Dalam
bidang teknik sipil alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan atau pengilahan tanah.
Saat ini alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama
proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar. Salah satu dari sekian banyak
alat berat adalah scaper.
Apa definisi scaper, fungsi scaper dan bagaimana
pengoperasianya, maka dari itu saya akan mengulas apa definisi scaper dan hal
yang lainya.
Definisi
Scraper
Scraper adalah
alat berat beroda ban (tire) yang bisa digunakan menganggkut, memuat dan
membuang (spreading) secara individu atau tanpa dibantu pendorong (bulldozer).
Scraper
sangat efektif digunakan pada pekerjaan tanah dengan kondisi tanah dalam
keadaan lepas tergaruk, memuat kemudian membongkarnya menjadi lapisan-lapisan
yang teratur, kemampuan ini dapat dipakai dalam pengerjaan tanah seperti:
1)
Stripping top soil (pengupasan permukaan
tanah)
2)
Perataan contour sekeliling “building site”
3)
Penggalian untuk saluran drainase dan
saluran irigasi
4) Penggalian dan pengurungan (cut and fill
carthwork) untuk badan jalan dan sebagianya.
Lapisan
top soil yang digaruk ole scraper mempunyai ketebalan kira kira 10 cm untuk
setiap pass tujuanya untuk mendapatkan biaya yang ekonomis, maka arus diketaui
terlebih dahulu bentuk, luas dan keadaan lapangan sehingga dalam penggunaanya
akan diperole scraper yantepat dengan lapangan yang bersangkutan.
Jika
lapangan pekerjaan (job site) tidak terlalu luas, maka scraper yang kecil
dengan crawler tractor mungkin akan lebi ekonomis, tetapi jika job dite lebih
luas seperti lapangan terbang dan sejenisnya maka scraper dengan prime mover
heel tractor akan lebih ekonomis karena scraper jenis ini mempunyai kecepatan
yang relatif besar.
Alat Berat Scraper & Towed Scraper |
Ekonomis
tidaknya scraper yang digunakan dalam pekerjaan cut and fill sangat dipengarui
oleh:
1)
Material yang tersedia yang akan diangkut
2)
Panjang rute pangangkutan
3)
Keadaan rute pengangkutan
4)
Peralatan pembantu lain yang
digunakan
Tabel variasi penggunaan scraper untuk
berbagai jenis jarak angkut dan kondisi rute pengangkutan.
Jarak pengangkutan | Material dan kondisi pengangkutan | Jenis prime mover dan scraper yang digunakan |
---|---|---|
pendek | Kasar | Crawler tractor |
Pendek | Baik | 2 wheel tractor |
Menengah | Keras | Crawler tractor atau twin engine wheel |
Menengah | Sedang | Wheel tractor dengan tree pusher |
panjang | Sedang sampai keras | 2 atau 4 wheel tractor |
Jenis - jenis scraper
Scraper
umumnya digolongkan berdasarkan tipenya, scraper yang ditarik (towed scraper),
scraper bermotor (motorized scraper) dan scraper yang mengisi sendiri
(selfloading scraper). Towed scraper umumnya ditarik crawler traktor dengan
kekuatan mesin 30 hp atau lebih. Scraper jenis ini dapat menampung material
sebanyak 8 – 30 m3.
1) Motor Scraper
Pada
pengoperasianya ada yang menggunakan mesin tunggal (front) dan ada yang
menggunakan mesin ganda (front and rear). Mesin yang tunggal harus dbantu
pendorong (bulldozer) sedangkan yang bermesin ganda tidak arus dibantu
bulldozer.
Jarak
angkut motor scraper antara 500 -2000 meter, sangat efektif digunakan untuk
material/tanah yang diambil dalam kondisi tidak terlalu keras dan medan
operasinya memotong atau meratakan bukit yang cukup luas.
Daya
tampung motorized scraper adalah sebanyak 15 – 30 m3. Motorized scraper
mempunyai kekuatan 50 hp atau lebih dengan kecepatan mencapai 60 km/jam karena
menggunakan alat penggerak ban. Akan tetapi daya cengkram ban terhadap tanah
kurang sehingga scraper tipe ini dalam operasinya memerlukan bantuan crawler
traktor yang dilengkapi blade atau scraper lain. Pengoperasian dengan alat
bantu ini dilakukan dengan dua cara:
a) Push-Loaded
Alat
bantu dipakai hanya pada sat pengerukan dan pengisian. Pada sat bak penampung
telah penuh, scraper dapat bekerja sendiri. Dengan demikian alat bantu dapat
membantu beberapa scraper. Dengan adanya alat bantu, jarak tempuh scraper dapat
mencapai 3 km. Ukuran dozer yang dipakai tergantung dari daya muat scraper.
b) Push-pull.
