Jalan merupakan prasarana yang sangat
diperlukan dalam kehidupan masyarakat di dalam kegiatan pembangunan terutama
untuk pembangunan – pembangunan wilayah. Seperti yang sudah dijelaskan pada
tulisan sebelumnya mengenai perhitungan pilar jembatan. Tujuan utama rencana
pembangunan akses jalan ruas jalan Ciawi – Singaparna adalah untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, khususnya di Kabupaten Tasikmalaya. Pada
pelaksanaannya, akses jalan ruas Ciawi – Singaparna melewati beberapa lembah
dan sungai yang dalam maka diperlukan pembangunan beberapa jembatan untuk
menyambungkan jalan tersebut. Salah satu jembatan yang dibangun adalah Jembatan
Cibereum.
Pekerjaan Pondasi Caisson |
Pada
postingan ini saya akan memaparkan proses pekerjaan pondasi hal yang meliputi
dari aspek perancangan, pelaksanaan dan pengawasan, dibawah ini merupakan bentuk
laporan dari ke tiga aspek tersebut.
Standar
Peraturan dan Kriteria Disain
1) Standar Peraturan
Analisis
yang dilakukan merujuk pada standar dan peraturan sebagai berikut:
a) Bridge
Management System (BMS)
b) Standar
Nasional Indonesia (SNI – 2002)
c) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Jembatan Jalan Raya (SNI 03 – 2833 – 1992)
d) American
Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO)
e) American
Concrete Institute (ACI – 318 – 99)
2) Kriteria Disain
Allowable
Stress Design (ASD) berdasarkan teori elastis dan Ultimate Stress Design (USD)
akan digunakan dalam perhitungan perancangan jembatan Ciawi - Singaparna. ASD
digunakan dalam perhitungan pondasi sedangkan USD digunakan dalam perhitungan
penulangan dan disain balok prategang.
Untuk
analisis struktur didasarkan pada teori elastik. Statik analisis akan
diterapkan pada perhitungannya, begitu juga untuk beban dinamik seperti angin,
gempa dan impact perhitungannya didasarkan pada pendekatan statik ekuivalen.
Spesifikasi
Teknis Material
Material utama yang digunakan adalah beton
dan tulangan baja. Modulus elastisitas baja adalah 2,1 x 106 kg/cm2
sedangkan modulus elastisitas beton adalah 15000 fc1/2 kg/cm2.
Tulangan
baja dan tegangan lelehnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Standar Indonesia
|
Tegangan Leleh (kg/cm2)
|
BJTD24
BJTD40
|
2400
4000
|
Mutu
Beton dan tegangan ijinnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel
Mutu Beton dan Tegangan Ijin
Deskripsi
|
Basic Design Strength (kg/cm2)
|
Mutu
beton untuk pilar
Mutu
beton untuk abutment
Mutu
beton untuk pile cap, pelat
injak,
bored pile
|
K – 300
K – 250
K – 250
|
Konsep
Perancangan
Konsep
perancangan konstruksi jembatan didasari oleh data – data yang berkaitan
langsung dengan kondisi eksisting lapangan proyek seperti data topografi,
survey tanah, survey lalu lintas, data beban yang akan melewati konstruksi
tersebut. Sebelum mulai perencanaan, seluruh datadikumpulkan dan dianalisa dan
dapat direkomendasikan suatu acuan tertentu dari masing-masing disiplin ilmu,
maka dimulailah tahap perencanaan detail dengan merangkum atau
menginterpretasikan seluruh hasil survey.
Dari
interpretasi hasil survey akan muncul beberapa alternatif tipe jembatan yang
disertai keuntungan dan kerugiannya, kemudian dari beberapa alternatif tersebut
dipilih tipe jembatan terbaik, setelah itu akan dibuatkan detail perencanaan
dan spesifikasi teknisnya. Hal tersebut akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan
proyek.
Dalam
proyek pembangunan jembatan cibereum, tipe jembatan yang digunakan adalah
jembatan beton prategang. Jembatan beton prategang merupakan suatu bangunan
yang dipergunakan untuk melintasi rintangan yang berupa sungai, lembah, jurang,
danau dan jalan raya, harus direncanakan dengan menggunakan jenis struktur dan
bahan konstruksi yang tepat sehingga dicapai optimalisasi perencanaan sesuai
dengan fungsinya.
Struktur
yang ditinjau penyusun adalah pondasi caisson dan pile cap, keduanya merupakan
bagian struktur bawah sebuah jembatan. Struktur bawah jembatan harus
direncanakan secara benar terhadap aspek kekuatan dukung dan stabilitas,
sebagai akibat beban struktur atas dan tekanan tanah vertikal ataupun horizontal
dan harus mengikuti aturan-aturan yang ditentukan dalam peraturan jembatan.
