Pada
masa dulu, biaya konstruksi belum dapat dihitung, dan baru diketahui jumlah
nilainya setelah pekerjaan yang bersangkutan selesai. Kemudian para teknisi
berupaya untuk membuat rencana perhitungan biaya, tetapi masih selalu meleset
dari kenyataan yang terjadi. Dari pihak Owner selalu tidak puas terhadap
estimasi yang dilakukan, karena selalu meleset jauh, dilain pihak para
Kontraktor juga memerlukan perhitungan biaya yang akurat, dalam rangka menjamin
harga penawaran yang mereka ajukan pada owner.
Sejak
itu mulai terpikirkan profesi keahlian menghitung biaya proyek, yang akhirnya
terbentuklah sebuah profesi yang disebut quantity surveyor, yang tugas utamanya
adalah menyangkut biaya proyek. istilah quantity surveyor sendiri di Indonesia
relatif belum lama dikenal, tetapi bukan berarti fungsinya tidak dilakukan,
namun dengan istilah lain yaitu yang sering disebut sebagai estimator.
Istilah
quantity surveyor datang dari Inggris termasuk negara-negara anggota Commonwealth,
yang akhirnya meluas sebagai suatu profesi yang diakui secara Internasional.
Oleh karena itu tidak ada salahnya bila kita juga mengadop profesi tersebut,
untuk meningkatkan kompetensi para estimator kita.
Definisi
Quantity Surveyor
Quantity
surveyor merupakan suatu profesi yang boleh dikatakan baru
di dunia konstruksi di Indonesia, dibandingkan dengan profesi Arsitek,
Perencana Struktur ataupun Perencana Mekanikal dan Elektrikal.
Berdasarkan
laporan yang dibuat oleh RICS di tahun 97, fungsi dan peranan quantity surveyor
didefinisikan sebagai suatu profesi yang mempunyai keahlian dalam perhitungan
volume, penilaian pekerjaan konstruksi, sedemikian sehingga suatu pekerjaan
dapat dijabarkandan biayanya dapat diperkirakan, direncanakan, dianalisa,
dikendalikan dan dipercayakan. Karena itu di dalam organisasi proyek quantity
surveyor, biasanya berperan sebagai pengatur masalah-masalah finansial proyek.
Quantity
surveyor adalah salah satu dari Tim penasehat professional dalam industri
konstruksi juga disebut Construction Economists, Construction Cost Managers,
Cost Consultans, Cost Engineers, Estimators yang memiliki keahlian yang
meliputi:
Melakukan estimate and monitoring construction cost dari tahap awal sampai tahap akhir (termasuk menyiapkan Bill of Quantities)
|
Menetapkan type kontrak (termasuk menetapkan pasal khusus yang diperlukan)
|
---|---|
Menghitung nilai klaim asuransi dan claim konstruksi | Menjalankan mediasi dan Arbitrase dalam suatu sengketa konstruksi. |
Menyelengggarakan tender | Menghitung pengurangan pajak konstruksi |
Berikut ini tugas dan tanggung jawab utama quantity
surveyor antara lain adalah:
Melakukan evaluasi atas kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan di lapangan seperti, bahan, alat dan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan
|
Mengevaluasi jadwalkan pekerjaan agar tidak terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan agar proyek selesai sesuai dengan waktu yang ditetapkan
|
---|---|
Membuat bill of quantity sesuai dengan gambar kerja, data teknik lapangan, dan spesifikasi teknis yang digunakan pada pekerjaan proyek konstruksi tersebut | Memahami hal terkait volume, harga satuan, dan tata cara pembayaran yang dijelasakan dalam dokumen lelang atau dokumen kontrak. |
Menghitung jumlah volume, bahan, serta tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan. | Melakukan survey akhir terhadap pekerjaan ketika pekerjaan telah selesai dikerjakan |
Melakukan survey lapangan awal sebelum dilakukan pekerjaan | Memeriksa perubahan terkait volume pekerjaan di lapangan |
Mempersiapkan data terkait pengajuan penagihan hasil pekerjaan | Memeriksa dan menghitung hasil pekerjaan sub kontraktor |
Memberikan saran dan data yang dibutuhkan kepada site manager. | Memberikan penjelasan dan saran terkait permasalah yang timbul di lapangan. |
Peran Quantity Surveyor
Secara
umum kecakapan quantity surveyor meliputi beberapa bidang, yaitu ekonomi
konstruksi (construction economic), hukum, manajemen proyek, pengukuran volume
dan teknik bangunan (secara umum, bukan yang bersifat perencanaan). Dengan
kecakapan atas bidang-bidang tersebut profesi quantity surveyor kemudian
berkembang sebagai bagian dari suatu struktur organisasi proyek.
Dengan
keahliannya tersebut seorang quantity surveyor dapat bekerja untuk Pemberi
Tugas, Kontraktor, Badan-badan pemerintah atau bahkan sebagai Credit
Analyse di institusi keuangan (Bank).
Baca:
Quality control
Quantity
surveyor akan membuat dan mengelola anggaran proyek sedemikian sehingga hasil
optimum dan efisien dari suatu proyek dapat dicapai. Hal itu dilakukan mulai
dari tahap paling awal dari suatu proses pembangunan sampai dengan
diselesaikannya suatu proyek. Dengan kata lain quantity surveyor berperan dalam
membuat perencanaan anggaran dan juga sebagai pengendali anggaran, baik pada
masa perencanaan maupun pada masa pelaksanaan proyek.
Hal
lain yang dijalankan oleh quantity surveyor di dalam organisasi proyek adalah
sebagai Administrator Kontrak (Contract Administrator). Hal-hal yang berkaitan
dengan pelelangan, dokumentasi kontrak, administrasi kontrak selama pelaksanaan
pekerjaan dan pada saat akhir pekerjaan, biasanya dilakukan oleh quantity
surveyor.
Dalam
hal administrasi kontrak selama masa pelaksanaan pekerjaan biasanya quantity
surveyor akan berperan sebagai penasihat ataupun pembantu Manajer Proyek untuk
hal-hal yang berkaitan dengan kontrak antara Pemberi Tugas dan Kontraktor. Dan
sebagai pengembangan dari fungsi Administrator Kontrak ini quantity surveyor
dapat berperan sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan perbedaan
pendapat antara pihak-pihak yang mengikat kontrak.
