Produksi mutlak merupakan peran pabrikator.
Sepanjang tidak terdapat halangan yang berkaitan dengan logistik, masalah yang
ada biasanya berkaitan dengan hal-hal teknis, sehingga dengan menyerahkan
pekerjaan tersebut pada pabrikator yang profesional maka hambatan teknis itu
akan dapat diredam.
Hal penting dalam faktor produksi adalah
penentuan prioritas, komponen yang akan lebih dahulu dipabrikasi tentu harus
disesuaikan dengan rencana kerja dan metode kerja yang direncanakan. Untuk
mencapai kesesuaian pemilihan komponen yang harus diproduksi lebih dahulu maka
dibutuhkan koordinasi antara pabrikator dengan instalator.
Area produksi harus tertata dengan baik,
mulai dari tempat penumpukan material dasar, proses pengecoran, proses rawatan
beton serta penyimpanan komponen beton pracetak. Konsekuensi dari unit ini
(pabrikator) adalah harus menyediakan lahan kerja yang cukup luas karena lahan
penumpukan bahan dan komponen beton pracetak yang diproduksi memiliki ukuran
dan kuantitas yang besar.
Proses produksi beton pracetak tampak
seperti Gambar di bawah. Hakikat dari pabrikasi beton pracetak adalah:
-
Kebutuhan akan
tenaga kerja relatif lebih sedikit.
-
Kecepatan proses
produksi.
-
Perbaikan kualitas
produk.
Dibandingkan dengan proses konstruksi
tradisional, hal yang menonjol dalam produksi beton pracetak adalah penggunaan
mesin dalam pabrik untuk menghasilkan komponen beton pracetak.
Selain membutuhkan tenaga kerja lebih
sedikit, penggunaan mesin akan mengurangi kesalahan yang diakibatkan oleh
"faktor manusia" sehingga akan dihasilkan produk dengan kualitas yang
lebih seragam.
Proses Produksi Beton Pracetak |
Metode Pabrikasi
Beberapa metode yang dapat digunakan dalam
lingkungan pabrik guna menghasilkan komponen beton pracetak adalah Stationary
Production, Slip-form Production, dan Flow line Production.
-
Stationary Production
Metode produksi di mana proses pabrikasinya
dilakukan pada cetakan yang bersifat tetap (tidak dapat bergerak) sampai
pekerjaan selesai. Cetakan yang digunakan harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga mudah dibongkar. Beberapa alternatif pemilihan rancangan cetakan
adalah:
- Rancangan cetakan
sedemikian rupa sehingga pada bagian samping dapat diputar ke bawah sehingga
terlepas dari beton.
-
Rancangan cetakan
dapat diangkat ke atas sehingga terlepas dari betonnya.
- Dengan merusak
cetakan (pasangan bata), cara ini biasanya digunakan untuk memproduksi beton
pracetak berupa dinding dan plat lantai untuk keperluan rumah tinggal dengan
berbagai ukuran yang tidak sama sehingga penggunaan cetakan yang dapat
digunakan berulang kali menjadi tidak efisien.
Pengaplikasian metode ini pada pabrikasi
komponen yang dimensinya cukup besar, seperti pembuatan komponen plat lantai.
Pabrikasi Hollow Core Slab (HCS) dengan sistem stationary production.
-
Slip-form Production
Metode pabrikasi dengan menggunakan cetakan
yang dapat bergerak sepanjang casting bed. Pelepasan cetakan tersebut dilakukan
dengan menggetarkan beton yang telah dipadatkan. Metode ini banyak dipakai untuk
memproduksi beton pracetak berupa plat.
-
Flow-line Production
Metode pabrikasi untuk memproduksi komponen
dalam jumlah banyak (massal), misalnya komponen atap, dengan harapan dapat
mempersingkat waktu produksi.
Pemilihan Metode Pabrikasi
Pemilihan metode
pabrikasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu:
-
Jumlah komponen
yang akan diproduksi.
-
Dimensi dari
komponen beton pracetak yang akan diproduksi.
-
Bentuk dari
komponen beton pracetak, linierlflat (slab-type component).
-
Sistem yang akan
digunakan (prestressed atau konvensional).
- Komposisi produk
dan material yang akan digunakan (lightweight concrete component, multi layer
slab).
Jumlah komponen yang harus diproduksi
mempunyai korelasi dengan kemampuan mesin. Untuk rangkaian kegiatan yang
memproduksi dalam jumlah yang kecil, ±200 uni/tahun, metode yang tepat untuk
digunakan adalah stationary production.
Jika produksi mencapai ±2000 unit/tahun
dimungkinkan untuk menggunakan metode slipforming production dan production.
Ukuran dari komponen yang akan diproduksi
terbatas yang sesuai dengan kemampuan dari mesin yang tersedia. Selain itu juga
terdapat korelasi antara. cetakan, crane, fasilitas transportasi dan ukuran
dari komponen beton pracetak itu sendiri.
Kriteria dari ukuran ini adalah berapa
besar biaya awal yang harus dikeluarkan untuk pembuatan cetakan, berapa besar
kapasitas mode transportasi yang tersedia dan berapa besar kapasitas crane yang
harus disediakan untuk mengangkat komponen yang lebih besar.
