Pelaksanaan pekerjaan pilar merupakan suatu
kegiatan demi rampung-nya jembatan. Pada pelaksanaan-nya orang yang memiliki
pendidikan teknik sipil harus mampu mengurai dan menemukan solusi yang dianggap
ideal ketika proses pelaksanaan dan pengawasan tersebut berlangsung.
Pada postingan ini
saya mengulas tahapan pekerjaan pilar dari mulai pekerjaan pondasi, pilar, pier
head serta penulangan-nya. Dengan postingan ini penulis bertujuan untuk
memudahakan setiap orang terutama mereka yang sedang menempuh kuliah teknik
sipil dan akan menghadapi sidang kerja praktek, tentu ketika sidang harus bisa
menjelaskan bagaimana pelaksanan dan pengawas di lapangan, untuk itu berikut
merupakan tahapan demi tahapan-nya.
Pekerjaan Pilar/Pier
Pada pekerjaan struktur pilar/pier meliputi
beberapa tahapan yaitu:
Pekerjaan Pondasi
Proses Pekerjaan Pilar Jembatan |
Pekerjaan ini dilaksanakan sebelum Pekerjaan
Pier kolom dengan menggunakan mutu beton K 350. Proses pekerjaannya meliputi
pemasangan tulangan, kemudian pemasangan bekisting, pada saat pemasangan tulangan
untuk badan Pondasi digunakan besi D 19
uril untuk tulangan pokok dan digunakan besi D 13 uril untuk tulangan sengkang.
Setiap pelaksanaan pekerjaan bangunan
konstruksi didasarkan pada desain awal perencanaan yang sudah rampung, jikalau
pada perencanaan menggunakan mutu beton K-500 dan menggunakan besi diameter
yang berbeda dengan yang tercantum di atas maka laporan pekerjaan dan
pengawasan juga harus sesuai. Seperti yang saya utarakan, ini hanya pembahasan
suatu laporan dari proyek sebenernya dan bias dijadikan contoh atau bahan
rujukan ketika anda menjelaskan suatu item pekerjaan baik saat bekerja di
lapangan atau sidang kerja praktek dan tugas akhir.
Pekerjaan Pier Kolom
Setelah pengecoran pile cap selesai maka
mulai dipersiapkan untuk penyetelan pier kolom. Sambungan overlap antara
tulangan memanjang adalah 40 diameter sesuai PBI 1971. Beton decking setebal 5
cm harus sudah terpasang sebelum bekisting ditempatkan pada tulangan. Jarak
antara beton decking dipasang per 40 cm dalam grid. Setelah penyetelan tulangan
selesai (kapasitas produksi penyetelan lihat penyetelan besi pile cap) dan
beton decking terpasang seluruhnya maka mulai pemasangan metal form sebagai
bekisting.
Pada saat pemasangan bekisting ini harus
dicek semua ikatan terpasang kuat. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
menggunakan mutu beton K 350 dan K 450. Proses pekerjaannya yaitu: pemasangan
tulangan, kemudian pemasangan bekisting, lalu pengecoran. Pada saat pemasangan
tulangan untuk pier kolom digunakan besi D 32 uril untuk tulangan pokok dan
digunakan besi D 13 uril untuk tulangan sengkang.
Pengecoran dapat dilaksanakan apabila
Pemasangan tulangan telah selesai, kebersihan telah mendapat approval dari
engineer, pada pengecoran pier ini dipakai concrete pump sebagai alat bantu
pengecoran beton. Bekisting sudah dapat diangkat minimal 3 hari setelah
pengecoran (beton dengan additive superplastisizer), setalah bekisting diangkat
beton segera dipelihara (curing) dengan menyemprotkan curing compound pada
permukaan beton.
Pekerjaan Pier Head
Setelah curing beton untuk pier kolom
minimal dilaksanakan 7 hari maka mulai untuk pekerjaan pier head, sebelum
penyetelan tulangan maka bekisting deck harus telah terpasang diatas
scaffolding pada posisi benar setelah dilaksanakan posisi vertikal dan horizontal
oleh tim survey. Ikatan bekisting deck ini kemudian dimatikan agar tidak
bergerak pada saat bekerja menyetel tulangan pier head.