Pondasi
Caisson
Pada
umumnya pondasi caisson terbuat dari beton bertulang atau beton pracetak.
Pondasi caisson yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia adalah
dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400
cm. Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan penurunan dinding caisson yang dicor
di tempat atau pracetak yang terdiri unit-unit beton pracetak. Penurunan
dilakukan dengan menggali sedikit demi sedikit di bawah dasarnya. Berat beton
pada caisson memberikan gaya vertikal untuk mengatasi gesekan (friction) antara
tanah dengan beton, dan dengan demikian caisson dapat turun.
Ketepatan
pematokan pada caisson sangat penting karena tempat yang digunakan oleh caisson
sangat besar. Akibat kesalahan pematokan, bersama-sama dengan kemiringan yang
terjadi pada waktu caisson diturunkan, dapat menyebabkan caisson itu berada di
luar daerah kepala jembatan atau pilar. Hal ini merupakan tambahan pekerjaan
untuk memperbesar kapala jembatan atau pilar, dan akan meneruskan beban
vertikal dari bangunan atas ke bangunan bawah secara eksentris.
Garis
tengah memanjang jembatan dan garis tengah melintang dari caisson harus
ditentukan dan dioffset sejauh jarak tertentu untuk memastikan bahwa titik -
titik referensi tersebut tidak terganggu pada saat pembangunan caisson.
Jenis
pondasi caisson yang digunakan pada pembangunan jembatan cibereum adalah jenis
pondasi caisson silinder (Circular Caisson) dengan diameter 350 cm dan
kedalaman yang bervariasi.
Pile
Cap
Pile
Cap adalah konstruksi bangunan yang dirancang untuk mengikat dan mempersatukan
beberapa pondasi. Pile cap juga berfungsi untuk menyalurkan dan
mendistribusikan beban – beban dari struktur bangunan yang diterima oleh kolom
ke pondasi. Dimana beban – beban dari struktur bangunan yang diterima oleh
kolom diteruskan ke pile cap. Selain itu apabila terjadi eksentrisitas dapat
diatasi dengan mempertebal dimensi pile cap, sehingga beban akan tetap tersebar
secara merata ke pondasi dibawahnya sesuai dengan daya dukung yang dijinkan.
Perancangan
Konstruksi
Konstruksi
yang akan dibahas dalam penulisan laporan ini, yaitu konstruksi struktur bawah
jembatan pada pekerjaan pondasi caisson dan pile cap. Material yang digunakan
pada setiap pekerjaan harus melewati proses penngendalian mutu terlebih dahulu,
baik material alam maupun material pabrik.
Material
alam merupakan semua material yang diperoleh dari penambangan setempat atau
quarry diluar lokasi sedangkan material pabrik antara lain terdiri dari aspal,
semen, triplek/plywood, baja tulangan, dan lain lain. Proses pengendalian mutu
untuk kedua jenis material tersebut dapat dilihat pada alur, sebagai berikut:
Mulai
à Survey dan ambil sampel
material à Penyampaian contoh
material yang dibutuhkan (termasuk hasiltest) à Inspeksi
material apakah sesuai spesifikasi à ya
à Persetujuan Material à Pengadaan
Material à Selesai.
Tinjauan
Pelaksanaan Proyek
Dalam
pembahasan ini, akan dibahas mengenai pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan
Jembatan Cibereum. Jembatan Cibereum merupakan salah satu jembatan yang harus
dibangun pada Proyek Pembangunan Jembatan pada Ruas Jalan Ciawi – Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya.
Pekerjaan
Pondasi Caisson
Pondasi
caisson adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi tiang.
Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan menggunakan komponen beton dan
batu belah sebagai pengisinya. Jumlah titik pondasi caisson pada pekerjaan
Jembatan Cibereum adalah sebanyak 6 titik.
Konstruksi
pondasi caisson pada pekerjaan jembatan cibereum memiliki volume yang berbeda –
beda. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kedalaman pada setiap titik
pondasi caisson. Spesifikasi untuk struktur pondasi caisson adalah sebagai berikut:
Type : Pondasi Caisson Silinder
Mutu
Beton : K-250 (f’c 20), K-175 (f’c 15)
Baja
Tulangan : BJTD40 fy = 4000 kg/cm2
D13, D19
Slump : 10 + 2
Diameter : 350 cm
Kedalaman : Variasi
Pada
pelaksanaannya mutu beton K-175 diganti oleh mutu beton K-250. Hal tersebut
dilakukan agar pengecoran dilakukan hanya 1 tahap sehingga mempercepat proses
pelaksanaan. Ruang lingkup pada pekerjaan pondasi caisson meliputi pekerjaan
persiapan dan pekerjaan pelaksanaan.