Secara
tradisional, tugas dan peranan quantity surveyor di dalam organisasi proyek
adalah sebagai berikut:
1) Arbitrasi
Dengan
kemampuannya dan pemahamannya di bidang kontrak dan administrasi kontrak, quantity
surveyor dapat ditunjuk sebagai Arbitrator dalam menyelesaikan masalah antara
Pemberi Tugas dengan Kontraktor atau antara Kontraktor dengan para
Sub-Kontraktornya. Arbitrator yang dimaksud di sini adalah tindakan pendahuluan
penyelesaian masalah sebelum dilimpahkan ke pengadilan atau Badan Arbitrasi
Nasional (BANI).
Di
dalam standar kontrak JCT, hal ini dimungkinkan. Jika terjadi perselisihan
antara pihak-pihak yang mengikat kontrak maka kedua belah pihak dapat menunjuk
seorang atau institusi independen yang akan bertindak sebagai penengah dalam
menyelesaikan perselisihan atau perbedaan pendapat tersebut. Biasanya, orang
atau institusi yang ditunjuk tersebut adalah quantity surveyor.
Hal
ini disebabkan karena alasan yang disebutkan di atas, selain untuk mempercepat
proses penyeleaian masalah atau perselisihan. Jika melalui jalur pengadilan
atau BANI hal ini tidak dapat diselesaikan secara cepat. Cepatnya penyelesaian
masalah seringkali diperlukan karena, biasanya perselisihan tersebut menyangkut
masalah keuangan atau ada sangkut pautnya dengan uang, jika terlalu lama
diselesaikannya akan berakibat kepada makin lamanya uang atau tagihan yang
diperselisihkan tersebut menjadi beban bagi kedua belah pihak.
Dalam
kaitannya dengan arbitrasi ini, dalam beberapa kasus, quantity surveyor juga
dapat ditunjuk sebagai Saksi Ahli (Expert Witness) dalam suatu penyelesaian
suatu kasus perselihan atau perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang mengikat
kontrak yang telah diajukan atau diproses di pengadilan.
Sebagai
saksi ahli, quantity surveyor dapat memberikan pendapatnya mengenai masalah
yang terjadi. Hal inilah yang membedakannya dengan saksi biasa, yang secara
hukum hanya boleh menyatakan fakta.
Dalam
prakteknya, di negara asalnya, banyak quantity surveyor maupun perusahaan jasa quantity
surveyor yang mengkhususkan diri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah
arbitrasi atau hal-hal yang bersifat hukum kontrak.
2) Dokumentasi
Setelah
para Perencana merampungkan perencanaanya maka tibalah saatnya quantity
surveyor untuk mempersiapkan Dokumen Lelang. Di dalam dokumen lelang ini,
biasanya dilengkapi dengan Bill of Quantity (BQ) atau dalam bahasa
sehari-harinya dikenal juga sebagai Daftar Uraian Pekerjaan. Di dalam BQ ini
suatu proyek diuraikan menjadi bentuk pokok-pokok pekerjaan yang akan
menunjukkan lingkup pekerjaan yang dilelangkan.
Dalam
membuat BQ ini ada aturan-aturan baku yang dimiliki oleh quantity surveyor,
baik dalam perhitungan volume pekerjaan maupun dalam memerinci pekerjaan
menjadi pokok-pokok pekerjaan. Aturan baku tersebut biasa dituangkan dalam
bentuk yang biasa disebut Standard Method of Measurement (SMM). SMM
ini banyak macamnya dan agak berbeda di setiap negara.
Perbedaan
tersebut sebenarnya terjadi dikarenakan adanya perbedaan cara kerja yang biasa
dilakukan di suatu negara. Di Indonesia SMM yang biasa digunakan ada beberapa
acuan antara lain Hong Kong Standard, Singapore Standard, UK
Standard maupun yang biasa digunakan kontraktor asing di Indonesia yang
biasa disebut dengan POMI (Procedure of Measurement International).
Kemampuan
quantity surveyor dalam menghitung volume dan menyiapkan BQ ini juga merupakan
keahlian spesifik dari profesi quantity surveyor. Hal ini juga merupakan
suatu trade mark dari jasa quantity surveyor yang biasa diberikan
kepada Pemberi Tugas.
BQ
yang dibuat atau disiapkan oleh quantity surveyor ini biasanya mencakup seluruh
komponen dari suatu proyek dari mulai pekerjaan tanah sampai dengan pekerjaan
furnitur, termasuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal. Di beberapa negara BQ
untuk pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal biasanya dibuat oleh Perencana
Mekanikal dan Elektrikal.
Di
dalam dokumen lelang quantity surveyor juga menyiapkan persyaratan administrasi
dan persyaratan kontrak, yang akan menjadi aturan main dari lelang suatu
pekerjaan. Dengan keahliannya di bidang kontrak ini, quantity surveyor memang
dipercaya untuk menyiapkan, mengatur dan mengelola kontrak konstruksi oleh
Pemberi Tugas.
Adapun
syarat-syarat kontrak ini biasanya diambil dari standar-standar international
yang berlaku,
seperti JCT, FIDIC, ACA, IFC, ICE dll. Namun
demikian standar-standar internasional tersebut tidak dengan bulat-bulat
digunakan, karena pada dasarnya standar tersebut dibuat berdasarkan hukum yang
berlaku di negara pembuatnya, sehingga jika kita hendak menggunakannya,
beberapa penyesuaian harus dilakukan.
Penyesuaian
tersebut biasanya dibuat mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia dan
menyesuaikan juga dengan aturan main yang dapat diterima oleh Pemberi Tugas dan
Kontraktor. Adalah tugas quantity surveyor untuk terus berusaha menyeimbangkan
isi kontrak tersebut atas kepentingan ke dua belah pihak.
