Dinding
menjadi hal yang paling diperhatikan baik pada segi arsitektur ataupun
struktur. Dinding yang merembes atau lembab sangat tidak memiliki nilai jual
terhadap bangunan tersebut. Jika mall atau perhotelan memiliki dinding yang
kurang pemeliharaaan pastinya pengunjungpun tidak begitu betah, begitu juga
terhadap dinding rumah. Postingan ini menjelasakan pemeliharaan yang dapat
dilakukan yang berkaitan dengan struktur pada dinding.
Pemeliharaan
Struktur Pada Dinding
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1) Periksa bagian dinding luar bangunan
(susunan bata atau blok, plesteran, dan sebagainya) dari keretakan,
pengelupasan, atau kerusakan lainnya. Kemudian, perbaiki sesuai kerusakannya.
2) Perhatikan bahwa retakan besar yang terjadi
pada dinding terutama retakan vertikal membelah lurus dari atas ke bawah
mungkin disebabkan oleh adanya pergerakan (penurunan atau pergeseran) dari
pondasi.
3) Segera lakukan pemeriksaan dan tindakan
perbaikan jika diperlukan (seperti penyuntikan pondasi).
4) Retakan-retakan kecil seperti rambut yang
terjadi pada dinding perlu dicermati apabila terus membesar karena menunjukkan
tanda adanya masalah pada pondasi. Konsultasikan pada konsultan konstruksi
untuk menanganinya sesegera mungkin.
5) Retakan-retakan demikian umumnya tidak
mempengaruhi kekuatan struktur dan tidak berbahaya, tetapi bila retakan terkena
udara luar dapat mengakibatkan masuknya air ke dalam dinding sehingga
menyebabkan kelembaban.
6) Retakan baru yang timbul harus diawasi dan
bila retakan terus membesar maka tindakan perbaikan harus segera dilakukan.
7) Retakan kecil pada plesteran dinding
umumnya disebabkan kualitas adukan plesteran yang kurang baik, seperti
kurangnya semen, penggunaan pasir yang kotor, atau terlalu banyak air yang
digunakan.
8) Retakan
besar agak sulit diperbaiki, tetapi ada satu cara yang dapat dipakai, yaitu:
potong plesteran pada dinding yang retak kurang lebih selebar 30 cm pada kedua
sisi dinding, buka retakan dengan pahat pada kedua sisi dinding, lalu isidengan
adukan beton (perbandingan semen atau pasir 1-:4).
Kemudian,
pasang kawat ayam (chicken wire), yaitu anyaman yang terbuat dari kawat tipis,
dengan menggunakan paku beton pada retakan di kedua sisi dinding. Setelah itu,
plester kembali sehingga tampak sama dengan dinding di sekitarnya.
9) Jika
plesteran dinding mengelupas dan jatuh, potong area dinding lalu plester
kembali hingga tampak sama dengan dinding di sekitarnya.
10) Buatlah
permukaan bata atau blok (pada area tempat plesteran mengelupas) menjadi kasar
karena salah satu alasan plesteran lepas adalah permukaan bata atau blok yang
terlalu halus hingga sulit bagi beton untuk menempel.
11) Berilah
zat aditif perekat atau cairan semen pada permukaan bata atau blok sebelum
mengerjakan plesteran.
12) Jika
plesteran mengalami retakan kecil seperti rambut maka dapat diperbaiki dengan
adukan perbaikan (propriotery filler) untuk bagian luar dinding, atau
menggunakan adukan semen atau air.
13) Retakan
yang lebih besar dapat menggunakan adukan semen atau pasir halus 1:1 dengan
ditambahkan lem PVA secukupnya.
14) Setelah
area tempat retakan pada dinding diperbaiki, ampelaslah plesteran dinding
supaya halus, lalu beri cat dasar (meni) dengan cat emulsi (cat berbahan dasar
air).
15) Kemudian,
lapisi kembali dengan 2 lapis cat emulsi agar tampak sama dengan area dinding
di sekitarnya.
Dinding
Bata Merah atau Konblok
Dinding
berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pula sebagai penahan beban
(wott beoring). Di lapangan kondisidinding bata berbeda-beda. Kadang ditemui
dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga memungkinkan tumbuhnya lumut
di permukaannya.
Kondisi
demikian kerap terjadi di daerah dengan muka tanah tinggi atau letak dinding
bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah seperti di perbukitan (misalnya:
vila atau paviliun peristirahatan). Penyebabnya adalah mortar dinding yang
diletakkan di antara batu bata tidak menggunakan mortar yang kedap air.
Pemeliharaan
pada saat pra konstruksi yang dilakukan antara lain:
1) Pasangan batu bata harus dibasahi
terus-menerus selama sedikitnya 7 hari setelah didirikan.
2)
Pasangan batu bata yang terkena udara
terbuka, selama waktu hujan lebat harus mendapatkan perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok.
3)
Siar atau celah antara dinding dengan kolom
bangunan, dinding dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup
dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam persyaratan Teknis pasangan
Bata.
4) Khusus
pasangan dinding bata ekspos harus menggunakan bata super dengan permukaan yang
baik dan selama pelaksanaan harus dilindungi supaya tidak terkena adukan dan
kotoran lainnya yang bisa mengakibatkan perubahan warna ataupun tekstur bata
ekspos.
Pemeliharaan
pada saat pasca konstruksi yang dilakukan antara lain:
1)
Apabila dinding terjadi rembes air atau
selalu basah:
a)
Hilangkan plesteran dinding terlebih
dahulu.
b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari
sloof dinding yang ada ke arah vertikdoal.
c)
Korek dengan sendok mortar atau alat pahat
dan sebagainya, spesi yang terdapat di antara batu bata setebal setengah dari
ketebalan bata dalam arah horizontalsepanjang 1 meter.
d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan
spesi atau mortar kedap air (campuran 1 PC:3 pasir).
e)
Bila telah mengering, lanjutkan ke arah
horizontalselanjutnya.
f)
Bila telah selesai satu sisi dinding,
lakukan pada sisi yang lain hal serupa.
g) Kemudian,
plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.
Apabila dinding retak:
a) Untuk retak rambut, korek bagian permukaan
dinding, tambal dengan saus semen, atau gunakan semen grouting khusus untuk
retakan dinding.
b) Untuk
retak konstruksi karena adanya perubahan bentuk struktur utama bangunan,
sebaiknya perbaikan yang dilakukan adalah perbaikan struktqg atau penguatan
bagian struktur yang bersangkutan.
Apabila dinding basah karena saluran air
bocor:
a)
Pastikan letak kebocoran.
b) Perbaiki
kebocoran pipa air.
Dinding
Beton
Bangunan
yang menggunakan expose concrete seperti di dinding luar bangunan, lapisan luar
kolom.
Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:
1)
Bersihkan permukaan expose concrete dengan
menggunakan sabun' bilas sampai bersih, dan lakukan setiap 5 bulan sekali.
2) Lakukan
pemberian cat transparan dengan warna 'doff atau unglossy' pada permukaan yang
ada sebanyak 2 lapis.
0 Response to "Pemeliharaan Struktur Dinding Bata Merah Dan Beton"
Post a Comment