Komponen beton pracetak dengan dimensi ukuran
yang besar memang dapat menekan penggunaan tenaga kerja serta waktu pemasangan
dapat dicapai lebih cepat. Pada sisi lain produk seperti ini membutuhkan biaya
yang lebih besar untuk investasi peralatannya, sehingga timbul pertanyaan
seberapa ukuran komponen beton pracetak sehingga keuntungan yang diperoleh
sebanding dengan biaya tambahan yang dikeluarkan? Umumnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk kepentingan pemasangan ± 10% dari total cost.
Bentuk komponen beton pracetak merupakan
bagian penting dalam penentuan mekanisme proses produksi. Komponen balok dan
kolom lebih mudah diproduksi dengan metode stationary production, sedangkan
untuk memproduksi jenis slab adalah lebih cocok dengan metode slip form in pro
duction.
Cetakan (Moulding)
Cetakan merupakan unsur yang sangat penting
dalam mekanisme proses produksi beton pracetak. Biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan cetakan menyerap porsi yang cukup besar dari total biaya yang
diperlukan. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah dimensi yang akurat guna
menghasilkan komponen beton pracetak yang tepat.
Dimensi serta kualitas beton sangat
tergantung dari cetakannya. Persyaratan yang harus dipenuhi sebagai suatu
cetakan beton pracetak adalah:
- Mempunyai volume
yang stabil, sehingga dapat dihasilkan dimensi beton pracetak yang akurat.
- Dapat digunakan
berulang kali tanpa mengeluarkan biaya perawatan yang berarti.
- Mudah dipindahkan
dan rapat air sehingga tidak memungkinkan air agregat keluar dari cetakan.
- Mempunyai daya
lekat yang rendah dengan beton dan mudah membersihkannya.
- Dapat digunakan
untuk memproduksi berbagai bentuk komponen beton pracetak (fleksibel).
Material yang dapat digunakan untuk membuat
cetakan beton pracetak dapat berupa besi, kayu, atau plastik. Material dari
besi merupakan bahan yang hampir memenuhi persyaratan di atas namun dari segi
biaya relatif mahal.
Cetakan dari besi cocok digunakan untuk
memproduksi balok, kolom, plat, dan dinding. Sedangkan cetakan kayu sesuai
digunakan untuk memproduksi komponen beton pracetak dalam jumlah yang kecil.
Namun demikian terkadang penggunaan cetakan kayu tidak lebih murah dibandingkan
dengan penggunaan cetakan besi.
Daya lekat antara kayu dengan beton cukup
besar sehingga diperlukan material lain sebagai pelapis untuk menghambat daya lekat
keduanya (biasanya digunakan plastik). Keuntungan penggunaannya adalah mudah
dikerjakan karena berat material yang ringan.
Cetakan dari plastik dibuat dari bahan
fiber glass yang mudah dimodifikasi serta memiliki berat material yang ringan.
Kondisi Lapangan
Metode produksi yang digunakan adalah
stationary production dan slipform procluction. Metode stationary prodltction
dapat digunakan untuk memproduksi komponen balok precast ataupun pelat lantai,
sedangkan slip-form production digunakan untuk memproduksi komponen pelat
lantai.
Kebutuhan jumlah material untuk memproduksi
komponen struktur dengan teknologi beton pracetak sama saja jika dibandingkan
cqsi in'sittt. Dalam pabrikasi dibutuhkan bahan tambah (additifl berupa
sikament dengan takaran sesuai kebutuhan.
Untuk memenuhi kebutuhan bahanbahan
tersebut, pihak pabrik menjalin kerjasama dengan beberapa supplier dengan
tujuan agar harga bahan tidak dipermainkan oleh supllier.
Keterlambatan produksi tidak pernah
disebabkan karena terlambatnya pengiriman material oleh supplier, sehingga
sistem yang diterapkan pabrik cukup baik.
Kebutuhan mesin produksi umumnya dipenuhi
dengan cara memesan/ membeli dari luar negeri. Jenis mesin yang dibutuhkan
adalah: mesin cetak, mesin aduk, mesin potong, mesin sftessing, mesin lifting,
crane, forklift.
Tenaga kerja yang digunakan dalam
lingkungan pabrik adalah tenaga kasar yang dididik sehingga mampu
mengoperasikan alat. Tenaga kasar ini digaji relatif lebih rendah dibandingkan
pekerja di lapangan.
Produktifitas pekerja di pabrik lebih
konsisten, disebabkan oleh lingkungan kerja yang lebih baik (tidak panas, tidak
kehujanan). Risiko terjadinya kecelakaan kerja di pabrik lebih kecil
dibandingkan dengan kerja di lokasi proyek.
Produksi dapat dilaksanakan setiap saat,
tidak terpengaruh cuaca, sehingga jadual dapat ditepati sesuai dengan rencana.
Dengan pelaksanaan produksi di pabrik memungkinkan untuk melaksanakan pekerjaan
secara seri. Kualitas produk yang dihasilkan juga lebih seragam.
Hal ini disebabkan
oleh terjadinya pengendalian kualitas yang baik. Berat sendiri komponen beton
pracetak tidak menimbulkan masalah bagi produsen, namun demikian harus
disesuaikan dengan kemampuan alat yang tersedia untuk transportasi dan
pemasangan (maksimum ± 2 ton/komponen).
0 Response to "Produksi Beton Pracetak (Precast Concrete)"
Post a Comment