Syarat
kontrak yang terlalu berat kepada Pemberi Tugas akan mengakibatkan beban resiko
kontraktor yang lebih besar dan untuk itu kontraktor akan menyiapkan tunjangan
untuk mengantisipasi resiko tersebut, sehingga pada akhirnya akan membebani
harga penawarannya. Begitu juga sebaliknya syarat kontrak yang terlalu berat
kepada kontraktor akan memberikan Pemberi Tugas ketidak pastian, baik dalam hal
finansial maupun kekuasaannya atas kontraktor.
Hal
inilah yang menjadikan quantity surveyor menggunakan standar-standar yang
tersedia, karena standar kontrak tersebut telah disusun oleh beberapa pihak
yang berkompeten dalam bidangnya, antara lain organisasi Pemberi Tugas seperti
organisasi kontraktor, organisasi profesi Arsitek, quantity surveyor, Perencana
dan lainya, kemudian dari kalangan pemerintah tempat standar itu dibuat. Dengan
demikian standar-standar tersebut minimal telah mengakomodir kepentingan
pihak-pihak penyusunnya secara seimbang.
Demikianlah
hal-hal utama yang dilakukan quantity surveyor dalam kaitannya dengan proses
dokumentasi. Adapun akhir dari proses dokumentasi ini adalah dengan
dikeluarkannya laporan evaluasi lelang yang akan dimasukkan ke Pemberi Tugas
sebagai bahan pertimbangan Pemberi Tugas untuk menentukan pemenang lelang.
3) Perencanaan Dan Pengendalian Biaya Konstruksi
Dalam
membuat perencanaan biaya konstruksi ini quantity surveyor dapat dilibatkan
dari tahap paling awal dari suatu proses perencanaan, yaitu pada tahap
‘Inception’. Pada tahap ini memang tidak ada hasil konkret yang didapat. Pada
tahap ini Pemberi Tugas biasanya baru mulai menjajaki kemungkinan dia membuat
suatu proyek. Untuk keperluan penjajakan ini informasi dari quantity surveyor
diperlukan.
Informasi
itu biasanya berupa suatu patokan biaya-biaya konstruksi untuk jenis-jenis
bangunan tertentu. Dari informasi tersebut Pemberi Tugas kemudian menentukan
sikap apakah akan membangun, membeli atau menyewa. Jika diputuskan membangun,
maka dari informasi-informasi tersebut dapat ditentukan besarnya bangunan yang
dapat dibangun oleh Pemberi Tugas dengan mengingat kemampuan finansial Pemberi
Tugas.
Pada
tahap selanjutnya dari proses pembangunan, quantity surveyor berperan dalam
membuat perencanaan biaya pembangunan proyek tersebut. Seperti juga perencanaan
teknis dari proyek tersebut yang tidak dapat langsung jadi sekaligus,
perencanaan biaya juga mengalami proses sejalan dengan perkembangan
perencanaan.
Sampai
tahap perencanaan skematik perencanaan biaya belumlah pasti, dalam arti
anggaran tersebut belum disetujui atau diverifikasi oleh Pemberi Tugas. Begitu
perencanaan skematik disetujui oleh Pemberi Tugas, maka perencanaan biayanya
(anggarannya) harus disetujui. Setelah kedua hal tersebut disetujui oleh
Pemberi Tugas, maka tugas quantity surveyor, pada tahap selanjutnya dari proses
perencanaan, akan menjadi pengendali biaya konstruksi pada tahap perencanaan.
Pengendalian
biaya pada tahap perencanaan ini dimaksudkan untuk membatasi pengembangan
perencanaan agar masih di dalam koridor anggaran yang telah ditetapkan. Ataupun
jika terjadi peningkatan biaya pembangunan yang cukup besar dapat diketahui dan
diantisipasi sedini mungkin. Fungsi pengendalian biaya ini akan terus
dilaksanakan sampai dengan semua perencanaan selesai.
Di
dalam melaksanakan pengendalian biaya, atau dalam istilah quantity surveyornya
disebut dengan Cost Check, ini quantity surveyor akan melaksanakan
pemeriksaan atas beberapa sistim perencanaan, seperti apakah akan lebih
ekonomis jika menggunakan struktur baja atau beton, atau pondasi tiang pancang
atau pondasi bor dan lainya.
Dalam
hal perencanaan mekanikal dan elektrikal quantity surveyor dapat juga melakukan
beberapa pemeriksaan alternatif perencanaan seperti, apakah lebih ekonomis
menggunakan sistim AC sentral atau split, atau penggunaan sistim deteksi
kebakaran sistim konvensional atau yang addressable dan lainya.
Hal
ini dilakukan untuk mendapatkan biaya pembangunan yang optimum tanpa mengurangi
kriteria perencanaan ataupun hasil akhir yang diharapkan, baik oleh Pemberi
Tugas maupun Perencana. Kegiatan pengendalian biaya pada tahap perencanaan ini
dapat dikategorikan sebagai bagian dari sistim Value Engineering atau
dalam istilah quantity surveyor kegiatan ini dikategorikan sebagai bagian dari
apa yang disebut Life Cycle Costing.
Di
akhir proyek semua data biaya tersebut akan diolah kembali oleh quantity
surveyor untuk dijadikan data untuk proyek yang sejenis di masa mendatang. Hal
ini, dalam istilah quantity surveyor biasa disebut dengan Cost Analysis.
Kegiatan
perencanaan dan pengendalian biaya ini adalah merupakan suatu keahlian khusus
dari quantity surveyor dan pada pelaksanaan sehari-harinya inilah yang menjadi
inti bisnis (core business) dari jasa quantity surveyor. Hal ini pula yang
sangata membedakan fungsi quantity surveyor dengan
fungsi Estimator yang biasa dikenal di dunia konstruksi.
Fungsi
perencanaan biaya yang dilakukan oleh quantity surveyor berbeda dengan apa yang
dilakukan oleh Estimator. Estimatorbiasanya bekerja untuk mendapatkan
besarnya biaya yang akan digunakan untuk melaksanakan suatu proyek atau yang
biasa disebut, dalam istilah quantity surveyor, dengan pricing.
4) Administrasi Kontrak
Seperti
dijelaskan di atas bahwa quantity surveyor mempersiapkan syarat-syarat kontrak,
maka pada tahap pelaksanaan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak
menjadi bagian dari jasa quantity surveyor yang diberikan kepada Pemberi Tugas.
Hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kontrak ini adalah dimulai dari masa
pelelangan pekerjaan, masa pelaksanaan pekerjaan dan masa penyelesaian
pekerjaan.
Pada
masa pelelangan quantity surveyor, selain menyiapkan dokumen lelang, mengatur
tata cara pelelangan, mengeluarkan risalah-risalah rapat pelelangan, mengikuti
rapat-rapat klarifikasi lelang, mengikuti proses negosiasi dan diakhiri dengan
pembuatan evaluasi lelang yang akan diberikan kepada Pemberi Tugas sebagai
bahan pertimbangan pemilihan kontraktor.
Selain
itu quantity surveyor juga memberikan evaluasi dan rekomendasi atas
sistim Procurement yang akan digunakan oleh Pemberi Tugas untuk
melaksanakan proyeknya tersebut, Yang dimaksud dengan
sistim Procurement di sini adalah sistim manajemen pelaksanaan
proyek, apakah menggunakan sistim tradisional (Main Contractor), Design
and Build, Manajemen Konstruksi, Manajemen Kontraktor, Project
Manager dan lainya.
Pemilihan
sistim Procurement ini harus dibicarakan dengan seksama oleh quantity
surveyor dan Pemberi Tugas dengan mempertimbangkan prioritas Pemberi Tugas.
Dari prioritas tersebut kemudian dianalisa untuk dicarikan sistim yang tepat
untuk digunakan pada suatu proyek.
Pada
masa pelaksanaan, quantity surveyor melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan administrasi kontrak yang berupa pembayaran berkala (Interim Valuation),
memeriksa tagihan dan klaim-klaim kontraktor yang berkaitan dengan kerja
tambah-kurang, membantu dokumentasi instruksi-instruksi lapangan, menentukan
status kontraktor secara kontraktual dan hal-hal lain yang berkaitan dengan
masalah administrasi.
Selama
masa ini seringkali quantity surveyor dimintai bantuan oleh Manajer Proyek atau
Manajemen Konstruksi atau siapapun Pengelola proyek untuk memberikan masukkan
mengenai langkah-langkah yang sesuai dengan kontrak jika terjadi sesuatu
perselisihan atau perbedaan pendapat antara Kontraktor dan Pengelola Proyek.
Hal-hal tersebut adalah merupakan bagian dari keahlian quantity surveyor yang
berkaitan dengan kontrak.
Hal
lain yang tidak kalah penting pada masa pelaksanaan ini adalah pembuatan
laporan keuangan atas kondisi pelaksanaan proyek. Laporan ini biasanya dibuat
secara periodik sebagai kontrol Pemberi Tugas atas komitmen finansialnya. Jika
terjadi pekerjaan tambah-kurang yang terlalu banyak, yang tentu saja akan
mempengaruhi biaya pembangunan secara keseluruhan, hal ini harus dilaporkan
kepada Pemberi Tugas agar langkah-langkah antisipatif dapat dilakukan.
Jika
hal itu terjadi, maka adalh tugas Manajer Proyek atau Manjemen Konstruksi atau
siapapun Pengelola Proyeknya untuk sedapat mungkin mengembalikan keadaan
tersebut ke jalur yang telah disepakati, dalam hal ini adalah anggaran yang
telah disepakati. Hal tersebut dapat berupa adanya penghematan di beberapa pos
pekerjaan ataupun penggantian beberapa material sehingga didapat penghematan.
Pada
akhir proyek, tugas utama quantity surveyor adalah menyaipkan perhitungan akhir
(Final Account) proyek. Perhitungan akhir ini akan melibatkan perhitungan
kembali kontrak awal kontraktor, tagihan pekerjaan tambah-kurang,
tagihan-tagihan antar kontraktor, kontra klaim dan denda-denda. Hal-hal
tersebut harus dibicarakan dan disetujui oleh kontraktor dan Pemberi Tugas,
sehingga harga akhir proyek dapat ditemukan dan dibayarkan.
Pada
akhir proyek ini pula quantity surveyor seringkali dimintakan bantuannya oleh
Pengelola Proyek untuk menyiapkan Serah Terima Pekerjaan, baik dari segi format
serah terimanya maupun dari status pekerjaan tersebut. Demikianlah secara garis
besar fungsi administrasi quantity surveyor pada masa pelaksanaan pekerjaan
sampai diserahkannya pekerjaan oleh kontraktor kepada Pemberi Tugas.
Baca:
Peran Penting Supervisor
Sesuai
dengan definisi tersebut diatas, maka peran seorang quantity surveyor, selama
tahapan proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap Feasibility Study:
1) Memberikan saran/nasehat kepada Owner
(pemilik bangunan) agar dapat mencapai seluruh kebutuhannya melalui bangunan,
dengan biaya yang paling efisien (ekonomis).
Tahap Design:
1) Melakukan Value Engineering terhadap design
yang ada, untuk dapat menekan biaya proyek tanpa mengurangi tujuan dan fungsi
2)
Mempersiapkan Bill of Quantities
3)
Menetapkan spesifikasi teknik dari proyek
4)
Menyusun Cost Budget (Owner estimate)
Tahap
Procurement/Pengadaan:
1) Menyiapkan dokumen pra qualifikasi/tender,
termasuk menyarankan jenis kontrak, atau pasal yang bersifat khusus.
2) Menyelenggarakan pra qualifikasi/tender,
dan termasuk mengevaluasi hasil nya, peran Q.S untuk kontraktor pada tahap ini
adalah menghitung penawaran tender, yang paling kompetitif.
Tahap Construction
(pelaksanaan proyek):
1)
Menilai progress pekerjaan untuk pembayaran
2)
Menghitung final measurement
Tahap Pasca Construction:
1)
Menghitung pekerjaan tambah/kurang,
termasuk menghitung unit price pekerjaan baru
2)
Menghtiung pajak-pajak Konstruksi
3)
Menghitung nilai eskalasi proyek
4)
Menghitung claim konstruksi/asuransi
5)
Menyelesaikan sengketa konstruksi melalui
mediasi /arbitrase.
