Cara penyambungan yang dapat dilakukan
dibedakan menjadi dua yaitu sambungan basah dan sambungan kering. Masing-masing
sambungan mempunyai keuntungan dan kerugian sehingga penentuan jenis sambungan
tergantung dari berbagai faktor, yang di antaranya adalah faktor biaya.
Sambungan Basah
Sambungan basah
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) In-Situ Concrete
Joints
Sambungan jenis ini dapat diaplikasikan
pada komponen-komponen beton pracetak:
-
Kolom dengan kolom
-
Kolom dengan balok
-
Plat dengan balok
Metode pelaksanaannya adalah dengan
melakukan pengecoran pada pertemuan dari komponen-komponen tersebut. Diharapkan
hasil pertemuan dari tiap komponen tersebut dapat menyatu.
Sedangkan untuk cara penyambungan tulangan
dapat digunakan coulpler ataupun secara overlapping.
2) Pre-Packed
Aggregate
Cara penyambungan jenis ini adalah dengan
menempatkan aggregate pada bagian yang akan disambung dan kemudian dilakukan
injeksi air semen pada bagian tersebut dengan menggunakan pompa hidrolis
sehingga air semen tersebtrt akan mengisi rongga dari agregat tersebut.
Sambungan Kering
Jenis sambungan ini
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Sambungan Las
Alat sambung jenis ini menggunakan plat
baja yang ditanam dalam beton pracetak yang akan disambung. Kedua plat ini
selanjutnya disambung dengan bantuan las.
Melalui plat baja inilah gaya-gaya akan
diteruskan ke komponen yang terkait. Setelah pekerjaan pengelasan dilanjutkan
dengan menutup plat sambung tersebut dengan adukan beton yang bertujuan untuk
melindungi plat dari korosi.
2) Sambungan Baut
Pada penyambungan dengan cara ini juga
diperlukan plat baja di kedua elemen beton pracetak yang akan disatukan. Kedua
komponen tersebut disatukan melalui plat tersebut dengan alat sambung berupa
baut dengan kuat tarik tinggi. Selanjutnya plat tersebut dicor dengan, adukan
beton guna melindungi dari korosi.
In-Sute Concrete Joints
Penempatan sambungan antara kolom lantai
bawah, kolom lantai di atasnya dengan balok dapat terjadi pada satu titik yang
sama atau berbeda. Pada penyambungan komponen-komponen beton pracetak sebaiknya
dihindari penyambungan dengan jumlah komponen yang besar pada satu titik.
Hal ini dapat diatasi dengan menempatkan
sambungan antarkolom di atas titik sambungan antara kolom dengan balok.
Pelaksanaan penyambungan in-situ concrete ioints berdasarkan tahap
pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Pelaksanaan Satu
Tahap
Yang dimaksud di sini adaiah proses
pelaksanaan penyambungan antara kolom-kolom-balok yang dicor dalam satu kali
pengecoran. Penyambungan baja dapat dilakukan dengan menggunakan las atau
overlapping.
2) Pelaksanaan Dua
Tahap
Pelaksanaan dua tahap diaplikasikan pada
penyatuan komponenkomponen beton pracetak yang dapat dikerjakan menjadi dua
tahap. Contoh keadaan ini adalah proses penyatuan kolom-kolom-balok, tahap yang
pertama adalah pelaksanaan penyambungan antara kolom dengan balok kemudian
dilanjutkan pengecoran antara kolom dengan kolom.
3) Penyambungan Baja
Penyambungan baja tulangan dapat
dilaksanakan dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan menggunakan coupler
sedangkan cara yang kedua dengan perpanjangan tulangan baja. Pada penyambungan
antarkolom, tulangan bagian bawah pada kolom atas dan tulangan bagian atas pada
kolom bawah dipasang coupler atau connector.
Sambungan Las Dan Baut
Alat sambung kering dalam menyatukan
komponen beton pracetak menggunakan plat baja yang ditanamkan dalam beton dan
ditempatkan pada ujung-ujung yang akan disatukan.
Fungsi dari plat baja ini adalah untuk
meneruskan gaya-gaya sehingga plat baja ini harus benar-benar menyatu dengan
material betonnya. Dalam penyatuan komponenkomponen beton pracetak dapat
digunakan alat sambung berupa baut atau las.
Untuk menghindari terjadinya korosi pada
plat baja, setelah proses penyambungan selesai maka lubang sambungan tersebut
harus digrouting.
1) Sambungan Kaku
antara Balok-Kolom Menerus
Pada pertemuan antara balok dengan kolom,
ujung balok didukung oleh corbels yang menjadi satu dengan kolom. Penyatuan
antara dua komponen tersebut menggunakan las yang dilaksanakan pada plat baja
yang tertanam dalam balok dengan plat baja yang telah disiapkan pada sisi
kolom.
Jika karena sesuatu hal maka pada kolom
tidak dikehendaki adanya corbel maka untuk menyatukan kedua komponen tersebut
dapat digunakan baja siku yang ditempatkan pada balok.
2) Sambungan Sistem
Lambda
Sambungan jenis ini digunakan untuk
pelaksanaan penyatuan antar balok. Cara penyambungannya adalah dengan
menempatkan pin pada ujung balok yang akan disatukan. Pin tersebut kemudian
disatukan dengan alat sambung berupa baut ataupun las dan diikuti dengan
grouting untuk menghindari korosi yang mungkin terjadi. Sambungan antarbalok
sebaiknya ditempatkan pada daerah dengan momen terkecil.
3) Sambungan Kolom
dengan pin Joints
Untuk menyatukan dua buah kolom yang
mempunyai tampang I dapat digunakan pin yang terletak pada bagian atas dari
kolom bawah dan kemudian pada bagian bawah kolom atas disiapkan lubang untuk
memasukkan pin tersebut.
Penyatuan komponen-komponen tersebut
dilakukan rlengan memasukkan pin ke dalam rubang kemudian menggunakan baut
sebagai alat bantunya. Ujung atas baut di-grouting untuk menghindari terjadinya
korosi. Cara lain untuk menyatukan kolom adalah menggunakan baja profil “I”
yang ditempatkan pada ujung atas dari kolom bagian bawah.
Sedangkan ujung bawah dari kolom bagian
atas diberi lubang untuk menempatkan profil tersebut dan dilakukan grouting
untuk menyatukannya.
4) Sambungan Baut pada
Mushroom Structure
Penyatuan komponen beton pracetak tipe
mushroom dapat dilakukan dengan alat sambung baut.
Sambungan Prestressed
Sambungan komponen beton pracetak dapat
dilaksanakan dengan prestressed.
0 Response to "Sambungan Komponen Beton Pracetak"
Post a Comment