Pada
beberapa penggunaan penerangan diperlukan pengaturan terhadap kuantitas besaran
cahaya, misalnya pada, teater, bioskop, studio film dan tv, auditorium, lampu
hias, reklame atau sistem penerangan di luar ruangan lainnya.
Distribusi
cahaya suatu sumber penerangan dapat diatur menggunakan armatur sebagai
perangkat optis sedangkan kuantitas cahaya dapat diatur dengan rangkaian
pengatur.
Armatur
berfungsi sebagai distributor, filter atau pentransfer cahaya yang dipancarkan
oleh satu atau beberapa lampu dari suatu sumber cahaya, untuk memasang dan
melindungi lampu termasuk untuk menyambungkan dengan sumber lisrik.
Ketentuan untuk armatur sebagaimana
disebutkan pada PUIL 87:
Pasal 510.C.1:
Armatur
penerangan di tempat lembab, basah, sangat panas, atau mengandung bahan korosi,
harus terbuat dari bahan yang memenuhi syarat bagi pemasangan di tempat itu dan
harus dipasang sedemikian rupa sehinga air tidak dapat masuk atau berkumpul
dalam jalur penghantar, fiting lampu, atau bagian Listrik lainnya.
Pasal 510.A.5:
Armatur
penerangan harus terisolasi dari bagian lampu dan fiting lampu yang
bertegangan.
Pengaturan
distribusi cahaya berkaitan dengan optikk menggunakan armatur dan untuk itu
armatur memungkinkan dilengkapi dengan perangkat optik, reflektor, lensa dan
refraktor, diluser, filter.
Disain
benuk geometri reflektor dapat memperngaruhi distribusi cahaya sedangkan
perangkat optik lainnya berpengaruh terhadap keluaran cahaya setelah melewati
perangkat optik tersebut (kuantitas cahaya yang dihasilkan lampu tidak
berubah).
Pengaturan
kuantitas cahaya dapat pula menggunakan rangkaian pengaturan tegangan, arus
masukan untuk lampu, maupun sudut penyulutan. Berbeda dengan pengaturan optik
rangkaian pengatur memungkinkan mengatur kuantitas cahaya yang dihasilkan
lampu.
Reflektor
Reflektor
untuk kelengkapan armatur menentukan disribusi cahaya yang dihasilkan lampu di
dalamnya karena faktor reflekansi bahan. Patulan atau refleksi adalah sutu
terminologi umum yang menjelaskan proses di mana sebagian arus cahaya tiba pada
permukaan suatu bidang dan tidak dapat menembus bidang tersebut.
Terdapat 3 macam pantulan yaitu:
Pantulan teratur
Pantulan difus arah baur
Pantulan
menyebar
Pada
reflektansi teratur sudut datang maupun sudut pergi sama besarnya, bahan teratur
antara lain: kaca dilapis perak, metal yang dipoles, lembar alumunium, dan
stain less steel.
Reflektansi
(kemampuan memantulan cahaya) berbagai bahan spekular ditunjukan pada tabel
dibawah.
Tabel reflektasi bahan-bahan spekular
Bahan
|
Pengerjaan Akhir
|
Reflektansi
|
Alumunium-umum
|
Poles dan anodaising
|
0,7
|
Alumunium kemurnian tinggi (diatas 99%)
|
Poles dan anodaising
|
0,8
|
Perak
|
Poles dan anodaising
|
0,9
|
Gelas dan plastic
|
Alumunisasi
|
0,85 hingga 0,88
|
Kromium
|
Poles
|
0,65
|
Baja stainless
|
Poles
|
0,6
|
Pantulan
difus dapat dihasilkan dari permukaan reflektor yang dibuat, dari partikel-partikel
kristal kecil.
Tabel bahan reflector difus
Bahan
|
Pengerjaan akhir
|
Reflektasi
|
Baja
|
Dicat putih yang mengkilap
|
Hingga 0,84
|
Plastic
|
Putih mengkilap
|
Hingga 0,9
|
Pada
pantulan menyebar tidak terdapat image gelas pada armatur pantulan menyebar
terjadi bila permukaan reflektor terbuat dari aluminium dipoles atau bahan
sejenisnya yang disikat, dietsa, pebbled atau corugated.