Pelayanan/Jasa quantity
surveyor
Menurut
Australian Institute of quantity surveyor, lingkup pelayanan quantity surveyor
meliputi pelayanan dalam bidang-bidang sebagai berikut:
Financial Advisor:
1)
Mempersiapkan budget untuk membangun proyek
2)
Memberikan saran kualitas bangunan sesuai
dengan budget
3) Mempersiapkan dokumen kontrak seperti Bill
of Quantities dan dokumen cost contol
4) Memberikan rekomendasi tipe kontrak, dan
proses pelaksanaan untuk mencapai budget dan waktu yang ditetapkan.
5)
Mempersiapkan perhitungan tax depreciation
(pengurangan pajak).
Construction Advisor:
1) Memberikan saran alternatif penggunaan
material dalam perhitungan biaya proyek
2)
Memberikan saran construction methods,
dalam perhitungan biaya proyek
3)
Memberikan saran tentang efek site
condition terhadap budget
4)
Memberikan saran tentang feasibility.
Contract Administrator:
1)
Memberikan saran tentang sesuatu hal antara
Owner dan Konsultan
2)
Memberikan saran tentang sesuatu hal antara
Owner dan Kontraktor
3) Memberikan saran tentang sesuatu hal yang
menyangkut kontrak (seperti pembayaran, perubahan skope pekerjaan, perubahan
pekerjaan, klaim, dan final accounts).
Pengembangan
Quantity Surveyor
Dari
sisi profesi quantity surveyor sendiri pengembangan atau lebih tepatnya
pemenuhan tuntutan Pemberi Tugas tersebut membuat para quantity surveyor untuk
mencoba mengembangkan keahlian dasarnya di bidang hukum, ekonomi, manajemen dan
metodologi.
Dengan
keahlian dasarnya tersebut quantity surveyor mencoba membuat suatu
turunan-turunan keahlian dengan lebih mengkombinasikan kemampuan dasar mereka.
Beberapa peranan baru yang dapat dijalankan oleh quantity surveyor dengan
mengkombinasikan kemampuan dasar mereka adalah antara lain:
1) Loss Adjuster
Dengan
keahliannya dalam bidang penilaian bangunan atau biaya konstruksi quantity
surveyor sering dimintakan bantuannya oleh para Loss Adjuster dalam
menilai suatu bangunan. Penentuan nilai bangunan tersebut berguna bagi asuransi
untuk menentukan besarnya premi asuransi ataupun besarnya ganti rugi yang dapat
diberikan.
2) Penilai Pembangunan (Development
Appraisal)
Bidang
ini dimulai pada saat awal sekali dari suatu proses pembangunan, yaitu pada
tahap ‘Inception’ dan/atau Studi Kelayakan. Adapun yang dimaksud
dengan Development Appraisal ini adalah suatu perhitungan yang
melibatkan unsur pendapatan (income), pengeluaran (outcome) dan keuntungan
(profit). Dalam perhitungan ini pendapatan Pemberi Tugas haruslah sama dengan
pengeluarannya ditambah keuntungan.
Dalam
perhitungan ini ketiga unsur (pendapatan, pengeluaran dan keuntungan) dibuat
seimbang. Jika pengeluaran lebih besar dari apa yang diasumsikan, maka dengan
sendirinya keuntungan akan berkurang atau unsur pendapatannya yang harus
ditingkatkan untuk menutup ekstra pengeluaran. Begitu juga jika pendapatannya
melebihi asumsi yang dipakai, maka keuntungan yang akan didapat akan lebih
besar dari asumsi yang diambil atau unsur pengeluaran dapat ditambahkan
nilainya.
Keperluan
akan laporan ini berangkat dari pentingnya Pemberi Tugas memperhitungkan waktu
pengembalian investasi mereka, selain juga dengan makin banyaknya hal-hal lain
yang harus diperhitungkan sebelum keputusan untuk membangun diambil seperti
masalah inflasi, bunga bank, hukum, pemasaran.
Seperti
diketahui pengembalian investasi di bidang konstruksi tidaklah secepat di
bidang lainnya, karenanya perhitungan yang matang mengenai pengelolaan
investasinya haruslah dilakukan sebaik dan secermat mungkin. Dengan keahliannya
di bidang biaya konstruksi, quantity surveyor dapat membantu Pemberi Tugas
dalam menentukan nilai pengeluaran dalam persamaan di atas.
Dalam
suatu proyek konstruksi pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan nilainya
cukup besar, karenanya masukan dari quantity surveyor di awal proses
perencanaan sangat berarti bagi Pemberi Tugas dalam menyelesaikan atau
mengambil keputusan akan proses selanjutnya dari pembangunan suatu proyek
konstruksi. Secara teoritis quantity surveyor dapat membuat laporan ini, namun
secara institusional RICS tidak membenarkan quantity surveyor
melakukan ini.
Namun
dalam prakteknya quantity surveyor banyak terlibat dalam pembuatan laporan ini,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti memberi masukkan pada
konsultan lainnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan biaya
konstruksi, building economics, finansial, kontraktual. Laporan ini
biasanya dibuat atau dikeluarkan oleh seorang Valuation Surrveyor.
Seorang Valuation
Surveyorberasal dari divisi General Practise dari RICS. Di
Indonesia Valuation Surveyor banyak bernaung di bawah perusahaan
seperti Jones Lang LaSalle, Colliers Jardine, Knight Frank Balieudll.
Di
bidang ini, yang merupakan pengembangan kemampuan dasar quantity surveyor,
banyak quantity surveyor atau perusahaan quantity surveyor yang mencoba
memberikan jasa ini sebagai jasa tambahan dari apa yang biasa diberikan kepada
Pemberi Tugas.
3) Pendanaan Pembangunan (Developer’s
Finance)
Sekarang
ini para Pengembang atau Pemberi Tugas banyak menggunakan dana yang ukan
berasal dari bisnisnya, melainkan berasal dari pinjaman Bank atau badan-badan
pemberi pinjaman lainnya. Dana-dana tersebut ada yang dipinjamkan secara jangka
panjang maupun jangka pendek.
Pencarian
dana ini oleh Pemberi Tugas sering dilakukan sejalan dengan tahap awal dari
proses perencanaan dan karenanya, untuk keperluan pencarian dana ini, quantity
surveyor sering dilibatkan terutama dalam pembuatan aliran dana (cash flow)
dari proyek tersebut.
