Dalam pelaksanaan
pekerjaan jembatan ada yang disebut diantaramya expansion joint, monolit, oprit
dan banyak lagi, yang saya lihat dilapangan khususnya dalam pengerjaan jembatan,
oprit itu adalah daerah dengan kontur yang rata di belakang abutment yang difungsikan
untuk instalasi girder/gelagar, untuk memasang bailey sebelum girder di
luncurken atau launching dan ditempatkan diantara abutment dan pilar.
Pengertian Oprit
Oprit jembatan adalah timbunan tanah atau
urugan di belakang abutment yang dibuat sepadat mungkin untuk menghindari
penurunan. oprit bisa terdiri atas timbunan pilihan dan timbunan biasa dan
untuk membuat oprit berdiri kokoh, maka dibuatlah tembok penahan tanah yang
berfungsi menjaga kestabiltas lereng oprit tersebut jika kondisi oprit jembatan
berada pada lokasi berbukit. Perencanaan konstruksi oprit ini sangat perlu
diperhatikan agar desain oprit yang dihasilkan nantinya dapat aman dan kuat
sesuai dengan umur rencana yang telah ditentukan.
Timbunan jalan pendekat jembatan yaitu
segmen yang menghubungkan konstruksi perkerasan dengan kepala jembatan
merupakan segmen sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi tertentu
sesuai alinyemen horizontal, alinyemen vertikal dan besarnya kelandaian
melintang berdasarkan gambar rencana. Timbunan jalan penekat mulai dari ujung
perkerasan jalan melalui transisi kelandaian sampai kepala jembatan sesuai
ketentuan DAMIJA yang merupakan bagian dari DAMAJA.
Oprit Jembatan |
Dalam penentuan tebal timbunan nilai CBR
dapat dikorelasi terhadap daya dukung tanah (DDT). Tinggi timbunan harus dipertimbangkan
terhadap adanya bahaya longsor, sebaiknya pada lahan mencukupi dibuat
kelandaian lereng alami dan apabila tidak mencukupi harus dibuat konstruksi
penahan tanah. Timbunan harus dipadatkan lapis demi lapis sesuai ketentuan
kepadatan lapisan.
Timbunan jalan pendekat harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga mendukung terhadap kekuatan dan kestabilan konstruksi
kepala jembatan. Khusus untuk timbunan jalan pendekat dengan timbunan tanah
yang tinggi, konstruksi penahan tanah sangat diperlukan agar badan jan tidak
longsor.
Pertimbangan perencanaan timbunan jalan
pendekat terhadap alinyemen horizontal harus direncakan sesuai dengan keamanan
lalu lintas dan perpanjangan jembatan terhadap sungainya. Pertimbangan jalan
pendekat terhadap alinyemen vertikal tergantung pada muka air tinggi, muka air
banjir dan kelandaian memanjang yang sebaiknya tidak melebihi 5%.
Permaslahan Pada Oprit
Permasalahan utama pada timbunan jalan
pendekat yaitu sering terjadinya penurunan atau deformasi pada ujung pertemuan
antara struktur perkerasan jalan terhadap ujung kepala jembatan. Hal ini
disebabkan karena:
1)
Pemadatan yang
kurang sempurna pada saat pelakasanaan, akibat tebal pemadatan tidak mengikuti
ketentuan pelaksanaan atau kadar air optimum tidak terpenuhi.
2)
Karena air mengalir
keluar, dimana terjadi kapilerisasi pada lapisan atau kelurusan air melalui
saluran drainase sehingga ada perubahan tegangan efektif.
3)
Pemadatan lapisan
timbunan jalan pendekat yang berlebih, dimana terjadi perubahan kadar air yang
mengakibatkan pengembangan lapisan tanah yang dapat mendesak permukaan
perkerasan ke atas.
Dalam mekanika tanah telah diketahui tanah
timbunan jalan pendekat atau tanah pondasi sebagai material isotropis mempunyai
dua sifat fisik yaitu:
1) Indeks fisik seperti
kadar air (w), massa jenis, batas cair (LL), indeks plastis (PI), batas susut
(SL) dan lain-lain.
