
penambahan.
Sebaliknya
percampuran cat menghasilkan warna lain yang lebih gelap (merupakan interaksi
pengurangan).
Penambahan:
-
Merah dicampur dengan Hilau, didapatkan
Kuning
-
Biru dicampur dengan Merah, didapatkan
Magenta
-
Hijau dican-rpur dengan Biru, didapatkan
Biru langir
-
Merah dicampur dengan Biru dan Hijau,
didapatkan Putih
Kuning,
Magenta dan Biru langit disebut warna sekunder atau warna pelegkap atau warna
komplemen. Jika warna-wama sekunder tersebut dicampur dengan warna primer
(Merah, Hijau, Biru) yang bukan warna pokok (misalnya warna pokok Biru langit
adalah Biru dan Hijau, warna pokok Magenta adalah Biru dan Merah) didapatkan
Putih.
Pengurangan:
Merah
dicampur dengan Hijau, dan Biru didapatkan Hitam. Pada pencampuran cat yang
didapatkan bukan hitam legam tetapi Hitam kecoklatan atau Hitam kebiruan,
disebabkan wama pigmen cat tidak jenuh sebagaimana dengan warna cahaya.
-
Biru dicampur dengan Merah, didapatkan
Hitam
-
Hijau dican-rpur dengan Biru, didapatkan
Hiram
-
Merah dicampur dengan Biru dan Hijau,
didapatkan Hitam
Dengan
pencampuran warna primer pada proses pengurangan akan didapatkan kembali warna
primer:
-
Kuning dicampur dengan Magenta, didapatkan
Merah.
-
Kuning dicampur dengan Biru langit,
didapatkan Hijau.
-
Magenta dicampur dengan Biru langit,
didaparkan Biru.
-
Kuning dicampur dengan Magenta dan Biru
langit, didapatkan Hitam.
Terdapat
fenomena yang disebut metamirik yaitu suatu warna yang sama tetapi berbeda
spektrum distribusi energinya. Warna yang demikian akan berbeda ketika berada
pada cahaya yang lain.
Warna
demikian diperoleh dengan mencampur warna merah tua dengan hijau untuk
mendapatkan warna coklat, merah tua dengan biru untuk mendapatkan warna ungu.
D. Sistem Munsel
Terdapat
beberapa sistem klasifikasi warna yang digunakan untuk keperluan praktis, diantaranya
adalah sistem Munsell untuk pewarnaan permukaan seperti ditunjukkan pada gambar.
Sistem Munsell |
Sistem
Munsell menggunakan 3 besaran yang dinyatakan secara numerik, yaiu: Hue (panjang
gelombang dominan), Value (kecerahan) dan Chroma (saturasi atau kej enuhan).
Baik
Hue, Value, maupun Chroma memiliki skala sehingga setiap penulisan menggunakan
sistem Munsell selalu menggunakan angka yang menunjukkan besaran pada skala
tersebut.
Pada
Value terdapat 10 bagian dari hitam hingga putih, pada Hue terdapat 10 warna
yang di antara 2 wama dibagi menjadi 10 bagian yang dinyatakan dengan angka.
Sedangkan
chroma dibagi menjadi 14 sub bagian. Contoh penandaan sistem Munsell: 5YR6/4
artinya Hue 5 antara Kuning dan Merah ( Yellow Red) , Value 6 dan Chroma 4 ini
menujukan warna coklat.
E. Sistem CIE
Pada
1931 komisi warna internasional, yaitu: Commission Intemationale de I'Eclairage
(CIE) menerbitkan rekomendasi tentang sistem klasifikasi wama yang menyatakan
bahwa kecerahan warna dapat dinyatakan dengan suatu nilai.
Hal
tersebut berdasar pada teori penambahan pada pencampuran wama. Spektrum warna
(sesuai dengan panjang gelombangnya) diposisikan sepanjang 2 sisi suatu bidang
(hampir berupa segi 3) masing-masing sisi mewakili warna primer (merah, hijau,
dan biru).
F. Perubahan Warna
Baik
pada sistem Munsell maupun CIE adalah berbasis ada 3 variabel. Pada sistem
Munsell variabelnya hue, value, dan chroma sedangkan pada sistem CEI adalah
nilai trismulus yaitu 2 koordinat kromatik, dan ukurarr luminansi.
Suatu
oblek akan menampakan warna yang mungkin tidak sama bila menerima cahaya
standar dengan yang tidak standar. Kondisi demikian yang disebut terjadinya perubahan
warna (color rendeing).
Tingkat
perubahannya disebut indeks Perubahan warna (IPW) yang merupakan perbandingan
warna objek yang disinari suatu sumber cahaya terhadap sumber cahaya standar.
Adapun
standar yang digunakan adalah "drry Light" pada temperatur warna
tersebut.
Suatu
benda berwarna merah ketika berada di bawah cahaya biru hijau akan tampak
abu-abu karena warna biru hijau diserap oleh pigmen warna merah.
Karena
itu jika lampu merkuri (cahayanya didominasi warna biru hijau) digunakan untuk
penerangan parkir, maka mobil berwarna merah akan hilang karena berubah menjadi
mobll berwarna abu-abu.
Tabel
kromatisitas, temperature warna, dan indeks perubahan warna sumber penerangan.
Gambar Tabel kromatisitas, temperature warna, dan indeks perubahan warna sumber penerangan. |
Warna mempunyai dampak psikologis terhadap
pembeli daging ketika ruang penjualan daging diberi cahaya yang didominasi
warna biru atau putih dingin. Karena warna tersebut dapat memberikan kesan
bahwa daging-nya segar.
0 Response to "Sistem Dan Mekanisme Penglihatan Warna (Teknologi Pencahayaan)"
Post a Comment