Girder diambil dari Bahasa inggris yang
merupakan gelagar, di Indonesia banyak yang menyebut girder atau gelagar. Jembatan
girder merupakan jenis jembatan yang paling umum dan paling sederhana. Jembatan
girder dasarnya terdiri dari balok horizontal yang didukung di setiap ujung
oleh abutment. Jembatan gelagar yang lebih panjang harus didukung struktur
tambahan yaitu pilar, jumlah pilar yang digunkan disesuaikan berdasarkan
perencanaan jembatan tersebut, pilar terletak di tengah antara abutment 1 dan
abutment 2 jembtan. Jembatan Girder biasanya digunakan untuk jarak pendek
hingga menengah.
Pengertian Girder/Gelagar
Girder
adalah bagian struktur atas yang berfungsi menyalurkan beban berupa beban
kendaraan, berat sendiri girder dan beban lainnya yang berada di atas girder
tersebut ke bagian struktur bawah.
Jembatan
Girder telah ada selama ribuan tahun dalam berbagai bentuk seperti pancaran,
lengkungan dan ayunan. Jenis jembatan ini telah dibangun oleh manusia sejak
zaman kuno, dengan desain awal yang jauh lebih sederhana daripada apa yang kita
nikmati saat ini. Seiring kemajuan teknologi, metode-metode ditingkatkan dan
didasarkan pada pemanfaatan dan manipulasi batu, batu, mortir, dan bahan-bahan
lain yang akan menjadi lebih kuat dan lebih lama. Jembatan yang dibangun oleh
orang Romawi pada saat itu sederhana tetapi sangat dapat diandalkan dan kuat untuk
melayani tujuan yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Ketika revolusi
industri datang, material baru dengan sifat fisik yang lebih baik dimanfaatkan
seperti besi diganti dengan baja karena kekuatan baja yang lebih besar dan
potensi ketahanan yang lebih besar.
Tipe Girder Jembatan
Tipe Girder |
1) I Girder
I-Girder
adalah salah satu girder yang paling umum digunakan dalam konstruksi jembatan.
I-Girder bisa terbuat dari materal baja atau beton, sesuai dengan kebutuhan. Jembatan
I-girder lebih ekonomis, mudah untuk desain dan mudah untuk dibangun. Desain
I-Girder tinggi badan, lebar badan dan lainya bisa dipesankan sesuai kebutuhan,
di Indonesia setiap produsen pabrikasi girder pasti mempunyai cetakan untuk
jenis girder yang satu ini.
2) Box Girder
Box girder menjadikan jembatan di mana balok
utama terdiri dari balok-balok dalam bentuk kotak berongga. Box girder tersebut
merupakan beton yang biasanya terdiri dari beton pratekan, baja struktural,
atau komposit baja dan beton bertulang. Bemtuk dari box girder ini biasanya
berbentuk empat persegi panjang atau trapesium dalam penampang. Box
girder sering digunakan dalam pembangunan jalan layang dan jembatan yang memiliki
bentang yang panjang. Box girder lebih mahal daripada I-girder dan tidak
semudah membangun I-Girder. Namun, box girder memang memiliki beberapa
keunggulan penting, misalnya, box girder lebih cocok untuk menangani gaya puntir,
dengan demikian, box girder ideal untuk pembangunan jembatan melengkung.
3) U Girder
Balok
girder yang berbentuk U memiliki keistimewaan yang terletak pada susunan
tendonnya yang berpasang-pasangan. Susunan ini mengharuskan penarikan kabel
strand pada girder harus menggunakan dua dongkrak sekaligus. Di Indonesia
girder ini sangat jarang digunakan, karena beberapa produsen girder belum
mempunyai cetakan U.
4) T-Girder
Jenis
girder ini sama, tidak jauh berbeda dengan I-girder, yang membedakan adalah
T-girder jenis ini badan girder dan plat lantai jembatan menyatu, sementara I-girder
terpisah yang akhirnya disatukan oleh shear conector yang kemudian di cor.
T-girder sering digunakan untuk jembatan pejalan kaki, bias memiliki bentang
yang sangat Panjang tetapi memiliki lebar sekitar 1 m, kl untuk jembatan
pejalan kaki.
5) Plate Girder
Plate
girder adalah suatu balok besar yang dibuat dari susunan elemen elemen pelat
yang disatukan dengan alat penyambung. Plate girder dibuat untuk mencapai
penataan bahan yang lebih efisien dibandingkan dengan balok profil pabrikasi. Plate
girder biasanya digunakan untuk gelagar lantai gedung, gelagar jembatan dan
gelagar crane bangunan Gudang. Beban yang diterima oleh girder biasanya sangat
besar, sehingga jika menggunakan profil hasil pabrikasi (profil standart), akan
menghasilkan berat sendiri yang cukup besar sehingga tidak efisien. Salah satu jalan untuk mengurangi berat
sendiri yaitu dengan cara mempertinggi profil (membuat profil yang tidak
standart). Alat penyambung plate girder sekarang banyak menggunakan sambungan
las, tetapi masih ada juga yang menggunakan sambungan baut. Untuk jembatan
jalan raya dengan bentang > 24 m, penggunaan plate girder akan lebih
ekonomis. (24 – 46 m). Untuk jembatan KA / beban berat, plate girder umumnya
digunakan untuk bentang 15 – 40 m. Dengan perkuatan di beberapa bagian, plate
girder untuk bentang jembatan sampai dengan 200 m.
Untuk
efisiensi, pada plate girder dimungkinkan untuk membuat variasi penampang di
sepanjang bentang. Untuk daerah yang dominan gaya geser, maka penampang plate
girder dapat dibuat dengan ketebalan pelat sayap tipis dan pelat badan tebal.
Sedangkan untuk daerah yang dominan momen maka plate girder dapat dibuat dengan
pelat sayap tebal dan pelat badan tipis. Selain memvariasikan bentuk penampang,
plate girder juga memungkinkan variasi mutu pelat pembentuk sayap dan badan.
Untuk daerah dominan geser maka mutu pelat badan dibuat lebih tinggi
dibandingkan mutu pelat sayap. Sedangkan untuk daerah momen maka mutu pelat
sayap lebih tinggi dibandingkan mutu pelat badan. Hal ini disebut “Hybrid
Girder”.
Plat
girder menjadi populer di akhir 1800-an ketika jenis girder ini digunakan dalam
pembangunan jembatan kereta api. Bagian baja yang dipaku atau dibaut bersama
untuk mendapatkan rentang keseluruhan yang diinginkan. Pada 1950-an, pengelasan
menjadi metode yang dipakai untuk menggabungkan bagian plate girder, ini
merupakan metode konstruksi yang lebih ekonomis dan efisien, dan juga memungkinkan
pembangunan jembatan yang lebih estetis.
0 Response to "5 Tipe Girder Jembatan"
Post a Comment