Setelah pekerjaan pemasangan bekisting
selesai kemudian di lanjut dengan pengerjaan penyetelan tulangan, dan setelah itu
sebelum pengecoran dilaksanakan tim survey akan melakukan pengecekan total baik
elevasi maupun kevertikalan pier head, kemudian ikatan bekisting dimatikan.
Pengecoran dibantu oleh conrete pump setelah mendapat approval engineer, dan
bekisting dinding dapat dilepaskan minimal 3 hari setelah pengecoran, sedangkan
bekisting deck tetap terpasang minimal 10 hari setelah pengecoran.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
menggunakan mutu beton K 350 dan K 450. Proses pekerjaannya yaitu: pemasangan
bekisting, kemudian pemasangan tulangan, lalu pengecoran. Pada saat pemasangan
tulangan untuk pier head digunakan besi D 13 – D 25 uril.
Pembahasan Lanjut
Pada bagian ini saya memperjelas istilah
yang sudah saya tadi bahas seperti PBI 1971, merupakan singkatan dari peraturan
beton Indonesia, isinya berupa pasal-pasal dalam pelaksanaan desain beton
Indonesia, sama hal-nya seperti SNI, standar nasional Indonesia, setiap
bangunan konstruksi memiliki rujukan/pedoman yang harus dilakukan sesuai
prosedur.
K-350 atau K 450, merupakan mutu dari beton
yang digunakan pada proyek tersebut, K adalah karakteristik, K-350 berarti mutu
beton tersebeut karakteristik 350. Mutu beton K-350 merupakan fc 29,05,
darimana nilai 29,05? Jawabanya mutu beton tersebut dikalikan factor koreksi yaitu
0,083. Jadi 350 x 0,083 hasilnya 29,05.
Fc adalah kuat tekan beton, sementara untuk
baja namnya fy. Karakteristik beton di uji pada kubus berukuran 15 cm dengan
satuan kg/cm2, sementara fc kuat tekan satuan nya adalah Mpa.
D 19. D merupakan diameter tulangan besi
yangdigunakan adalah 19 mm, ketika pada suatu keterangan dituliskan D 19-10,
berati besi diameter 19 sebanyak 10 buah.
Sambungan overlap, merupakan sambungan antar
tulangan, pada pilar pasti beton akan menjadi satu kesatuan dengan pondasi dan pier
head. Tentu besi juga memiliki rangkaian antar sambungan. Ketentuan Panjang
sambungan overlap adalah diameter besi dikali 40.
Pile cap dan pier head, pile cap merupakan
salah satu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan pilar pada bagian
atasnya sementara pier head merupakan kepala pilar yang terletak di bagian atas
pilar, digunakan untuk bertumpunya girder dan perawatan.
Beton decking atau tahu-tahu merupakan beton
yang dibuat dan dibentuk dengan tujuan untuk pekerjaan pengecoran, dimana beton
decking tersebut menahan dan memberikan ruang ketika tulangan sudah dipasangi
bekisting, ukuran betin decking dibuat bervariasi, sesuai dengan selimut beton
yang telah direncanakan.
Concrete pump merupakan alat pada mobil yang
fungsinya untuk menyalurkan adonan beton dari mobil molen menggunkan pipa dan
di salurkan pada item konstruksi yang akan di cor, sementara scaffolding
merupakan struktur yang dibuat sementara dimaksudkan sebgai penyangga material,
manusia untuk akses ke setiap item bangunan, kalua dlam Bahasa Indonesia
scaffolding adalah perancah, material ini terbuat dari besi yang dirancang
seperti lego, ada juga yang dibuat dari kayu atau bambu, kalua dipedesaan
disebutnya jajangkar.
Istilah yang
terakhir adalah curing beton, merupakan kegiatan perawatan ketika beton cor
sudah dalam kondisi mengeras, dimaksudkan untuk beton tetap pada mutu awal yang
sudah direncanakan dengan cara menjaga suhu atau kelembaban beton tersebut.
0 Response to "Metode Pelaksanaan Dan Pengawasan Pilar Jembatan"
Post a Comment