Dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, ada kalanya diperlukan suatu metode terobosan
untuk menyelesaikan berbagai masalah di lapangan. Khususnya pada saat-saat
menghadapi kendala yang diakibatkan oleh kondisi di lapangan yang tidak sesuai
dengan dugaan sebelumnya. Untuk itu, penerapan metode pelaksanaan kontruksi
yang sesuai kondisi lapangan, akan sangat membantu dalam penyelesaian proyek
konstruksi bersangkutan.
Metode
Pelaksanaan Konstruksi
Penerapan
metode pelaksanaan konstruksi, selain terkait erat dengan kondisi lapangan
dimana suatu proyek konstruksi dikerjakan, juga tergantung jenis proyek yang
dikerjakan.
Metode pelaksanaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, kontruksi dermaga, maupun konstruksi jalan dan jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pekerjan persiapan.
Metode pelaksanaan untuk bangunan gedung berbeda dengan metode pekerjaan bangunan irigasi, bangunan pembangkit listrik, kontruksi dermaga, maupun konstruksi jalan dan jembatan. Namun demikian, pelaksanaan semua jenis proyek konstruksi umumnya dimulai dengan pekerjan persiapan.
Dalam
melaksanakan Pekerjaan tersebut diatas diperlukan Metoda Pelaksanaan yaitu cara
pelaksanaan suatu pekerjaan agar selesai dengan baik dan waktu yang tepat
sesuai dengan rencana kerja.
Adapun
metode yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1) Pekerjaan Pelaksanaan
Pelaksanaan
pekerjaan struktur pile cap pada proyek ini memiliki ruang lingkup pekerjaan
yang mengacu pada gambar kerja. Alur pekerjaan pile cap dapat dilihat di bawah
ini:
START
→ PEKERJAAN PEMADATAN → PEMBUATAN LANTAI KERJA → PEMBEKISTINGAN
→ PENULANGAN
→ PENGECORAN
→ PEMBONGKARAN
BEKISTING → PERAWATAN → FINISH.
2) Pengawasan
Prosedur
pelaksanaan pekerjaan agar tercapai sesuai dengan rencana mutu proyek maka
harus melakukan prosedur - prosedur sebagai berikut:
A.
Pemeriksaan Mutu dan Pengujian
Dari
ke dua prosedur tersebur pada postingan ini saya menjelaskan dengan seksama
dalam tempo yang sepanjang panjangnya, berikut:
A. Pemeriksaan Mutu dan Pengujian
- Pelaksanaan sistem pengendalian kualitas
dijelaskan secara lengkap pada Kontrak. Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis
akan memeriksa setiap item pekerjaan untuk dievaluasi pada setiap aspek.
- Standar yang akan digunakan pada pekerjaan
tersebut sesuai Kontrak, sehingga Kontraktor mengajukan ke Manajemen Konstruksi
dan Tim Teknis, peralatan yang digunakan.
-
Standar lain dapat juga digunakan yang terutama
tertera didalam spesifikasi atau yang disetujui secara tertulis oleh Manajemen Konstruksi
dan Tim Teknis.
- Disetiap masalah dimana kualitas dari
perencanaan atau material dan metode pengambilan sampel dan pengujian yang
tidak dijelaskan dalam spesifikasi, maka dibutuhkan tes standar, sebagai
berikut:
-
AASHTO American Associate of State Highway
and Transportation Officials
-
ASTM American Society for Testing and
Materials
-
JIS Japan
Industries Standard
-
SNI Standar Nasional Indonesia
-
Standar lain yang disetujui oleh Manajemen
Konstruksi dan Team Teknis.