Jasa
quantity surveyor sering diminta karena biasanya Bank meminta perhitungan biaya
pembangunan atau aliran dana, yang merupakan dasar pemberian pinjaman, itu
dibuat atau dikeluarkan oleh institusi yang independen dan profesional, bukan
dari internal Pengembang atau Pemberi Tugas.
Dengan
keahliannya di bidang ekonomi konstruksi, quantity surveyor diharapkan dapat
membuat suatu aliran dana yang meyakinkan dan menarik sehingga pinjaman
tersebut dapat diberikan oleh Bank peminjam.
Untuk
membuat aliran dana tersebut meyakinkan dan menarik quantity surveyor harus
mengerti hal-hal yang berkaitan dengan masalah pendanaan dan sistim penjualan
sehingga dalam aliran dana tersebut dapat terlihat kapan Pemberi Tugas mulai
mendapatkan pemasukkan (hal ini penting karena akan memberikan nilai lebih bagi
Bank peminjam dalam memberikan pinjamannya).
Hal-hal
seperti sistim Leasing, Timeshare, Sale and Leaseback harus
benar-benar dipahami oleh quantity surveyor sehingga pembuatan aliran dana
tersebut akan sangat menarik bagi Bank peminjam.
4) Manajer Perawatan
Perawatan
suatu bangunan memerlukan suatu perkiraan biaya yang cukup akurat, karena akan
mempengaruhi biaya operasional. Selain itu pemahaman yang baik mengenai konsep
biaya total (total cost) juga sangat diperlukan untuk dapat menjadi seorang
Manajer Perawatan yang baik. Dua hal tersebut dapat dikatakan sebagai salah
satu keahlian quantity surveyor.
Konsep
Total Cost dikenal sebagai konsep Life Cycle Costing di quantity surveyor.
Konsep tersebut membahas total biaya yang diperlukan jika kita menggunakan
suatu barang. Perhitungan Total Cost tersebut akan melibatkan biaya awal, biaya
operasional, biaya perawatan dan nilai sisa suatu barang. Hal ini sangat
diperlukan untuk membuat pilihan atas beberapa barang yang diperlukan untuk
perawatan suatu bangunan ataupun suatu peralatan.
Dengan
kemampuannya itu banyak quantity surveyor atau perusahaan jasa quantity
surveyor yang bergerak dalam bidang perawatan bangunan. Dampak lain yang bisa
didapat dari pengkhususan diri di bidang perawatan ini adalah kemungkinannya
menjadi konsultan pajak dalam arti perhitungan nilai kena pajak.
5) Manajer Proyek
Dengan
kemampuannya dan keahliannya di bidang administrasi kontrak dan manajemen proyek,
quantity surveyor atau perusahaan jasa quantity surveyor sering melaksanakan
peran sebagai Manajer Proyek. Sebagai Manajer Proyek quantity surveyor, yang
pada dasarnya sangat paham akan tahapan-tahapan perencanaan, diharapkan dapat
mengendalikan para perencana dalam melaksanakan perencanaan selain tentunya
juga mengendalikan biayanya.
Pada
tahap pelaksanaan pekerjaan dengan kemampuannya di bidang kontrak dan
administrasi kontrak quantity surveyor diharapkan dapat mengendalikan
kontraktor secara penuh, baik dari sisi waktu pelaksanaan maupun biaya
pelaksanaan.
6) Facility Manager
Pengembangan
lain dari kemampuan manajemen, estimasi biaya dan masalah kontraktual, quantity
surveyor dapat berperan sebagai Facility Manager. Yang dimaksud
dengan Facility Manager adalah seorang manajer yang bertugas untuk
menyiapkan segala fasilitas yang diperlukan oleh operasional suatu perusahaan
agar dapat melakukan operasinya.
Segala
fasilitas yang diperlukan dari mulai penyediaan lahan sampai ke peralatan
operasional adalah merupakan tanggung jawab seorang Facility Manager.
Dengan kemampuan estimasinya, quantity surveyor dapat membuat suatu perencanaan
biaya yang diperlukan untuk mengadakan bangunan, tanah maupun peralatan
operasional lainnya.
Dengan
kemampuan kontraktual yang dimilikinya quantity surveyor dapat membuat suatu
standar perjanjian pembelian, penyewaan dll. Dengan kemampuan manajemennya quantity
surveyor dapat membuat suatu prosedur yang tepat untuk mencapai suatu
tujuan. Facility Manager biasa digunakan oleh perusahaan yang
mempunyai divisi operasional yang cukup besar seperti perusahaan ritel,
perusahaan waralaba, perusahaan pertambangan.
Sangkut
Paut Quantity Surveyor Dan Perencana
Secara
struktural, dalam organisasi proyek, posisi quantity surveyor adalah setara
atau setingkat dengan para Perencana lainnya seperti Arsitek, Perencana
Struktur, Perencana Mekanikal dan Elektrikal, Perencana Interior dll. Secara
kontraktual posisi quantity surveyor juga sama dengan para Perencana lainnya
yang mengikat kontrak secara langsung dengan Pemberi Tugas. Hal ini biasa
terjadi pada proyek-proyek swasta.
Dalam
pelaksanaan suatu proyek quantity surveyor secara kolektif dengan para
Perencana lainnya berusaha mewujudkan apa yang diinginkan oleh Pemberi Tugas
secara optimal. Dari segi kronologis perencanaan quantity surveyor dapat
ditunjuk di awal sekali dari suatu perencanaan, yaitu pada tahap Inception.
Jika
ini terjadi maka quantity surveyor akan cukup berperan dalam menentukan garis
besar perencanaan (Outline Design) karena di awal perencanaan quantity surveyor
sudah memberikan suatu batasan biaya pembangunan yang dapat digunakan
sedemikian sehingga Perencana harus membatasi juga desainnya.
Namun
di Indonesia, quantity surveyor seringkali ditunjuk setelah
tahap Schematic Design. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena pada
tahap itu desain telah disetujui Pemberi Tugas sehingga quantity surveyor tidak
bisa memberi masukkan akan masalah design efficiency.
