Hal
yang harus dilakukan oleh penyelenggara bangunan adalah cara pemeliharaan tata
ruang luar. Pemeliharaan dan perawatan tata ruang luar diperlukan salah satunya
menjaga kelestarian. Postingan ini menjelaskan pemeliharaan halaman dan taman,
pemangkasan, pemupukan dan lain hal. Tulisan ini lanjutan dari lingkup
pemeliharaan.
Pekerjaan
Halaman dan Taman
Beberapa
pekerjaan pemeliharaan begitu juga perawatanya di area lingkungan luar bangunan
gedung atau rumah dibahas pada tulisan ini.
Tujuan
dilakukanya pekerjaan pemeliharan salah satunya adalah supaya kebersihan dan
keindahanya terjaga.
Tim
dari pemeliharaan harus mengetahui item seperti apa dan bagaimana cara yang
dapat dilakukan pada komponen tersebut.
1) Lakukan pembersihan setiap hari agar tidak
ada sampah yang membusuk dan dapat menimbulkan bau tidak enak atau binatang
yang bersarang
2) Lakukan pemotongan rutin terhadap rumput
dan tanaman untuk menghindari binatang yang akan bersarang dan bersembunyi.
3)
Lakukan penyiraman teratur agar tanaman
tumbuh dengan baik dan subur.
4)
Sediakan tempat sampah agar tampak bersih
dan memudahkan pembuangannya.
5) Segera potong rumput atau tanaman yang mati
agar tidak rnempengaruhi yang lain.
6) Potong pohon dan tumbuhan liar yang tumbuh dekat
bangunan, lalu tebanglah pohon yang berada terlalu dekat dengan bangunan karena
akarnya dapat membahayakan pondasi bangunan
7) Periksa
dan musnahkan bila ada sarang-sarang rayap atau serangga' Apabila ada rayap di
sekitar bangunan, segera temukan sarangnya, lalu gali dan hancurkan.
Pemeliharaan
Tanaman
Pemeliharaan
tanaman harus disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman yang ditanam. Bahan
dan peralatan yang dipergunakan dalam setiap jenis pekerjaan pemeliharaan harus
benar-benar baik, memenuhi standar pekerjaan yang dibutuhkan, dan tidak merusak
tanaman. Oleh karena itu, pekerjaan pemeliharaan tanaman dilaksanakan dengan
memperhatikan ketentuan berikut:
A. Penyiraman
1)
Penyiraman harus dengan air bersih dan
bebas segala bahan organik, zat kimia, atau bahan lain yang dapat merusak
pertumbuhan tanaman.
2) Penyiraman
dilakukan dengan cara:
a) Memakai alat khusus untuk menyiram tanaman
seperti emrat yang memiliki banyak lubang pada ujung keluarnya air sehingga
dapat menyebarkan air secara merata ke seluruh permukaan tanah yang disiram.
b)
Memakai slang air dari plastik yang
dihubungkan dengan keran atau sumber air terdekat. Penyiraman dilakukan dengan
memancarkan air menggunakan nozzle atau sprinkler.
c) Penyiraman
dilakukan secara teratur terutama di musim kemarau bagi tanaman dan rumput yang
baru ditanam serta tanaman dalam tempat penampungan.
Jadwal
penyiraman sebagai berikut:
a)
Dua kali sehari secara teratur bagi semua
jenis tanaman dan rumput yang baru ditanam dan semua tanaman dalam penampungan
sementara, sebelum pukul 10.00 dan sesudah pukul 15.30 sampai tanaman tumbuh
sehat dan kuat.
b) Semua jenis tanaman dan rumput yang sudah
terlihat tumbuh baik dan kuat harus disiram 1 kali sehari pada sore harisetelah
pukul 15.30.
c)
Penyiraman dilakukan sampai cukup membasahi
bawah permukaan tanah.
d) Tanaman yang masih terlihat cukup basah
tanahnya pada sore hari tak perlu disiram.
e) Penyiraman
yang berlebihan tidak diizinkan. Air harus dapat terserap baik oleh tanah di
sekitar tanaman.