2)
Sifat kohesif (c),
indekss kompresibilitas (Cc) dan permeabilitas (k).
Beberapa
Hal Yang Harus Diperhatkan
Masalah keseimbangan atau stabilitas
ditentukan oleh kondisi beban pada tanah dan struktur diatasnya. Sedang masalah
deformasi memerlukan perhitungan yang cermat untuk mengetahui besar distribusi
tegangan yang ditimbulkan oleh beban struktur terhadap tanah dan berapa besar
daya dukung tanah daar yang dapat menahan struktur diatasnya atau bagaimana
pengaruh tinggi timbunan terhadap penurunan, longsor dan deformasi kepala
jembatan.
Selanjutnya masalah drainase sangat erat
keterkaitannya dengan stabilitas maupun deformasi. Kejadian yang sering antara
ujung perkerasan baik aspal beton maupun pelat lantai beton yang berdekatan
dengan kepala jembatan adalah penurunan dan konsolidasi struktur akibat
material pengganti atau oleh tanah dasarnya.
Untuk mengeliminir penurunan pada kepala
jembatan adalah dengan menggali pada tanah kritis/labil umumnya di daerah rawa
dan menggantinya dengan material pilihan sehingga material timbunan akan lebih
cepat memadat. Penggunaan material ringan untuk mengurai berat timbunan
sehingga penurunan dan stabilitas dapat ditekan.
Fungsi
Oprit
Selaian sebagai pelat injak jalan menuju
jembatan oprit juga dipergunakan sebagai ruang instalasi girder pada jembatan
beton prategang, pada oprit bailey di pasang dan girder di stressing sebelum
diluncurkan ke antara abutment dan pillar.
Oprit diratakan atau di padatkan dan dibuat
sesuai alinyemen jalan yang sebelumnya direncanakan, tetapi oprit yang
digunakan pada instalasi girder sekiranya oprit harus mempunyai minimal 100
meter, fungsinya untuk merangkai girder yang akan diluncurkan atau di
launching.
Bailey yang dipasang dari oprit samapi
ketengah jembatan berfungsi untuk mengangkat girder yang sudah dirangkai dan
distressing pada oprit, makanya perlu dicermati untuk kepadatan timbunan oprit
dan kontur yang rata karena untuk memaksimalkan pekerjaan yang laianya seperti
hal-nya instalasi girder.
Ketidakstabilan
Timbunan Oprit Jembatan
Seperti biasanya pada setiap tulisan sesudah
memaparkan materi dari mulai pengertian maka pada bagian akhir saya memaparkan
beberapa kasus mengenai tidak stabil-nya oprit jembatan. Ketidakstabilan pada
oprit disebabkan oleh beberpa kemungkinan seperti tanah yang lunak atau dampak,
perubahan tata guna lahan atau pola aliran sungai.
Perancangan dan pelaksanaan timbunan jalan
di daerah tanah lunak perlu mempertimbangkan aspek stabilitas terhadap gaya
yang bekerja. Aspek stabilitas ini mencakup keseimbangan antara beban, baik
beban akibat berat sendiri maupun beban lalulintas, terhadap kemampuan kuat
geser lapisan tanah pendukungnya. Permasalahan yang terjadi pada timbunan untuk
oprit jembatan menjadi lebih kompleks karena pengaruh perilaku sungai yang
perlu diperhitungkan dengan seksama dan teliti karena beberapa kejadian yang
terjadi pada oprit jembatan diakibatkan oleh permasalahan yang disebabkan oleh
perilaku sungainya.