Walaupun
secara struktural dan kontraktual posisi quantity surveyor setara dengan para
Perencana lainnya, namun karena bidang yang dikerjakan oleh quantity surveyor
berkaitan dengan anggaran biaya proyek maka seringkali dalam memberikan laporan
yang berkaitan dengan biaya informasi tersebut tidak tersebar kepada para
Perencana lainnya.
Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga independensi quantity surveyor sehingga tidak
terpengaruh oleh kepentingan apapun. Tetapi untuk beberapa kasus, terutama yang
berkaitan dengan telah terlampauinya target anggaran yang disebabkan oleh
pengembangan perencanaan yang terlalu besar, hal ini akan diberitahukan kepada
Perencana yang bersangkutan. Karena hal ini pula seringkali quantity surveyor
dianggap sebagai cost cutter dari perencanaan yang coba dikembangkan
oleh Perencana.
Anggapan
ini sebenarnya agak salah, karena apa yang dilakukan quantity surveyor
sebenarnya adalah membatasi pengembangan desain yang terlalu berlebihan yang
telah melebihi target anggaran yang dimiliki oleh Pemberi Tugas.
Jika
hal ini terjadi dan, menurut Perencana, pengembangan tersebut tidak bisa
dihindari maka quantity surveyor harus memberi tahu Pemberi Tugas untuk
menyiapkan dana tambahan untuk mengakomodasikan keinginan Perencana tersebut
atau quantity surveyor harus dapat mencarikan dana ekstra dari bagian desain
lainnya.
Karena
quantity surveyor hanya memberikan laporan langsung kepada Pemberi Tugas
seringkali quantity surveyor mempunyai hubungan yang lebih eksklusif
dibandingkan Perencana lainnya. Namun, sebenarnya, masalahnya bukanlah seperti
itu.
Quantity
surveyor dapat saja memberitahukan apa yang diberikan kepada Pemberi Tugas,
asalkan diperbolehkan oleh Pemberi Tugas karena informasi yang diberikan kepada
Pemberi Tugas adalah sepenuhnya milik Pemberi Tugas. Jadi jika ada informasi
yang berkaitan dengan anggaran yang harus diberi tahukan kepada Perencana
lainnya hal itu adalah sepenuhnya hak Pemberi Tugas. Hal ini harus benar-benar
dipahami oleh quantity surveyor untuk menjaga independensi dan kredibilitasnya.
Pada
proyek pemerintah posisi quantity surveyor sedikit berbeda, karena biasanya quantity
surveyor disewa atau dikontrak bersama dengan Arsitek. Jadi secara kontraktual quantity
surveyor akan mengikat kontrak dengan Arsitek dan Arsitek akan mengikat kontrak
dengan Pemberi Tugas.
Namun
demikian tugas-tugas quantity surveyor harus tetap dilaksanakan secara
independen dan profesional tanpa terpengaruh kepentingan Arsitek atau Perencana
lainnya. Posisi quantity surveyor yang berada di dalam Arsitek ini terjadi
karena berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku tugas-tugas quantity
surveyor tercakup sebagai bagian dari pekerjaan atau jasa Arsitek.
Pada
sistim Rancang Bangun (Design and Build), posisi quantity surveyor dan
Perencana lainnya akan berada di bawah struktur organisasi kontraktor. quantity
surveyor dan Perencana lainnya akan mengikat kontrak dengan kontraktor sebagai
bagian dari paket perencanaan yang ditawarkan kepada Pemberi Tugas.
Namun
demikian, sering kali, Pemberi Tugas juga mempunyai quantity surveyor atau
Perencananya sendiri yang akan bertugas sebagai penilai dari penawaran yang
diajukan oleh kontraktor. Walaupun secara struktural posisi quantity surveyor
berada di dalam organisasi kontraktor, namun quantity surveyor harus tetap
menjaga independensinya tanpa terlampau banyak terpengaruh kepentingan
kontraktor. Hal ini akan sangat membantunya dalam menjaga kredibilitasnya.
Pendidikan
Dan Pelatihan Quantity Surveyor
Dengan
memperhatikan definisi, peran dan lingkup pelayanan quantity surveyor, maka
seorang quantity surveyor, harus memahami beberapa ilmu pengetahuan tentang
hal-hal sebagai berikut:
1)
Construction Philosophy
2) Construction Cost, yang meliputi: Cost
estimate, cost budget, dan cost control (termasuk perhitungan pajak)
3)
Construction schedule
4)
Construction Method
5)
Construction Risk
6)
Construction Resources
7)
Construction Procurement
8)
Contract Administration
9)
Arbitration (bila diminta untuk
menyelesaikan sengketa)
Kedalaman
penerapan sembilan knowledge base tersebut dalam menjalankan fungsi quantity
surveyor, akan menunjukkan tingkat kualifikasi dari seorang quantity surveyor,
yang pada umumnya dibagi menjadi tiga tingkatan kualifikasi, yaitu level 4,
level 5, dan level 6, dimana level quantity surveyor, 2, dan 3 disediakan untuk
tingkat ketrampilan.
Seseorang
dapat dinyatakan sebagai quantity surveyor ahli, dengan level tertentu (4, 5,
atau 6), bila yang bersangkutan telah memiliki unit-unit kompetensi yang
ditetapkan, dan menguasai elemen-elemennya, serta dapat diukur unjuk kerjanya
dengan cara tertentu.
Atas
dasar inilah Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Indonesia
menyelenggarakan konvensi untuk bakuan kompetensi dalam berbagai bidang dimana
salah satunya adalah sub bidang quantity surveyor.
Di
negara asalnya, untuk menjadi seorang quantity surveyor dapat ditempuh melalui
beberapa cara. Cara pertama adalah menjadi jalur pendidikan formal di
universitas dengan langsung mengambil jurusan Quantity Surveying yang
ada di dalam fakultas Built and Environment.
Pendidikan
tersebut dilakukan selama 4 tahun untuk program sandwich dan 5 tahun
untuk program part-time. Yang dimaksud dengan
program sandwich adalah suatu sistim pendidikan yang menyelipkan
program praktek kerja selama quantity surveyor tahun diantara masa pendidikannya
yang 4 tahun itu.