Pekerjaan
Persiapan
Pekerjaan
persiapan pada pekerjaan pondasi caisson meliputi persiapan alat, persiapan
bahan dan persiapan tenaga kerja.
Persiapan
Alat
1) Pekerjaan Penentuan titik pondasi caisson
Alat
yang digunakan:
a) Theodolite
b) Prisma
c) Tripod
2) Pekerjaan Galian menggunakan excavator
Alat
yang digunakan:
a) Excavator
3) Pekerjaan Galian menggunakan tenaga
manusia
Alat
yang digunakan:
a) Pacul
b) Linggis
c) Palu
4) Pekerjaan Pembekistingan
Alat
yang digunakan:
a) Palu
b) Treck
Stang
c)
Meteran
d) Gergaj
5) Pekerjaan Penulangan
Alat
yang digunakan:
a) Bar
Bender
b) Bar
Cutter
6) Pekerjaan Pengecoran
Alat
yang digunakan:
a) Concrete
Pump
b) Truck
Mixer
c)
Vibrator
Langkah
- Langkah Pekerjaan Pelaksanaan Pondasi Caisson
1) Memahami
gambar kerja agar tidak terjadi perbedaan antara pelaksanaan dan perencanaan
2) Menentukan
titik koordinat pondasi caisson oleh tim survey
3) Setelah
mengetahui koordinat pondasi caisson, tanah mulai digali dengan menggunakan
excavator sedalam + 4 m
4) Setelah
digali dengan menggunakan excavator, tim survey mengecek elevasi pada titik
pondasi caisson untuk mengetahui sisa kedalaman galian.
5) Setelah
sisa kedalaman galian diketahui, pekerjaan galian dilanjutkan oleh tenaga
manusia sampai mencapai elevasi rencana.
6) Jika
terdapat air tanah saat pekerjaan galian, pompa air tanah sampai kering
sehingga pekerjaan bisa dilanjutkan
7) Setelah
kedalaman mencapai elevasi rencana kemudian dilakukan pemasangan acuan dan
perancah yang dilakukan oleh tukang kayu.
8) Setelah
pemasangan acuan dan perancah, dilanjutkan pada pekerjaan penulangan yang
dikerjakan oleh tukang besi.
9) Setelah
pekerjaan penulangan, dilakukan pengecekan tulangan apakah tulangan yang
terpasang sudah sesuai dengan gambar kerja.
10) Setelah pengecekan
tulangan, dilakukan pengecoran beton mutu sedang K-250 atau f’c 20 slump 10 +
2. Pengecoran dilakukan sekaligus pada 2 titik pondasi caisson.
11) Setelah pengecoran
mencapai tinggi 1 m pada setiap titik pondasi caisson, pengecoran dilanjutkan
sambil memasukan batu belah oleh pekerja.
12) Setelah mencapai tinggi
5,5 m, pengecoran dilanjutkan kembali sampai selesai tanpa menambahkan batu
belah
13) Pada saat pengecoran
berlangsung dilakukan pengujian slump dan pembuatan benda uji kuat tekan beton.
14) Setelah Pengecoran
Selesai, dilakukan pembongkaran acuan dan perancah oleh tukang kayu.
Pembongkaran dimulai dengan membongkar perancah terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan membongkar acuannya.
15) Setelah
pembongkaran acuan dan perancah, pondasi caisson ditimbun kembali oleh tanah
dengan menggunakan excavator sampai mencapai elevasi rencana.
Dibawah
ini merupakan uraian pelaksanaan pekerjaan agar lebih memahami dan mudah
dimengerti.
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah
meliputi pengukuran, land clearing, penggalian, pengurugan,
pemadatan tanah.
Pengukuran dan Pematokan
1) Kegiatan
ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-patok sehingga membentuk
garis - garis yang sesuai dengan gambar.
2) Kontraktor
bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran pengukuran.
3) Tim
pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik koordinat.
4) Atas
tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survei dan pengukuran
tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
5) Setiap
tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus dijaga
baik – baik.
Land Clearing (Pembersihan
dan Kupasan)
Pekerjaan
ini mencakup penggalian, penimbunan dan pemadatan atau pembuangan material
sisa.
1) Pembersihan
terhadap semak-semak dan pohon yang berada pada lokasi proyek
2) Pekerjaan
stripping atau galian tanah existing
3) Pekerjaan
galian tie beam & pile cap
4) Pekerjaan pecah
batu
5) Bekas- bekas
hasil kupasan, tanaman, dan semak-semak, diangkut ke luar area proyek.
Pekerjaan
Pondasi
1) Pekerjaan Persiapan.