Tabel bahan reflektor menyebar
Alumunium
|
Pengerjaan akhir
|
Reflektansi
|
Alumunium
|
Peened
Etsa
Sikat
|
0,7 hingga 0,8
0,7 hingga 0,85
0,55 hingga 0,58
|
Kromium
|
Satin
|
0,5 hingga 0,55
|
Baja
|
Cat alumunium
|
0,6 hingga 0,7
|
Refraksi
adalah pembelokan cahaya yang melewati suatu medium ke medium lainnya, misalnya
pembelokan cahaya dari sumber cahaya melewati gas di dalam lampu kemudian
melewati penutup armatur.
Karena
adanya pengaruh media yang di lalui cahaya, maka terdapat besaran yang disebut
indeks refraksi yaitu perbandingan kecepatan cahaya pada udara vakum dengan
kecepatan cahaya melaui media tersebut seperti ditunjukan pada Tabel dibawah:
Nama Bahan
|
Indeks
|
Kaca crown
|
1,48-1,61
|
Kaca flint
|
1,53-1,96
|
Kaca kapur soda
|
1,51
|
Kaca timbal
|
1,53-1,67
|
Kaca borosilikat
|
1,48
|
Kaca alumuniumsilikat
|
1,54
|
Akrilik
|
1,49
|
Kuarsa
|
1,54
|
Pengaturan
Cahaya Lampu
Pengaturan
kuantitas pencahayaan sumber penerangan (lampu) terhadap besaran listrik sering
disebut peredup (dimmer). Pada prinsipnya pereduan cahaya lampu adalah
mereduksi arus cahaya yang dikeluarkan lampu.
Peredup
mernanfaatkan rangkaian kelistrikan menggunakan prinsip-prinsip: pengaturan
tegangan masukan, pengaturan arus, dan pengaturan sudut penundaan. Untuk
mengatur tegangan input lampu menggunakan resistor variabel (menyebabkan
kerugian tegangan) atau kumparan induktif sehingga tegangan yang masuk ke lampu
berkurang sedangkan untuk mengatur arus dapat digunakan tansformator variabel.
Tabel karakteristik, jenis, dan perangkat
pengatur
Jenis kontrol
|
Tegangan
|
Arus
|
Penundaan sudut pengaturan
|
|
Perangkat kontrol
|
Travo variable
|
Resistor variable
|
Penguat magnetic
|
Thyristor atau regulator
|
Karakteristik
|
Efisiensi baik
|
Efisinsi jelek
|
Efisiensi baik, tidak
|
Efisiensi baik, tidak
|
Range daya
|
Dapat dioperasikan hingga 5kVA
|
Hanya untuk 1 lampu
|
2,5 hingga 10 kVA`
|
2,5, 5,7 dan 10 kVA
|
Prospek
|
Hanya untuk lampu yang disuplaidc
|
Hanya untuk keperluan khusus dc
|
Lebih tepat untuk lampu pijar
|
Untuk segala lampu
|
Pengaturan
Tegangan
Untuk
pengaturan tegangan dapat digunakan tansformator (termasuk yang intinya
berbentuk toroida) atau rheostat (tahanan geser), sumber cahaya daya rendah
(law power light source). lampu pijar yang bekerja dengan +12% tegangan nominal
akan menyerap arus ±30, tetapi keluaran cahayanya hampir nol.
Grafik arus dan daya arus cahaya sebagai fungsi tegangan kerja pada lampu pijar |
Untuk
TL yang memiliki katoda panas, nilai puncak tegangan kerja pada masing-masing
setengah gelombang harus lebih kecil dari 200 volt. Sebab kalau lebih dari itu
dapat menyebabkan kerusakan lampu.