Permasalahan yang terjadi pada timbunan
oprit jembatan dapat berakibat pada ketidakstabilan abutmen jembatannya yang
mengalami deformasi sehingga akan berdampak pada stabilitas kekuatan tiang
pendukungnya. Deformasi yang terjadi pada abutmen jembatan dapat berakibat
terganggunya stabilitas dan bergerak ke arah sungai sehingga akan berpengaruh
pada perletakan dan gelagar jembatan yang berada di atasnya. Berdasarkan
pengamatan terhadap beberapa kasus deformasi abutmen jembatan, terdapat 2 (dua)
tipe keruntuhan abutmen jembatan, yaitu:
1)
Abutmen jembatan
terdorong bagian atasnya sehingga gelagar jembatan terdorong ke arah sungai.
2) Abutmen jembatan
terdorong bagian bawahnya sehingga gelagar jembatan bertendensi untuk terlepas
dari kedudukannya.
Untuk kasus abutmen jembatan terdorong
bagian atasnya, hasil pengamatan menunjukkan keruntuhan timbunan akibat beban
timbunan oprit jembatan ditambah beban lalulintas yang melebihi batas yang
dapat didukung oleh abutmennya.
Sedangkan kasus terdorongnya abutmen
jembatan bagian bawah terjadi akibat berkurangnya tahanan lateral yang
mendukung beban oprit jembatan dan lalulintas. Dengan melihat pola
ketidakstabilan abutmen jembatan tersebut, perlu dievaluasi dan dianalisis
faktor penyebabnya yang sangat mempengaruhi karena kedua kondisi tersebut dapat
terjadi, baik pada saat konstruksi selesai maupun pada saat masa pelayanannya.
Ketidakstabilan
Timbunan Oprit dan Dampak yang Diakibatkan
Konsistensi tanah lunak yang diketahui
mempunyai nilai daya dukung rendah dapat dilihat dari interpretasi hasil uji
N-SPT dan Dutch Cone Penetrometer (Sondir). Dengan memperhatikan kondisi
tersebut dapat diketahui bahwa tanah akan menimbulkan permasalahan stabilitas
subgrade yang akan mempengaruhi konstruksi lapisan perkerasan yang berada di
atasnya, dan stabilitas subgrade, yang berupa konstruksi timbunan, yang
terganggu karena menurunnya Faktor Keamanan (FK) Global karena berada di atas
tanah lunak yang sangat kompresibel dan mempunyai daya dukung rendah.
Permasalahan ketidakstabilan timbunan oprit
jembatan ini berdampak sangat besar karena umumnya dibangun dengan ketinggian
yang dirancang untuk dapat mengakomodasi lalulintas yang lewat di bawahnya.
Kemantapan timbunan oprit sebagai bagian infrastruktur jalan dan jembatan perlu
diimplementasikan berdasarkan analisis dan evaluasi yang hasilnya dapat
memenuhi persyaratan dalam mengadopsi lalulintas tanpa suatu kendala. Dampak
yang berasal dari ketidakstabilan timbunan oprit jembatan dapat dilihat pada
kejadian-kejadian berikut:
Terjadi penurunan yang tiap tahun perlu
di-rising atau di-overlay atau dilakukan penambahan lapisan beraspal sebagai
wujud pemenuhan persyaratan standar pelayanan minimum bagi pengguna jalan,
yaitu aman dan nyaman. Untuk kejadian penurunan timbunan oprit, agar memenuhi
standar pelayanan minimum berlalulintas perlu dilakukan overlay.
Bila penurunan yang terjadi ini bertambah
secara signifikan, baik secara cepat atau selama masa konstruksi maupun untuk
waktu yang cukup lama atau selama masa pelayanan, akan berdampak pada struktur
bangunan di sekitarnya. Tentunya dengan penambahan lapisan perkerasan untuk
mewujudkan standar pelayanan minimum yang disyaratkan, akan berdampak terhadap
menurunnya tingkat stabilitas timbunan oprit secara signifikan. Kecepatan
penurunan timbunan oprit yang terjadi dapat dipengaruhi oleh tingkat
konsistensi tanah lunak yang berada di bawahnya dan tinggi timbunan yang
dibangun.