Tabel inspeksi pekerjaan sesuai rencana
mutu pekerjaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
No. | Inspeksi Pekerjaan | Cek Parameter/Dimensi | Alat yang dipakai |
---|---|---|---|
1 | Pekerjaan Galian | Sesuai spesifikasi: slope, dimensi, elevasi | Meteran dan Waterpass |
2 | Pekerjaan Bekisting | Dimensi, kuat, rapat | Meteran |
3 | Pekerjaan Beton | Slump, kuat desak beton, dimensi | Alat Slump, Cetakan Benda Uji Kubus, visual, meteran |
Berikut cara pengujian mutu dalam pelaksanaan, akan diuraikan
sebagai berikut:
a) Pekerjaan Cor
Sebelum
mulai pekerjaan cor dan setelah persetujuan semua material cor. Kontraktor akan
membuat dan menguji dibawah pengawasan Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis. Dan
percobaan pengujian campuran semua tipe / kelas cor akan dilakukan:
Material Dan Pengujian | Frekwensi Pengujian |
---|---|
Semen - Mill Certificate - Chemical Analysis |
Kontraktor akan menyampaikan total semen yang akan dikirim atau setiap jumlah pengiriman ditentukan/ persetujuan oleh Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis. |
Aggregate Kasar - Gradasi - Kandungan lumpur - Berat Jenis - Peresapan air - Keausan/abrasi |
- Sebelum tiap pengujian - Setiap material yang dikirim ke lapangan - Setiap saat bila sumber material ada perubahan. |
Aggregate Halus - Gradasi - Kandungan lumpur - Berat Jenis - Peresapan air - Keausan/abrasi |
- Sebelum tiap pengujian - Setiap material yang dikirim ke lapangan - Setiap saat bila sumber material ada perubahan |
Beton/Cor - Pengujian Slump - pengujian kuat desak beton - Kandungan air |
- Setiap pendatangan cor pada bagian pekerjaan. - Tiap adukan cor yang akan ditransport dari Batching plant, set sample kubus untuk tiap 5 m3 beton campuran yang dicor atau yang ditentukan dalam spesifikasi - Setiap percobaan campuran (trial mix) tiap tipe cor |
b) Prosedur Pengujian Slump Beton
Slump
beton merupakan penurunan ketinggian pada pusat permukaan atas beton yang
diukur segera setelah cetakan uji slump diangkat. Hasil uji slump digunakan dalam
pekerjaan, perencanaan campuran beton dan pengendalian mutu beton pada
pelaksanaan pembetonan. Berikut adalah langkah kerja pengujian slump beton:
- Basahi cetakan dan letakkan di atas
permukaan datar, lembab, tidak menyerap air dan kaku. Cetakan harus ditahan
secara kokoh di tempat selama pengisian, oleh operator yang berdiri di atas bagian
injakan. Isi cetakan dalam tiga lapis, setiap lapis berisi sepertiga dari
volume cetakan.
- Padatkan setiap lapisan dengan 25 tusukan
menggunakan batang pemadat. Sebarkan penusukan secara merata di atas permukaan setiap
lapisan.
- Dalam pengisian dan pemadatan lapisan atas,
lebihkan adukan beton di atas cetakan sebelum pemadatan dimulai. Bila pemadatan
menghasilkan beton turun dibawah ujung atas cetakan, tambahkan adukan beton
untuk tetap menjaga adanya kelebihan beton pada bagian atas dari cetakan.
Setelah
lapisan atas selesai dipadatkan, ratakan permukaan beton pada bagian atas
cetakan dengan cara menggelindingkan batang penusuk di atasnya. Lepaskan segera
cetakan dari beton dengan cara mengangkat dalam arah vertikal secara-hati hati.
Angkat cetakan dengan jarak 300 mm dalam waktu 5 ± 2 detik.
- Setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan, ukur segera slump dengan menentukan perbedaan vertikal antara bagian
atas cetakan dan bagian pusat permukaan atas beton.
c) Pengujian Kuat Tekan Beton
- Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah
hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan beton yang
dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai kuat tekan
benda uji dalam satu set benda uji yang terdiri dari 3 benda uji, yang selisih
nilai antara keduanya < 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton
dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari
pengecoran.
- Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton,
Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa kubus 150 x 150 x 150
mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian
dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
- Untuk pencampuran secara manual, maka pada
pekerjaan beton dengan jumlah masing- masing mutu beton < 60 m3 harus diperoleh
satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton pada interval yang kira-kira
sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam
segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk
masing-masing umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3, maka
untuk setiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai
harus diperoleh satu hasil uji.
- Untuk pengecoran hasil produksi ready mix,
maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu < 60 m3 harus
diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15 m3 beton pada interval yang
kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam
segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3
beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
d) Pekerjaan Penulangan
Baja
tulangan harus bebas dari karat, oli, lumpur, dan lain – lain yang berpengaruh terhadap
struktur. Semua gambar penulangan, daftar tulangan dan rencana pembentukan
harus dimintakan persetujuan Manajemen Konstruksi dan Tim Teknis sebelum
pemotongan, pembengkokkan dan pemasangan di lapangan.
B. Pemeriksaan Progres / Kemajuan
Pekerjaan
Selama
pelaksanaan pekerjaan waktu dan target phisik yang dicapai dapat dikontrol
melalui kurva S dan Network Planning (CPM), sehingga bila terjadi penyimpangan
kemajuan pekerjaan yang positif atau a head dan negatif atau delay, maka dapat
dilihat dimana penyimpangan tersebut terjadi, sehingga dalam pembuatan target
pelaksanaan harus memahami atau mengetahui masalah-masalah yang akan mungkin
terjadi.
Bila
penyimpangan positif akan dipertahankan, tetapi bila negative perlu diadakan
perbaikan-perbaikan yang kemungkinan diakibatkan dari permasalahan –
permasalahan diantaranya sebagai berikut:
-
Peralatan yang kurang memadai.
-
Personil (skill / jumlah) yang kurang
memadai.
-
Material masalah pengadaan / stok
-
Metode kerja yang kurang tepat.
-
Cuaca / iklim dan waktu saat kerja
(malam/siang)
-
Perubahan desain karena kondisi lapangan.
-
Hasil pengujian yang tidak memenuhi syarat.
-
Adanya accident, permasalahan penduduk
setempat, bencana alam.
Untuk
meminimalkan permasalah tersebut diperlukan persiapan pekerjaan yang matang dan
solusi permasalahan yang cepat dan tepat serta perlu dibuat rencana kerja
harian / mingguan dan dievaluasi secepatnya. Berikut jadwal inspeksi dan jadwal
testing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel Jadwal Inspeksi
No. | Uraian | Jadwal Inspeksi |
---|---|---|
1 | Pekerjaan Penulangan (Besi Beton) | Pada saat besi beton sampai di Site |
Pada saat selesai terpasang, sebelum dicor beton | ||
2 | Pekerjaan Beton | Pada saat penyiapan bahan baku |
Pada saat pencampuran dan pengecoran | ||
Curing setelah pengecoran |
Tabel Jadwal Testing
No. | Uraian | Jenis Testing | Jadwal Testing |
---|---|---|---|
1 | Pekerjaan Beton | Sieve Analysis | Sebelum pengecoran Dilaksanakan |
a | Job Mix Formula Beton | Mix Proportion | |
Compression Strength | |||
b | Campuran Beton | Sampling | Sesuai Spesifik Teknik |
Compression Strength | |||
Slump Test |
Untuk zaman seperti sekarang sspek
teknologi sangat berperan dalam suatu proyek kontruksi. Umumnya, aplikasi teknologi
ini banyak diterapkan dalam metode-metode pelaksanan kontruksi. Penggunaan
metode yang tepat, praktis, cepat, dan aman sangat membantu dalam penyelesaian
pekerjaan pada suatu proyek kontruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu
sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.
0 Response to "Metode Pelaksanaan Konstruksi"
Post a Comment