B. Penyiangan
1) Penyiangan harus dilakukan secara teratur
tiap sebulan sekali bagi tanaman pohon dan rumput.
2) Penyiangan
bagi tanaman rumput dilakukan untuk mencabut segala tanaman liar dan jenis
rumput yang berbeda dengan jenis rumput yang ditanam. Alat yang dipakai adalah
alat pancong atau cangkul garpu kecil.
Penggantian
Tanaman
1) Kontraktor wajib melakukan penggantian
setiap pohon, tanaman penutup, atau rumput yang ditemukan rusak atau mati.
2) Semua penggantian dengan tanaman baru
menjadi tanggung jawab kontraktor sampai masa pemeliharaan yang ditentukan
berakhir.
3) Penggantian tanaman harus sesuai dengan
jenis, bentuk, atau warna tanaman yang ditanam dan disetujui klien atau
pengawas.
4) Penggantian tanaman harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak tanaman lain di sekitarnya saat mencabut
dan menanam tanaman baru.
5) Penggantian
tanaman dilaksanakan pada sore hari antara pukul 15.30-18.00, lalu dilanjutkan
penyiraman.
C. Pemangkasan
1)
Pemangkasan dilaksanakan untuk membuang
cabang atau ranting liar atau untuk menjaga atau memperbaiki bentuk pertumbuhan
yang dinginkan. Cabang atau ranting yang mati atau layu harus dibuang dengan
memotongnya.
2) Semua pekerjaan pemangkasan harus dilakukan
dengan gunting pangkas. Pemotongan cabang dan ranting dari arah bawah dengan
membuat potongan miring menjauh (30-40) derajat dari tunas pada cabang atau
ranting yang tersisa jika memungkinkan agar pertumbuhan baru dapat muncul dari
tunas tersebut.
3) Tidak dibenarkan melakukan pemangkasan
cabang atau ranting tanpa menggunakan alat pemotong yang cukup tajam.
4)
Bekas pemotongan cabang atau ranting harus
ditutup dengan cat penutup luka untuk mencegah infeksi yang disebabkan jamur
pembusuk kayu atau serangga yang dapat membunuh tanaman.
5) Pemangkasan
dilakukan secara teratur tiap sebulan sekali.
D. Pemupukan
1)
Pupuk kandang yang matang digunakan untuk
membuat tanah sehat atau subur yang terdiri atas campuran pupuk kandang dan tanah
baik dengan perbandingan 1:1. Campuran akan digunakan untuk penimbunan.
2)
Pupuk kandang yang berasal dari sapi atau
kuda yang telah kering dan matang digunakan untuk meningkatkan unsur mikro dan
makro. Pupuk kandang harus bersih dari gumpalan akar rumput dan tanaman liar
serta dalam keadaan sudah hancur (tak terdapat bongkahan).
3) Pupuk buatan NPK diberikan pada tanaman
pohon peneduh setelah tanaman melampaui masa tanam 3 bulan.
4)
Pupuk NPK diberikan sebanyak 25 gram pada
setiap tanaman untuk mendorong pembentukan akar dan pembuahan. Pemupukan
dilakukan dengan menanamkannya di dalam tanah sedalam minimal L0 cm di
sekeliling tajuk pohon pada setiap jarak 60 cm.
5)
Pupuk buatan ZA atau urea untuk rumput
harus diberikan sebanyak 12 gram/m2. Pemupukan dilakukan sebulan
sekali. Pupuk harus dilarutkan dengan air, lalu disemprotkan dengan sprayer ke
permukaan rumput.
6) Pupuk buatan yang mengandung unsur-unsur
NPK seperti Rustica Yellow (15:15:15) digunakan untuk mendorong pembentukan
akar, bunga, dan buah.
7)
Pupuk buatan ZA atau urea digunakan untuk
pemupukan rumput.
8)
Pupuk kandang yang ditambahkan pada tanah
uruk adalah pupuk kandang yang telah kering dan matang dengan perbandingan
jumlah 1:1".
9)
Pemupukan harus diulang 3 bulan kemudian.
10) Pupuk
dan obat antihama yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan dalam
persyaratan teknis.