Ada 3 kejadian yang menunjukkan adanya
gangguan terhadap stabilitas abutmen jembatan dengan mekanisme kejadian yang
berbeda:
1) Kasus ke satu adalah akibat beban timbunan oprit yang
melebihi tinggi batasnya, yaitu tedorongnya bagian atas abutmen jembatan yang
akan berdampak terhadap terdorongnya gelagar jembatan serta lantai jembatan.
Kejadian yang umum untuk kasus ini disebabkan oleh tekanan horizontal aktif
yang tidak mampu diimbangi oleh tekanan horizontal pasif akibat timbunan
meningkat secara signifikan karena keberadaannya di atas tanah lunak yang tidak
begitu tebal dan beban timbunan itu sendiri yang bertambah karena mengalami
leveling dan kejenuhan, misalnya akibat banjir yang dapat naik sampai mendekati
lantai jembatan.
2) Kasus ke dua akibat tinggi timbunan yang melebihi tinggi
kritisnya yang ditopang oleh lapisan tanah lunak yang tebal sehingga berakibat
terdorongnya bagian bawah abutmen jembatan yang diakibatkan karena hilangnya
penahan lateral dan/atau bertambahnya daya dorong akibat beban timbunan di atas
lapisan tanah lunak, Serta terdorongnya bangunan di sekitarnya dan terangkat
tanah di kiri kanan timbunan oprit dan akibat dampak penurunan.
3)
Kasus ke tiga lebih
banyak diakibatkan oleh berkurangnya tahanan lateral akibat perilaku sungai
yang mengubah penampang sungai secara signifikan sehingga mengakibatkan
degradasi dasar sungai, erosi tebing sungai, dan turbulensi yang terjadi di
depan abutment karena terhambatnya arus sungai oleh material bongkahan yang
berada di antara daerah aliran di bawah jembatan. Untuk kejadian ke tiga ini
mekanisme keruntuhan abutmen jembatan yang umumnya tidak disertai terangkatnya
tanah di sampingnya.
Stabilitas Timbunan Oprit Jembatan Terhadap Tingkat Kemantapan
Abutment Dan Bangunan Sekitar
Dengan melihat kejadian di lapangan, dengan
dikenalinya ada 3 kasus kejadian yang mengindikasikan dampak penurunan timbunan
oprit secara nyata dan mempengaruhi stabilitas abutmennya, perlu di tinjau
stabilitas globalnya. Bila untuk memenuhi standar pelayanan minimum lalulintas
dilakukan overlay, perlu diperhatikan dampak yang ditimbulkan tersebut karena
tidak hanya abutmen jembatan terganggu tetapi tiang pendukungnya juga mengalami
deformasi.
Langkah yang perlu diperhatikan adalah
dengan mengetahui keberadaan aluvial deposit. Selanjutnya dilakukan evaluasi
terhadap sejarah terbentuk lapisan endapan sedimen ini dari proses terbentuknya
Geology Batuan Dasar, proses transportasi, serta kondisi karakteristiknya. Yang
terakhir adalah mempelajari kondisi geohidrologinya dan melakukan evaluasi dan
analisis terhadap stabilitas timbunan oprit jembatan yang keberadaannya perlu
memenuhi:
1)
Standar pelayanan
minimum berlalulintas.
2) Stabilitas konstruksi timbunan oprit jembatan dengan
memperhatikan:
a) Kondisi lahan yang
merupakan penyebaran tanah lunak dan gambut.
b) Kemampuan daya
dukung tanah lunak dalam mendukung beban timbunan oprit yang tentunya harus
memenuhi ketentuan persyaratan tinggi sehingga lalulintas yang melalui di bawah
jembatan.
c) Faktor Keamanan (FK)
Global, baik diakibatkan berkurangnya tahanan lateral maupun bertambahnya gaya
dorong yang disebabkan oleh beban timbunan.
d)
Kondisi lingkungan
dan perilaku sungai secara historis.