Pengaturan
tegangan pada TL dinyatakan tidak layak jika perbandingan arus cahayanya dengan
arus cahaya norrnal adalah 1 dibanding 10. Disamping untuk TL pengaturan
tegangan dapat dilakukan terhadap lampu-lampu pelepasan gas lainya.
Pengaturan
Arus
Pengaturan
arus menggunakan impedansinya balast adalah tidak ekonornis karena sangat
dipengaruhi beban, akan te!adi kerugian tegangan besar pada beban yang besar.
Dasar
sistem pengaturan arus terhadap lampu saat ini adalah pengaturan menggunakan
sudut penundaan (delay angle). Alat yang tepat saat ini adalah alat peredup
menggunakan thyristor atau triac yang memungkinkan disulut pada sudut yang
dikehendaki.
Pemotongan
Gelombang
Pengaturan
terhadap lampu listrik dapat dilakukan dengan pemotongan gelombang sinusoida.
Pemotongan terhadap gelombang sinus menyebabkan nilai efektif arus berkurang
sehingga lampu menjadi redup.
Pemotongan
gelombang sinusoida dapat dilakukan menggunakan penguat amplier magnetik
ataupun thyristor atau triac (rangkaian chapper) seperti dijelaskan pada
pembahasan di bawah ini.
Penguat
Magnetik
Penguat
magnetik merupakan alat yang dapat digunakan mengontrol penerangan sebagai
dimmer. Walaupun belakangan ini penggunaan penguat magnetik terdesak dengan
penggunaan thyristor dan triac (dikarenakan konstruksi penguat magnetik kurang
praktis).
Penguat
magnetik terdiri dari 2 induktor masing-masing terdiri dari sebuah belitan
beban, belitan pengatur, dan belitan pelengkap (belitan bias). Belitan beban
dihubungkan dengan sumber ac dan beban (lampu) sedangkan beiitan pengatur dan
belitan pelengkap dihubungkan dengan sumber dc.
Belitan
pengatur berfungsi mengatur saturasi kemagnetan sedangkan belitan pelengkap
digunakan untuk mengatasi perubahan tegangan sekaligus menentukan titik
pemotongan.
Masing-masing
induktor dihubungkan dengan penyearah (diode) sehingga hanya 1/2 gelombang
bolak-balik dari arus beban yang mengalir melalui masing-masing cabang
rangkaian.
Pengaturan
akan efektif-nya tegangan input menggunakan arus searah (Vd) yang berfungsi
mengatur saturasi kemagnetan inti induktor. Dengan cara menambahkan arus
pengatur maka impedansi penguat magnetik diperkecil, dengan demikian arus beban
naik sehigga lampu menyala lebih terang.
Demikian
sebaliknya untuk meredupkan nyala lampu dengan cara memperkecil sebagian dari
arus beban digunakan untuk membuat inti magnet saturasi sehingga arus yang
mengalir ke lampu berkurang dan akibatnya arus cahaya lampu mernjadi kecil.
Penguat
magnetik tidak terpengaruh variasi beban karena keberadaan belitan pelengkap.
Tegangan input belitan pelengkap sebesar Vb yang berfungsi untuk
pemotongan gelombang pada titik yang dikehendaki. Besarnya sudut pemotongan
berkisar antara 0 derajat hingga 90 derajat.
b. Rangkaian thyristor atau triac
Peredup
menggunakan thyristor atau triac digunakan untuk mengontrol sudut penundaan
yang menentukan kuantitas pemotongan gelombang sinusoida. Pada peredup
thyristor dipasang thyristor hubungan inverseparalel pada blok rangkaian beban
sehingga masing-masing thyristor beroperasi setiap 1/2 gelombang tegangan ac.
Artinya
pada ½ gelombang pertama anggap positif yang beroperasi thyristor pertama dan
setengah gelombang berikutnya negatifl yang beroperasi thyristor ke dua. Dengan
demikian maka pemotongan gelombang tergantung saat penyaluran yang dilakukan
pada interval waktu untuk tiap 1/2 gelombang.
0 Response to "Pengaturan Penerangan"
Post a Comment