Pekerjaan
persiapan tersebut meliputi:
a) Pembuatan Direksikeet dan Work
Shop
Direksikeet atau
kantor lapangan yang dilengkapi perlengkapan meja, kursi, papan tulis, alat
tulis, dan work shop khusunya disiapkan untuk perakitan
besi atau rebar yang ditempatkan ditempat terbuka.
b) Pekerjaan Besi
Pekerjaan
besi lebih awal dikarenakan sebelum pengerjaan pengalian dimulai, meliputi
pembuatan tulangan utama.
2) Penentuan Titik Pondasi (Surveying)
Pekerjaan survey ditujukan
untuk membuat titik – titik yang akan digali, penandaan titik dipakai potongan
besi atau kayu, titik – titik ini merupakan hasil perhitungan dan pengukuran
dari gambar ke lapangan dengan menggunakan alat theodolite. Titik –
titik yang telah dibuat dijaga agar tidak bergerak atau bergeser, maka sebaiknya
patok tersebut ditanam rata tanah dan diikat rafia atau tambang sehingga titik
tersebut dapat dengan mudah didapat kembali. Pada pekerjaan Pondasi Caisson ini
sistem penggalian yang baik perlu mendapat perhatian karena hasil penggalian
yang baik akan mempermudah dalam pengerjaan nanti.
3) Pekerjaan Galian Tanah Untuk
Pondasi Caisson
Pekerjaan
galian tanah ini dilakukan dengan mengunakan backhoe. Pada pekerjaan ini
tanah digali dengan kedalaman dan diameter yang sesuai dengan
keadaan tanah dan gambar rencana. Adapun alat yang digunakan pada pekerjaan
galian ini adalah backhoe, cangkul dan lain-lain.
a) Metode
pelaksanaan pekerjaan galian pondasi adalah sebagai berikut:
b) Menyiapkan
lahan yang akan digali dengan memberi patok dan bowplank pada area tanah asli
yang akan digali dan diberi tanda berwarna / dicat
c) Menentukan lebar & kedalaman galian
tanah yang akan digali yang mengacu pada bowplank
d) Membuat
garis bantu dengan tali yang diikatkan pada bowplank untuk kerapian dan
kelurusan galian tanah agar dimensi pondasi terpenuhi
e) Menyiapkan
bak ukur yang standar untuk mengukur kedalaman dari galian tanah
f)
Bagian tanah yang digali adalah Pondasi beton
yang dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia (Man Power)
g) Galian
pondasi digali dengan ketentuan ukuran sesuai kebutuhan pas. pondasi kearah
memenjang /sejajar arah lajur memanjang dan melintang bangunan Ex.
4) Pemasangan Bekisting
Pemasangan
bekisting harus rapih, kuat, dan kaku, karena untuk menahan gaya getaran dan
kejutan yang diterima pada saat pengecoran sehingga tidak berubah bentuk atau
dimensi. Bahan yang digunakan menggunakan kayu dan triplek serta paku, yang
pengerjaannya dicetak atau dibentuk dulu diluar dengan diameter sesuai gambar
rencana.
5) Pemasangan Tulangan
Pada
pemasangan tulangan ini ada dua jenis tulangan yaitu tulangan pokok dan
sengkang serta pemasangannya dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
Penulangan dilaksanakan ditempat dan pengerjaannya satu persatu untuk
memudahkan para pekerja dan hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.
6) Pengecoran
Sebelum
pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan baik
arah vertical maupun horizontal, setelah itu baru pengecoran dilaksanakan.
Pengecoran ini mengunakan beton ready mix dengan mutu beton K – 250
dan k – 175 Mpa. Alat yang digunakan meliputi: mobil ready
mix dan bucket concrete beserta pompa
beton, vibrator dll.
7) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran
bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode pengerasan dan
seijin dari konsultan pengawas atau site manager. Adapun peralatan yang
digunakan: Drilling, Kelli bar, Auger, Bucket
bor, Bucket cleaning, Stell casing, Vibro hammer 60
KW, Service crane crawler 50 ton, Stel plate, Pipa tremi +
corong tremi L = 18 m, Truck (transport soil disposal, material
lainnya), Excavator, Dump truck, Pick up dan lain-lain.
Setelah semua materi
saya tuliskan semoga pembaca dapat memahami dan mempunyai informasi yang
berguna baik secara langsung di lapangan pada pekerjaan pondasi caisson dan
pile cap ataupun untuk perkuliahan, demiakian tulisan saya yang meliputi aspek
perangcangan, aspek pelaksanaan dan aspek pengawasan, intuk perhitungan pondasi
caisson akan saya posting dilainwaktu, sekian dan terimakasih.
0 Response to "Proses Pekerjaan Pondasi Caisson Pada Jembatan 200 Meter"
Post a Comment