Evaluasi dan analisis terhadap karakteristik
tanah lunak atau gambut dilakukan berdasarkan hasil data investigasi geoteknik
sehingga diperoleh informasi karakteristik stratifikasi tanah lunak atau gambut.
Evaluasi dan analisis ini sangat penting karena mekanisme keruntuhan timbunan
oprit yang dibangun di atas tanah lunak atau tanah gambut sangat berbeda. Pada
stabilitas timbunan oprit yang dibangun di atas tanah lunak, umumnya berlaku
penurunan konsolidasi yang dapat dimulai dari saat pelaksanaan konstruksi
sampai dengan masa layannya.
Pada stabilitas timbunan oprit yang dibangun
di atas tanah gambut umumnya akan mengalami keruntuhan pada masa konstruksi.
Keadaan ini diakibatkan oleh karena tanah gambut umumnya sangat lunak dan
kompresibilitasnya tinggi sampai dengan sangat tinggi, sehingga pada saat
dibangun akan langsung mengalami penurunan, yang disebut penurunan langsung.
Hal lain lagi yang perlu diperhatikan adalah
terjadinya keruntuhan yang berdampak pada terdeformasinya abutmen jembatan,
yang dapat dikenali:
1) Pada saat lapisan tanah lunak mengalami penurunan kuat
geser secara signifikan selama masa proses konsolidasi sehingga keruntuhan
timbunan juga terjadi.
2)
Pada saat lapisan
tanah gambut mengalami penuruan kuat geser secara signifikan karena adanya
beban timbunan oprit disaat yang sama waktu dibangun.
Metode Pemecahan Permasalahan Akibat Ketidakstabilan
Timbunan Oprit
Sebagai penilaian awal stabilitas timbunan,
Depkimpraswil4 (2002) memberikan rekomendasi untuk melakukan perhitungan tinggi
kritis timbunan sebagai berikut:
1)
Menentukan dan
mencari nilai kuat geser tak terdrainase (cu) rata-rata sampai kedalaman 5
meter atau setebal lapisan lempung lunak bila kurang dari 5 meter;
2)
Merencanakan
material timbunan dengan mengambil berat isi (γ) tertentu yang sesuai dengan persyaratan tanah dasar
sebagai daya dukung pondasi perkerasan jalan.
3) Menghitung kemampuan tinggi timbunan maksimum yang aman
dengan ketentuan sebagai berikut:
a)
Mengakomodasi beban
material timbunan dengan nilai kepadatan sesuai dengan kondisi lapangan dan
dapat bertambah bila mengalami penjenuhan, mengalami pertambahan lapisan, serta
mengakomodasi beban lalulintas. Dengan memperhitungkan beban terhadap tegangan
penutup (yang mempengaruhi gaya aktif horizontal). selanjutnya semua beban ini
disebut adalah tegangan normal pada bidang keruntuhan (σ).
b)
Mengakomodasi tinggi
batas minimum untuk lalulintas di bawah jembatan yang melaluinya, untuk sungai
yang harus dapat dilalui kapal dan untuk jalan yang harus dapat dilalui
kendaraan.
c) Mengevaluasi tinggi
timbunan batas dan dapat ditentukan dengan menghitung dan membandingkan
terhadap rencana tinggi timbunan dengan persamaan tinggi timbunan batas.
Pada dunia
konstruksi memang banyak sekali yang harus direncanakan sesuai dengan rujukan dan
standar yang ada, pada pengerjaan proyek jembatan pun tidak hanya merencanakan
dan mengerjkan konstruksi jembatan saja tetapi konstruksi oprit juga merupakan
salah satunya yang harus direncanakan, seperti yang sudah saya paparkan diatas
semuanya mengenai oprit dan dampak tidak stabil timbunan semoga menjadi
referensi bagi saudara yang sedang menempuh pendidikan dan pengetahuan
tamabahan ketika terjun ke lapangan. Mungsin demikian yang bisa saya jelaskan,
sekian dan terimakasih.
0 Response to "Oprit Jembatan Adalah"
Post a Comment