Pembentukan
elemen bangunan yang terbuat dari agregat beton dengan tekstur dan bentuk yang
diinginkan sangat tergantung pada cetakannya. Pembuatan dan instalasi cetakan
(formwork) dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya adalah:
-
Kualitas bahan yang digunakan
-
Kualitas tenaga kerja yang tersedia
-
Peralatan konstruksi yang tersedia
-
Tuntutan kualitas beton yang dihasilkan
-
Anggaran biaya yang tersedia
-
Sistem yang dikehendaki
Selain
faktor-faktor tersebut di atas juga perlu dipertimbangkan berbagai aspek lain,
di antaranya adalah biaya yang akan diserap agar tidak terlalu mahal atau cukup
ekonomis, waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan dan instalasinya dapat memenuhi
jadwal yang telah direncanakan, dan dapat memenuhi persyaratan kualitas.
Pada
dasarnya dalam usaha memenuhi fungsinya sebagai cetakan, cetakan beton dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
-
Cetakan untuk pengecoran di tempat (cast
in-place)
-
Cetakan untuk beton pracetak (precast
concrete)
Sebenarnya
kedua cara tersebut tidak jauh berbeda, sama-sama untuk membentuk beton. Yang
membedakan hanyalah lokasi cetakan tersebut berfungsi.
Pada
pengecoran di tempat, cetakan ditempatkan sesuai posisi komponen beton dalam
bangunan itu sendiri. Sedangkan cetakan untuk beton pracetak merupakan satu kesatuan
dalam proses produksi di mana penempatan cetakan tidak pada posisi komponen
bangunan akan ditempatkan namun dapat di mana saja (di lokasi proyek, di
pabrik, atau tempat lain yang telah direncanakan).
Selanjutnya
pembahasan akan lebih difokuskan pada cetakan untuk beton cor di tempat (cast
in-place), terutama untuk elemen struktural bangunan: pekerjaan fondasi,
dinding, kolom, balok, dan pelat.
Cetakan
Untuk Pondasi
Gaya
yang bekerja pada cetakan beton untuk pekerjaan fondasi adalah gaya tekan arah
horizontal yang ditimbulkan oleh beton basah. Pemilihan alternatif cetakan
fondasi dapat didasarkan atas asumsi bahwa cetakan akan dipasang seterusnya dan
cetakan akan dibongkar setelah beton mengeras.
Baca: Cetakan Dinding Beton
Pengelompokan
ini sering dibedakan menjadi dua, yaitu:
-
Cetakan yang bersifat sementara
-
Cetakan yang bersifat permanen
Pemilihan
penggunaan cetakan, jenis, dan metode pada pembentukan beton bawah permukaan
tanah sangat tergantung dari kondisi lokasi dan faktor lain.
Pada dasamya terdapat tiga
metode dalam pembentukan beton bawah permukaan tanah, yaitu:
-
Pemanfaatan dinding galian sebagai cetakan
beton.
- Penggunaan cetakan perrnanen, berupa panel
yang tidak akan pernah diambil kembali setelah pengecoran.
-
Penggunaan cetakan sementara, yaitu cetakan
pada umumnya.
Pemanfaatan
Dinding Galian
Penggalian
tanah untuk kepentingan penempatan struktur beton selalu dilakukan jika
lokasi/elevasi dari struktur tersebut memang telah direncanakan. Dalam kasus
demikian sisi galian dapat dimanfaatkan sebagai bidang cetakan untuk pengecoran
beton.
Hal
ini dapat dimanfaatkan apabila memenuhi beberapa persyaratan, antara lain:
dinding galian tanah dalam keadaan stabil dan permukaan dinding tanah dalam
keadaan kering.
Pemanfaatan
dinding potongan tanah tersebut dapat dianggap sebagai metode yang sederhana
dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Metode ini biasanya digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan fondasi, dinding penahan tanah (rendah) dalam proyek
pembangunan rumah tinggal.
Kedalaman
galian tentunya disesuaikan dengan tekanan tanah yang ditimbulkan. Kekurangan
dari metode ini adalah bidang singgungan antara agregat beton dengan dinding
tanah yang dapat mengakibatkan bercampumya agregat beton dengan tanah.
Untuk
menghindari hal tersebut sebaiknya bidang persinggungan tersebut dilapisi
material lain yang kedap air namun berbiaya murah.
Cetakan
Permanen
Keputusan
penggunaan cetakan perrnanen sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya
seorang pelaksana akan mengerjakan fondasi pada kedalaman tertentu. Untuk dapat
melaksanakan kegiatan tersebut maka harus diawali dengan pembuatan galian
dengan kedalaman yang sesuai dengan yang direncanakan.
Cetakan Permanen & Cetakan Sementara |
Keterangan Gambar:
No 1: Cetakan Permanen Menggunakan Material
Pasangan Bata
No
2: Cetakan Sementara
Selain
kedalaman fondasi, juga perlu disediakan ruang yang cukup untuk melaksanakan
pekerjaan pembuatan cetakan yang nantinya tidak akan diambil kembali setelah
pekerjaan pengecoran agregat beton selesai dilaksanakan.
Pemilihan
jenis material yang tepat untuk cetakan jenis ini sangat berarti dari aspek
teknis dan ekonomis. Jenis material ini harus mempunyai karakteristik, di
antaranya adalah sebagai berikut: mampu menahan gaya tekan akibat ketinggian
tanah dan mampu menahan gaya tekan yang ditimbulkan oleh beton basah, Material
yang dapat digunakan untuk cetakan beton permanen adalah pasangan bata merah,
yang tidak memerlukan biaya yang besar. Efisiensi cetakan perrnanen dapat
dihitung dengan mengasumsikan jika yang digunakan adalah cetakan yang dapat
diambil kembali.
Beberapa keuntungan
penggunaan cetakan perrnanen adalah:
-
Volume galian secukupnya
-
Lebih rapi dan bersih
-
Lebih rapat dari kebocoran
-
Lebih cepat (tidak memerlukan waktu
pembongkaran dan penimbunan kembali)
-
Lebih memudahkan pekerjaan pembesian dan
pengecoran
Kekurangan
cetakan permanen adalah:
-
Relatif lebih mahal dibanding cetakan
sementara,
-
Hanya sesuai untuk pekerjaan fondasi ground
beam.
Cetakan
Sementara
Cetakan
sementara adalah cetakan yang sifatnya tidak tetap, di mana cetakan tersebut
akan diambil kembali dari tempatnya setelah pelaksanaan pengecoran agregat
beton selesai. Keputusan untuk menggunakan cetakan sementara harus
mempertimbangkan beberapa faktor, terutama dalam pelaksanaannya di lapangan.
Salah
satunya adalah ruang gerak untuk pekerja dalam melakukan kegiatannya, baik pada
saat pemasangan cetakan beton, pelaksanaan pembesian, pelaksanaan pengecoran
dan pembongkaran bekisting. Tidak menutup kemungkinan bahwa hasil pengecoran
membutuhkan perapi-an atau bahkan finishing.
0 Response to "Instalasi Cetakan Untuk Pondasi Bangunan"
Post a Comment