Sedangkan
program part-time dilakukan seperti kuliah biasa hanya perkuliahannya
dilakukan quantity surveyor atau 2 hari dalam satu minggu. Setelah lulus dari
universitas tersebut seorang quantity surveyor belum dapat membuka prakteknya
sendiri atau menjadi partner atau rekanan dalam suatu perusahaan jasa quantity
surveyor.
Untuk
dapat membuka prakteknya sendiri atau menjadi rekanan seorang quantity surveyor
harus menjadi seorang Chartered quantity surveyor terlebih dahulu.
Untuk dapat menjadi seorang Chartered quantity surveyor, seorang harus
lulus ujian yang diselenggarakan oleh RICS. Ujian tersebut, yang biasa
disebut dengan APC (Application of Professional Competence), baru
dapat diambil atau dilakukan jika seorang quantity surveyor sudah bekerja di
bidangnya selama 3 tahun.
Selama
masa 3 tahun itu ia harus mengisi catatan harian yang mencatat kegiatan selama
bekerja. Sedapat mungkin di dalam masa 3 tahun tersebut ia sudah melalui semua
bidang pekerjaan yang merupakan keahlian quantity surveyor yaitu perencanaan
dan pengendalian biaya, kontrak, administrasi kontrak.
Sebelum
catatan harian tersebut dimasukkan kepada panitia penguji, catatan harian
tersebut harus diverifikasi oleh pemimpin perusahaan tempat ia bekerja, yang
haruslah seorang Chartered quantity surveyor. Setelah quantity surveyor
lulus dari ujian APC, yang ditandai dengan pemberian
atribut Associate of Royal Institution of Chartered Surveyor (ARICS),
tersebut barulah ia dapat dikatakan menjadi seorang Profesional quantity
surveyor atau Chartered quantity surveyor.
Setelah
mendapatkan predikat Associate bukan berarti seorang Chartered quantity
surveyorselesai melaksanakan pendidikannya. Selama melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai seorang Chartered quantity surveyor ia dapat terus melanjutkan
pendidikannya di bidang yang lebih spesifik dari pekerjaan quantity surveyor,
seperti mendalami masalah perencanaan biaya, kontrak, manajemen proyek. Ia
dapat mengambil program S2 untuk mendalami hal-hal tersebut bahkan sampai
jenjang S3.
Secara
profesional predikat Associate itu dapat ditingkatkan menjadi apa
yang disebut dengan Felowship of Royal Institution of Chartered
Surveyor (FRICS), Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti
program CPD (Continuation of Professional Development). Untuk mengikuti
program ini seorang ARICS harus membuat suatu makalah dan telah
bekerja di bidangnya selama masa tertentu (biasanya lebih dari quantity
surveyor5 tahun).
Selain
itu ia harus mempunyai sponsor yang berpredikat Fellow minimal 2
orang. Setelah makalahnya diverifikasi oleh sponsornya dan dinyatakan lulus
barulah ia dapat dikatakan menjadi seorang Fellow. Dengan
menjadi Fellow, selain dapat meningkatkan prestisenya secara profesional,
ia dapat menjadi seorang Senior Partner dari suatu perusahaan jasa quantity
surveyor atau bahkan menjadi Regional Partner pada suatu perusahaan
jasa quantity surveyor yang mempunyai cabang di banyak tempat di dunia.
Cara
kedua untuk menjadi quantity surveyor adalah dengan mengambil sistim kuliah
terbuka. Namun syarat untuk mengikuti kuliah terbuka ini adalah si peserta
harus bekerja pada suatu perusahaan quantity surveyor dan ada sponsor yang akan
bertindak sebagai pembimbingnya. Sponsornya tersebut haruslah yang telah
menjadi Chartered quantity surveyor (minimal seorang ARICS).
Dengan
cara kuliah terbuka ini ujian akan dilakukan secara bertahap dengan mengacu
kepada sistim ujian yang dibuat oleh RICS. Ujian level quantity surveyor
dapat dilakukan jika peserta telah selesai mempelajari suatu modul yang
ditentukan oleh RICS, begitu selanjutnya sampai selesainya ujian level 4.
Dengan
cara seperti ini lama masa kuliah ditentukan sendiri oleh pesertanya. Makin
cepat ia menyelesaikan modul-modulnya, makin cepat pula ia dapat
menyelesaikannya. Hal selanjutnya setelah ia lulus dari program kuliah terbuka
ini adalah sama seperti yang harus dilakukan oleh peserta yang menjalani kuliah
normal di universitas.
Di
Indonesia pendidikan formal quantity surveyor belum ada atau belum dibuat oleh
universitas manapun. Namun beberapa institusi penyelenggara kursus telah
mengadakan pelatihan quantity surveyor dalam bentuk paket-paket keahlian quantity
surveyor. Dalam prakteknya quantity surveyor di Indonesia sebenarnya banyak,
jika tidak mau disebut selalu, dilakukan baik oleh Pemberi Tugas, Kontraktor
maupun Konsultan Perencana lainnya.
Negara
tetangga kita, yang kebanyakan adalah merupakan negara commonwealth (seperti
Malaysia, Singapore dan Australia), telah mempunyai jurusan quantity surveyor
di banyak universitasnya.
Dasar
Hukum
Sesuai
dengan pasal 9, ayat (4), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor quantity
surveyor8 Tahun quantity surveyor, tentang Jasa Konstruksi, maka tenaga kerja
yang melaksanakan pekerjaan keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi
harus memiliki sertifikat keterampilan dan keahlian kerja.
Begitu
juga peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004, tentang Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP), yang mengaharuskan setiap profesi memiliki sertifikat
keahlian/keterampilan.
Demikianlah sekilas yang saya paparkan
mengenai pedidikan dan pelatihan untuk menjadi seorang quantity surveyor, baik
secara profesional maupun secara akademis. Untuk menjalani profesi di dunia
konstruksi memnag penuh tantangan dan dituntut mampu bertanggung jawab, tidak
hanya untuk profesi yang dibahas secara detail diatas tetapi semua profesi
dalam ruang lingkup pekerjaan baik dalam dunia konstruksi atau lainya. Sekian
dan terimakasih, semoga bermanfaat.
0 Response to "Quantity Surveyor"
Post a Comment