Dalam dunia rancang
bangun, memiliki beberapa metode dalam hal merenovasi atau meningkat rumah,
seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya, sedikitnya ada 9 teknik yang
digunakan khusususnya di indonesia untuk meningkat rumah. Pada postingan ini,
saya memaparkan teknik meningkat rumah yang sudah sangat populer yaitu
menggunakan system beton konvensional.
Sistem Beton Konvesional
Sistem Beton Konvesional |
Sistem ini sudah popular sejak tahun 1960,
system ini menggunakan 100% bahan bekisting (perancah) kayu atau bambu sebagai sarana
penopang lantai dan balok beton atas. Saat kayu masih murah dan mudah didapat,
orang cenderung menggunakan system ini. Setelah harga kayu mulai merambat naik
dan untuk menekan biaya pekerjaan maka system ini sudah jarang digunakan.
Sebagai gantinya, dipakai bekisting besi yang dikenal dengan sebutan
scaffolding. Kelebihan bahan ini adalah dapat dipakai terus menerus dan
bergantian dari lantai bawah ke lantai berikutnya. Sebalinya jika menggunakan
bekisting kayu setelah pekerjaan selesai, kayu dijual dengan harga yang sangat
murah. Sementara jika penggunaan scaffolding selesai maka akan dikembalikan ke
tempat sewanya.
Kerugian meningkat rumah menggunakan system
konvensional adalah sebgai berikut:
1)
Biaya yang
dihabiskan cukup tinggi
2)
Setelah pengecoran
selesai, harga jual beklisting turun drastis.
3)
Harus ditunggu
sekitar 21 hari agar perancah kayunya bisa dilepas sehingga ruangan dibagian
bawah tidak bisa dikerjakan.
4) Pengerjaan pemasangn
bekisting memakan waktu lama sehingga ongkos tukang menjadi lebih besar.
5)
Pembongkaran
bekisting membutuhkan waktu berhari-hari.
6) Diperlukan tempat
ekstra lebar untuk menumpuk material bekas bekisting
7)
Banyak menggunakan
besi beton, paku, kawat beton sehingga biaya yang dikeluarkan akan bertambah
besar.
Ada beberapa tips untuk menekan biaya jika
menggunakan bekisting kayu, antara lain sebagai berikut:
1)
Dinding bata harus
sudah terpasang sampai mendekati lantai atas tanpa harus diplester.
2)
Jarak antar dinding
maksimal 3 m. jika 4 m harus ada support ditengah-tengahnya.
3)
Susunan rangka kayu
kaso berjarak 60 cm.
4)
Rangka kayu kaso
dapat digunakan sebagai bahn balok kayu atap.
Sistem Pembesian Beton Cor
Beton konvensional membutuhkan banyak besi
beton. Diameter besi untuk rumah tinggal umumnya menggunakan besi berdiameter
8-10 mm. jarak pemasangan antar besi mulai dari 15-20 cm, bahkan ada yang
bejarak setiap 25 cm.
Jarak diameter besi yang dipakai tergantung
dari jarak antar balok beton tergantung dari jarak anatar balok beton dan beban
yang dipikul oleh pelat dan balok diatasnya. Ketebalan plat lantai umumnya
adalah 12 cm. Sementara beban untuk rumah tinggal sederhana berkisar 200-250
kg/m3.
Contoh pemakaian besi beton untuk luasan 1
m2 dengan ketebalan plat 12 cm adalah sebagai berikut:
1)
Penggunaan beton cor
adalah 1 m x 1 m x 0,12 = 0,12 m3
2) Pemakain besi
berdiameter 8 mm setiap jarak 20 cm dan pembesian rangkap atas bawah.
Kebutuhan besi adalh 1 m : 20 cm = 5 buah.
Oleh karena dibuat 2 lapis dibagian atas dan 2 lapis dibagian bawah maka
kebutuhan besi beton adalah 4 x 5 buah = 20 buah atau 20 m panjang besi beton
standar SNI yaitu 12 m. Artinya, untuk setiap 1 m2 pelat beton diperlukan besi
sebanyak 1,67 batang.
Trik Pembesian Pelat Beton Konvensional
Meskipun menghabiskan dana dan waktu yang banyak,
tidak menutup kemungkinan ada pemilik rumah yang tetap memakai beton
konvensional dalam meningkat rumah. Seperti yang telah disinggung bahwa
pemakaian besi pelat cor beton konvensional ini memakan biaya besar, terutama
harga besi yang semakin tinggi. Dengan menngunakan pelat beton konvensional
umumnya jika terjadi gempa dan keruntuhan dimulai dari kolom kemudian balok
yang dibarengi oleh pelat yang terbawa balok. Pelat hanya berfungsi menerima
beban secara merata, dan beban disalurkan ke balok, lalu ke kolom dan terus ke
pondasi dengan cara sebagai berikut:
1)
Menyilangkan
pengaturan jarak besi bagian atas dengan bawah.
2) Memasang balok
didalam pelat pada tengan bentangan dibagian tengah bentangan panjang.
Tujuan pemasangan balok di dalam pelat
(balok tidak akan terlihat karena rata dengan ketebalan pelat) untuk
menghilangkan factor lendutan yang akan timbul dalam pemakaian. Jika digunakan
untuk rumah tinggal tidak akan berpengaruh, kecuali dipakai untuk perkantoran,
ruang pendidikan dan gudang yang pelat nya mempunyai ukuran lebih panjang. Jika
ini terjadi, harus dilakukan perbaikan untuk perkuatan system konstruksi
pelatnya.
Sebelum masuk kedalam system pembesian,
terlebih dahulu akan dijelaskan tentang pengertian “bentangan”. Di dalam
istilah teknik bangunan, bentangan adalah jarak bebas tanpa ada penahanan di
antara bentangan yang dimaksud. Bentangan yang dikehendaki adalah jarak bebas
antara balok ke balok atau kolom ke kolom. Bentangan ada dua macam dan selalu
bersamaan terjadi dan tidak mungkin terpisahkan, yaitu bentang pendek dan
bentang panjang. Bentangan pendek adalah bentangan yang ada serta mempunyai
jarak ukuran yang lebih kecil dari bentangan lawanya.
Pada bagian kedua pemasangan balok didalam
pelat yang memakai ketentuan tersendiri, yaitu pemasangan besi hanya ada
dilapisan bawah saja dengan jarak dari papan bekisting 1/3 dari ketebalan
pelat. Di bagaian tengan pada bentangan panjang diberi balok di dalam pelat.
Tujuanya, selain untuk menghemat pemakaian besi juga difungsikan untuk
antilendut. Seperti diketahui bahwa lendutan akan selalu terjadi pada bagian
tengah sehingga balok di dalam pelat ini digunakan untuk itu.
Demikian pemaparan
dari saya perihal meningkat rumah menggunakan sustem beton konvesional,
selebihnya terserah saudara sekalian untuk mempertimbangkannya, postingan ini
hanyalah sebagai saran atau rujukan bagi siapa saja yang memerlukannya.
0 Response to "Teknik Meningkat Rumah Sistem Beton Konvesional"
Post a Comment