F. Pemberantasan Hama Penyakit
1)
Pemberantasan hama penyakit dilakukan
sebelum tanaman terserang penyakit.
2)
Pemberantasan untuk hama (serangga dan
ulat) dilakukan dengan penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang, dan
cabang.
3) Bahan yang dipakai adalah pestisida
campuran Basudin/Diazinon 60 EC dan air dengan perbandingan 2 cc obat: 1, liter
air.
4)
Pemberantasan jamur dan sejenisnya
menggunakan fungisida Dithane M-45 yang dicampur air (2 gr/liter air). Pemberantasan
dilakukan dengan penyemprotan ke seluruh permukaan daun, batang, dan cabang.
5) Pemberantasan penggerek batang menggunakan
BHC, sedangkan untuk siput dapat menggunakan Metdex yang disebarkan di sekitar
pohon.
6) Penyemprotan
hama dan jamur:
a)
Untuk rumput, dilakukan 2 bulan sekali.
b) Untuk
tanaman dilakukan sebulan sekali.
7) Penyemprotan
hama dan jamur dilakukan bergantian. Penyemprotan dari jenis obat berbeda
jangan dilakukan sekaligus, tetapi beda waktu selang 2 minggu.
Pemeliharaan
Pipa Air Kotor, Septik Tank, dan Rembesan
1) Periksa pipa rembesan dari toilet menuju
septik tank setiap bulan untuk memastikan tidak ada pipa yang rusak dan
menyebabkan kebocoran maupun penyumbatan. Apabila terjadi kerusakan maka pipa
harus digali dan dibongkar.
2) Gunakan pipa paralon berdiameter 15 cm dan
terbuat dari PVC yang baik kualitasnya. Jika terjadi penyumbatan pada saluran
pipa ini maka kita dapat menggunakan cairan kimia yang dituang ke dalam pipa
untuk menghancurkan kotoran yang menyumbat pipa.
3) Periksa tutup septik tank sebulan sekali
untuk mencegah terjadinya keretakan dan kebocoran. Apabila terjadi keretakan
atau kebocoran, maka hal tersebut bisa diperbaiki dengan adukan pasir atau
semen (perbandingan 1:3).
4) Saat septik tank terisi penuh, kita
memerlukan mobil khusus untuk menyedot tinja dan memompa keluar isi septik
tank. Apabila mobil penyedot tinja tidak tersedia di sekitar lokasi maka septik
tank baru harus segera dibangun. Semua pipa limbah lama harus terhubung ke
dalam septik tank baru.
5) Setelah septik tank lama mengering, isinya
bisa digali menggunakan sekop. Setelah digali sampai kosong, septik tank lama
bisa menjadi alternatif cadangan seandainya septik tank baru menjadi penuh.
6) Rembesan pun suatu saat terisi penuh
sehingga tidak memungkinkan air dari septik tank merembes. Daerah di atas
sekitar septik tank memiliki kemungkinan untuk tergenang karena air tidak bisa
merembes sepefti seharusnya. Untuk mengatasinya, kita memerlukan rembesan baru
yang terhubung dengan septik tank.
7)
Cegah masuknya bahan yang tidak larut ke
dalam septik tank.
8)
Jangan membuang air bekas mandi ke dalam
septik tank.
9)
Periksa bak kontrol bila septik tank penuh
dan sedot setiap 6 bulan sekali.
10) Apabila septik tank dan rembesannya dalam
keadaan penuh, sedot dan kosongkan septik tank atau buatlah septik tank baru untuk
memenuhi kebutuhan.
11) Periksa
tutup dan saluran septik tank. Ganti jika rusak atau atur posisinya jika
longgar.
Pemeliharaan
Floor Drain
1)
Periksa setiap hari saringan air yang
terdapat pada lantai kamar mandi atau WC.
2) Usahakan selalu terdapat air pada setiap
saringan untuk mencegah masuknya udara tidak sedap ke dalam ruangan (kamar
mandiatau WC).
3) Perbaiki atau gantitutup saringan bila
telah rusak.
4) Bersihkan
dari bahan yang menempel pada lubang ujung saluran, lalu bersihkan bila kotor.
