Di postingan ini memaparkan factor-faktor
dan kurva polar yang merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya yaitu cara
menghitung penenrangan cahaya. Jadi yang dipelajari pada bab “perhitungan
cahaya” diantaranya sifat alami cahaya, besaran pokok, sudut ruang, Arus
cahaya, Intesitas cahaya, kuat penerangan, Luminasi, factor-faktor dan kurva
polar.
Faktor-Faktor
Pada teknik penerangan terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi kualitas penerangan yang harus diperhitungkan. Faktor-fakror
yang dimaksudkan adalah, faktor pemeliharaan, faktor absorbsi, faktor refleksi,
serta koefisien pemakaian.
Faktor pemeliharaan= kuat penerangan normal pada instalasi lama/kuat penerangan normal pada instalasi baru
Penggunaan lampu dalam jangka waktu yang
cukup lama dapat berakibat penurunan (depresiasi) arus cahaya. Kondisi ini ditunjang
pula oleh debu atau kotoran lainnya yang menempel pada permukaan larnpu.
Rumus Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penerangan |
Dengan perhitungan akan tampak bahwa
pemeliharaan kebersihan lampu sangat berpengaruh terhadap kualitas penerangan.
Besar faktor pemeliharaan berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Karena itu diperlukan
pembersihan terhadap lampu secara berkala.
Pada industri yang banyak terjadi uap atau asap
memungkinkan menyerap arus cahaya. kondisi ini menyebabkan suatu faktor yang
harus diperhitungkan, yaitu taktor absorbsi.
Faktor absorbsi = arus cahaya bersih setelah terjadi absorsi/ arus cahaya total yang dipancarkan sumber
Faktor absorbsi berkisar antara 0,5 hingga
1. Makin bersih cahaya area penerangan makin besar faktor absorbsinya.
Arus cahaya yang sampai pada permukaan
benda tidak semuanya diserap ataupun dipantulkan. Karena ada suaru faktor yang
harus diperhitungkan, yaitu faktor refleksi atau faktor pantulan.
Factor refleksi= arus cahaya yang dipantulkan/arus cahaya yang sampai pada permukaan
Tabel bahan dan faktor
refleksi
Pelapis
Perrnukaan
|
Faktor Refleksi
|
Kaca Perak
(silvered glass)
|
0,8 hingga 0,85
|
Baja tal-rar-r
karat (stainhss sreel)
|
0,55 hingga 0,6
|
Lenrper-rg
Kromium (cluomium plnte)
|
0,55 hingga 0,6
|
Kaca email
(vitreous email)
|
0,6 hingga 0,7
|
Tidak semua arus cahaya yang dipancarkan
sumber cahaya sampai ke bidang kerja sebagian sampai ke dinding dan sebagian ke
langit-langit. Kenyataan tersebut memerlukan penghitugan suatu faktor, yaitu
koefisien pemakaian.
Koefisien pemakaian = Arus cahaya yang sampai pada bidang kerja/arus cahaya total dari sumber cahaya
Koefisien pemakaian untuk ruang yang besar
dengan warna dinding cerah akan lebih tinggi dibanding dengan ruang kecil
dengan dinding yang berwarna gelap.
Penggunaan reflektor berpengaruh terhadap
besarnya arus cahaya yang sampai pada bidang kerja (degan reflektor arus cahaya
lebih terarah). Penggunaan armatur juga mempengaruhi koefisiensi pemakaian.
Koefisien pemakaian lampu dengan arlnatur
berkisar 0,3 hingga 0,6. Demikian banyaknya faktor yang harus diperhitungkan,
maka besarnya faktor secara keseluruhan adalah hasil perkalian faktor-faktor
yang diperhitungkan.
Suatu lampu 75 W memancarkan arus cahaya 950
lm dipasang di dalam amratur kaca berbenruk bola yang diameternya 30 cm.
Luminansi yang dihasilkan ke segala arah adalah 250 milambert.
Hitunglah:
a. Arus cahaya yang
diteruskan armatur.
b. Persentase arus cahaya yang diserap
armatur
Peyelesaian:
Φ yang diteteskan
arnatur: 0,25 . (4.p .30?) / 4 = 706,5 lm
Q yang diserap
arrlrarur = 950 lm - 706,5 lm = 243,5lm
% arus cahaya yang diserap armarur = (243,5
/ 950). 100 % = 25,6 %
Kurva Polar
Perancang penerangan perlu mengetahui
bagaimana efek pencahayaan yang dihasilkan suatu sumber cahaya. Karakreristik
fotometrik dari suatu kombinasi sumber cahaya dapat dikualifikasi berdasarkan
suatu pengukuran yang dinyatakan dengan suatu kurva yaitu kurva Polar.
Kurva Polar sering pula dlisebut Kurva Distribusi
Kandela (KDK) adalah suatu kurva yang menunjukan intensitas cahaya (1),
distribusi intensitas cahaya, atau kuat penerangan suatu sumber cahaya pada
semua kedudukan terhadap sumber cahaya.
Produsen lampu selalu menerbitkan KDK
setiap produknya untuk dijadikan acuan perancangan penerangan. umumnya produsen
lampu membuat KDK berdasarkan arus cahaya 1000 lm (cd/1000 lm) sehingga pada
setiap KDK dicantumkan keterangan kandela serta arus cahaya yang dijadikan
acuan.
KDK Suatu Lampu |
Jika kemudian diperlukan untuk perhitungan
lampu produk yang sama dengan arus cahaya 1500 lm, rnaka nilai yang tertera
pada KDK dikalikan 1,5.
Berdasalkan bentuknya KDK sesuai dengan
sumber cahaya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu: simetri dan asimeri seperti
ditunjukan pada gambar
Terdapat 4 metode
teknik pengurkuran yang dapat dilakukan untuk mendapatkan KDK suatu sumber
penerangan, yaitu:
1) Sumber cahaya
diputar pada sumbu vertikal dan horizontal sedangkan alat ukurnya dipasang pada
posisi dan kedudukan yang tetap
2) Sumber cahaya pada
posisi dan kedudukan tetap sedangkan alat ukurnya diubah ubah kedudukannya
(dengan jarak tetap dari sumber cahaya)
3) Sumber cahaya diputar
pada sumbu tegak sedangkan alat ukur digerakan setengah lingkaran vertikal
4) Sumber cahaya
bergerak bebas tetapi setiap kedudukan (dengan menggunakan sebuah kaca) cahaya
harus jatuh pada alat ukur.
Jika yang terbaca pada alat ukur adalah kuat
penerangan, maka selanjutnya menggunakan hukum kuadrat terbalik hasil pengukuran
dikonversikan dari lux merjadi kandela.
Hasil yang
diperoleh dari konversi tersebut digambarkan pada kertas grafik dan jika
kemudian jika titik-titik nilai hasil konversi tersebut dihubungkan satu sama
lain maka didapatlah KDK lampu.
0 Response to "Kurva Polar Dan Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Penerangan"
Post a Comment