Saluran
Drainase Air Hujan
1)
Periksa dan perbaili parit-parit di
sekeliling bangunan.
2) Saluran drainase air hujan di sekitar
bangunan dan tapak harus dibersihkan seminggu sekali. Khususnya di musim hujan,
saluran drainase cenderung mengalami pemampatan
3) Periksa saluran drainase jika mengalami
keretakan, penurunan, penggenangan air, dan lain-lain setiap tahun. Perbaiki
retakan pada saluran drainase dengan menggunakan adukan pasir atau adukan semen
(dengan perbandingan 1:3).
4)
Apabila keretakan yang terjadi pada saluran
drainase terlalu parah, bagian yang mengalami keretakan dapat dibongkar dan
dibangun kembali dengan campuran semen, kerikil, dan pasir (dengan perbandingan
1:2:4) atau menggunakan bata yang disesuaikan dengan saluran drainase lama.
5) Saluran drainase yang menggenang bisa
menjadi sarang nyamuk. Apabila terdapat bagian drainase yang mengalami
penggenangan, maka bagian tersebut dapat dibuat sama tinggl dengan permukaan
tanah menggunakan woterposs dan menggunakan campuran pasir dan adukan semen
(dengan perbandingan 1:3).
6) Timbun
dan ratakan bagian-bagian tanah berlubang agar tidak terdapat genangan air yang
dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Pemeliharaan
Kebersihan Lantai di Luar Bangunan
A.
Lantai Poving Block di Sekitar Bangunan
1)
Sebelum pekerjaaan dimulai, siapkan
peralatan kerja selengkapnya, yaitu: mesin poles, ember, sapu lidi, selang air,
dust pan, wiper floor, sikat ijuk bertangkai, dan deterjen. Cek mesin yang
harus siap pakai. Apabila ada kabel yang terkelupas maka harus diperbaiki
dahulu karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
2) Bersihkan rutin tiap hari dengan sapu lidi,
lalu masukan sampah ke dalam kantong plastik menggunakan dust pan. Teknik
penyapuan jangan bertentangan atau berlawanan arah angin.
3) Bersihkan rumput yang tumbuh pada
celah-celah paving. Apabila sulit penanggulangannya, gunakan pembasmi rumput
round up atau yang setara.
4)
lsi kembali celah-celah paving dengan pasir
halus menggunakan sapu lidi sampai rata. Apabila keadaanya kurang rata atau
bergelombang maka laporkan kepada teknisi.
5) Bersihkan lantai paving yang kotor atau
terkena oli kendaraan dengan sikat dorong atau mesin poles. Gunakan air panas
dicampur floor cleoner atau deterjen. Bilas gunakan selang air dan keringkan kembali
dengan wiper lantai dan stick mop.
6)
Arahkan pencucian lantai paving dengan
wiper floor dari posisi lebih tinggi ke area yang rendah, yaitu mengarah ke
floor drain atau selokan air, untuk memudahkan pembersihan sisa-sisa kotoran.
7) Periksa paving block di sekitar bangunan
sebulan sekali karena paving block sering mengalami keretakan atau penurunan
yang dapat membahayakan anak-anak yang sedang bermain.
8)
Kerusakan kecil pada poving block bisa
diperbaiki menggunakan adukan 1 pasir: 3 semen.
9)
Apabila terjadi kerusakan besar pada poving
block maka kita bisa menggunakan adukan semen, pasir, dan kerikil (dengan
perbandingan 1:2:4).
10) Penurunan pada poving block umumnya
disebabkan oleh permukaan tanah yang belum dipadatkan atau tanah terbuat dari
material lunak atau tidak layak. Kemungkinan lainnya disebabkan oleh pondasi
yang mengalami penurunan. Apabila hal ini terjadi maka sebaiknya segera
diperbaiki.
11) Apabila
penurunan yang terjadi hanya berskala kecil maka slab lantai dapat dibongkar
dan digali, lalu dilapisi kerikil dan dipadatkan. Kemudian, slab dicor
menggunakan adukan semen, pasir, dan kerikil dengan perbandin gan 1:2:4.
B. Jalan Setapak
1) Jalan setapak menuju dan di sekitar tapak
harus diperiksa setiap bulan. Apabila jalan setapak mengalami keretakan atau
penurunan maka hal tersebut dapat berbahaya bagi anak-anak yang bermainmain di
halaman.
2) Keretakan pada jalan setapak pun akan
mempengaruhi daya tahan pondasi apabih air mampu menembus celah keretakan.
3) Keretakan kecil pada jalan setapak yang
menggunakan paving block bisa diperbaiki dengan menggunakan adukan semen dan
pasir (1:3), sedangkan keretakan besar bisa menggunakan adukan semen, pasir,
dan kerikil (1:2:4).
4) Penurunan
permukaan pada jalan setapak ada kemungkinan disebabkan oleh kurang padatnya
permukaan tanah atau kondisi permukaan tanah yang terlalu lunak dan terbuat
dari material tidak stabil. Untuk mengatasinya, lantai kerja harus dibongkar,
digali, dan dipadatkan, lalu diberi pasir. Selanjutnya, lantai kerja dicor
menggunakan adukan semen, pasir, dan kerikil (1:2:4).
C. Penambahan Dinding Penyangga (Talud)
1) Apabila tapak berkontur maka perlu
mendapatkan. Dinding penyangga untuk menahan tanah di sekitar tapak, bangunan,
dan area bermain.
2) Periksa dinding penyangga setiap bulan
apabila terjadi keretakan yang memperlihatkan pergeseran atau penurunan pada
dinding. Apabila keretakan yang terjadi bertambah besar, sedangkan ketinggian
dinding lebih dari 1,2 meter maka sebaiknya hal ini dikonsultasikan dengan ahli
konstruksi.
3) Apabila
ketinggian dinding penyangga di bawah 1.,2 meter dan berjarak lebih dari 3
meter dari bangunan, dinding bisa dibongkar dengan hati-hati (tetapi sebaiknya
tidak dilakukan saat hujan). Tanah di belakang dinding penyangga digali,
diganti, dan dipadatkan lalu dinding penyangga bisa didirikan kembali.
D. Pagar, Halaman,
Dinding, Dan Gerbang
1) Pagar halaman, dinding pagar, dan gerbang
harus diperiksa sebulan sekali karena merupakan faktor penting dalam menjaga
keamanan. Elemen-elemen tersebut penting pula untuk menjaga area sekitar
bangunan supaya tidak dirusak oleh ternak atau binatang dari lingkungan
sekitar.
2) Secara umum, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemeliharaan pagar halaman dan gerbang adalah bagian yang terbuat
dari besi pada pagar dan gerbang. Besi pada pagar dan gerbang cenderung
berkarat, maka harus diampelas dan dicat ulang dalam jangka waktu minimal 4
tahun sekali.
3)
Bagian yang mempunyai engsel harus diberi
pelumas secara teratur.
4)
Bagian yang rusak pada pagar besi harus
segera diperbaiki atau diganti.
5) Apabila dinding pagar mengalami keretakan
dan penurunan, segera diatasi seperti yang tertera pada bagian Pemeliharaan
Dinding.
6) Pengecetan ulang dinding sebaiknya
dilakukan maksimal 4 tahun sekali. Kita dapat menggunakan cat dasar air. Luar
bangunan menggunakan cat Wheotercoot atau Elastomeric woll coating.
7) Apabila
terjadi kerusakan cat di luar bangunan, pemeriharaan khusus dilakukan antara
lain:
a) Bila menggelembung (blestering)
Disebabkan oleh:
-
Pengecatan pada permukaan belum kering.
-
Pengecatan terkena terik matahari langsung.
-
Pengecatan pada permukaan yang lama sudah
terjadi pengapuran.
-
Pengecatan pada permukaan yang kotor dan
berminyak.
- Bahan yang dicat menyusut atau memuai, ini
terjadi apabila permukaan yang dicat mengandung air atau menyerap air.
Cara perbaikannya:
- Keroklah lapisan cat yang menggelembung dan
haluskan permukaannya dengan kertas ampelas.
-
Bed lapisan cat baru hingga seluruh
permukaan tertutup rata.
- Keroklah lapisan yang mengelupas dan
bersihkan dengan kertas ampelas hingga permukaan rata, halus, dan kering.
-
Beri lapisan cat yang baru hingga permukaan
tertutup rata.
b) Berbintik (bittiness)
Penyebabnya adalah:
-
Debu atau kotoran dari udara atau kuas atau
alat penyemprot kering sempurna.
-
Adanya bagian-bagian cairan yang sudah
mengering ikut tercampur atau teraduk.
Cara perbaikannya:
-
Tunggu lapisan cat sampai kering sempurna.
-
Gosok permukaan yang akan dicat dengan
kertas ampelas halus dan bersihkan.
-
Beri lapisan cat baru sampai permukaan
cukup rata.
c) Retak-retak (crozing/crocking)
Penyebabnya adalah:
- Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah
lama karena elastisitas berku rang.
-
Pengecatan pada lapisan cat pertama
belum.cukup kering.
-
Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak
merata.
Cara perbaikannya:
-
Keroklah seluruh lapisan cat, lalu haluskan
permukaannya dengan kertas ampelas dan bersihkan.
-
Beri lapisan cat baru.
d) Perubahan warna (discoloration)
Penyebabnya adalah:
-
Pigmen yang dipakai tidak tahan terhadap
cuaca dan terik matahari.
-
Adanya bahan pengikat (binder) bereaksi
dengan garamgaram alkali.
Cara perbaikannya:
-
Pilihlah jenis cat lain.
-
Lakukan kembali persiapan permukaan dan
lapisi dengan cat dasar (tahan alkali).
e) Sukar mengering (drying troubles)
Penyebabnya adalah:
- Pengecatan dilakukan pada cuaca yang tidak
baik atau kurangnya sinar matahari, misalnya udara lembab.
- Pengecatan pada permukaan yang mengandung
lemak (wax polish), minyak, atau berdebu.
Cara perbaikannya:
- Hilangkan seluruh lapisan cat, bersihkan,
dan biarkan permukaan mengering lalu baru dicat ulang dalam keadaan cuaca baik.
-
Pada seluruh lapisan cat, bersihkan dan
beri lapisan cat yang tahan alkali.
f) Garis-garis bekas kuas (brush marks)
Penyebabnya adalah:
-
Kuas diulaskan terus saat cat mulai
mengering.
-
Pemakaian cat terlalu kental.
-
Pemakaian kuas yang kotor.
Cara perbaikannya:
Setelah
lapilan cat mengering, gosoklah dengan kertas ampelas, bersihkan, dan cat
dengan pengecatan yang benar lalu cat ulang dengan cat yang kekentalannya
cukup.
g) Daya tutup berkurang (poor opocity)
Penyebabnya adalah:
-
Cat yang terlalu encer.
-
Pengadukan kurang baik.
-
Permukaan bahan yang akan dicat terlampau
berpori-pori.
Cara perbaikannya:
-
Encerkan cat sesuai anjuran, lalu aduk cat
hingga merata.
-
Ulangi pengecatan sampai cukup rata.
h) Lapisan cat menurun pada beberapa
tempat (sagging)
Penyebabnya adalah:
Pengecatan tidak merata.
Cara perbaikannya:
-
Biarkan cat mengering dengan baik.
- Ratakan bagian yang menurun dengan kertas
ampelas, lalu lakukan pengecatan ulang.
i) Kurang mengilap daripada seharusnya
(loss Of Gloss)
Penyebabnya adalah:
-
Pengecatan dilakukan pada permukaan yang
mengandung minyak atau lilin.
-
Pengecatan saat cuaca kurang baik atau
lembab.
-
Pengecatan dilakukan dengan cat yang sudah
tua atau mulai mengapur.
Cara perbaikannya:
- Ampelaslah dan ulangi pengecatan kayu yang
lapisan catnya sudah tua atau kurang mengilap.
- Keroklah seluruh lapisan cat dari permukaan
sebelum melakukan pengecatan baru.
-
Pengecatan dinding dalam bangunan dapat
menggunakan cat dengan Vinyl Silk.
0 Response to "Cara Pemeliharaan Lingkungan Area Luar Gedung"
Post a Comment