Dua
buah scraper dioperasikan dengan cara ini di mana keduanya saling membantu dalam
pengerukan. Scraper yang di belakang mendorong scraper di depanya pada saat
pengerukan dan scraper di depanya menarik scraper yang di belakang pada saat
pengerukan.
Seperti
disebutkan di atas, scraper dipakai untuk pengerukan top soil. Top soil yang dipindahkan
berkisar pada kedalaman 10 cm sampai 30 cm. Jika lahan yang akan diangkat top
soilnya mempunyai luas sedang maka self-loading scraper yang kecil atau crawler
traktor dengan scraper bowl dapat dipilh. Untuk lahan yang luas push-loaded
scraper dengan kecepatan tinggi menjadi pilihan.
c) Towed scraper
Pengoperasianya
ditarik oleh bulldozer karena tidak dilengkapi ole mesin, dengan demikian tenaganya
diambil dari bulldozer, towed scraper mempunyai jarak angkut yang tidak lebih
dari 500 meter.
Towed
scraper dalam pelaksananya dibantu alat lain seperti dozer. Alat ini bekerja
dengan kecepatan gerak lamban, namun kelebihan dari alat ini adalah:
1)
Mengangkut “Heavy Load”,
2)
Berputar pada radius kecil,
3)
Menyebarkan material secara merata tanpa
memerlukan alat lain
4) Ekonomis
pada pekerjaan pembukaan lahan.
Komponen
Scraper
Scraper
terdiri dari beberapa bagian dengan masing-masing fungsinya. Bagian-bagian
tersebut adalah bowl, apron, dan tail gate. Berikut dibawah ini merupakan
penjelasan bagian dari alat berat scraper dan fungsinya:
1) Bowl
Bowl adalah
bak penampung muatan yang terletak di antara ban belakang. Bowl mempunyai sisi
yang kaku dengan bagian depan dan belakang yang dapat digerakan (ejector dan
apron). Bagian depan bowl dapat digerakan kebawah untuk operasi pengerukan dan
pembongkaran muatan. Pada bagian sisi depan bowl yang bergerak ke bawah
terdapat cutting edge. Kapasitas penuh bowl berkisar antara 3 sampai 38 m3.
2) Apron
Apron adalah dinding
lengkung bowl di bagian depan yang dapat diangkat pada saat pengerukan dan
pembongkaran. Pengangkatan apron dilakukan secara hidrolis. Apron dapat menutup
kembali pada saat pengangkutan material.
Fungsi
dari apron adalah mengatur aliran material masuk dan keluar bowl. Dalam keadan
tertutup, apron berada di atas cutting edge. Beberapa model scraper memilki
apron yang dapat mengangkut material sepertiga dari material di bowl.
3) Tail Gate
Tail gate atau ejector merupakan
dinding belakang bowl. Pada saat pemuatan dan pengangkutan material dinding ini
tidak bergerak, namun pada saat pembongkaran muatan ejector bergerak maju untuk
mendorong material keluar dari bowl. Alat ini pun digerakan secara hidrolis.
4) Cutting Edge
Cutting edge adalah blade dari baja
yang terdapat di bagian depan dasar bowl. Fungsi dari blade ini adalah untuk
melakukan penetrasi ke dalam tanah. Karena fungsinya maka cutting edge dapat
mengalami kerusakan jika mengenai benda keras dalam tanah. Cutting edge yang
rusak sebaiknya diganti agar tidak merusak bowl.
Pengoperasian Scraper
Scraper
dapat menjalankan beberapa fungsi sekaligus dalam satu kali operasi, antara
lain:
Menggali
dan Mengisi Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal harus dilakukan dengan
cara:
1) Pusher Loading
Power
Scraper sebenarnya dapat mengisi muatan tanpa bantuan alat lain, tetapi memakan
waktu yang lama. Oleh karena itu pengisian muatan sebaiknya dibantu oleh
Buldoser.
Dalam
Pusher Loading perlu diperhatikan beberapa hal. Pekerjaan harus dilakukan
minimum dengan kecepatan 10 ft/ detik, agar laju Power Scraper tak terhambat
oleh tatanan material yang sedang digali. Harus dilakukan sinkronisasi
kecepatan antara Power Scraper dan Buldoser yang digunakan.
Diusahakan
tiap 1,5 – 2 menit datang Power Scraper yang sudah siap untuk didorong, dengan
demikian Scraper tak sampai menunggu untuk didorong Buldoser. Sebaiknya memilih
operator Buldoser yang telah terlatih dan berpengalaman.
2) Down
Hill Loading
Diuasahakan
agar pola kerja Power Scraper selalu menuju ke bagian yang lebih rendah, agar
gaya berat alat akan membantu Power Scraper dalam mengisi muatannya sendiri,
sehingga waktu pengisian menjadi lebih singkat.
3) Straddle Loading Straddle
Loading
Adalah
suatu pola pemuatan/pengisian Power Scraper di mana tiap dua kali pengisian,
bagian tengahnya ditinggalkan kurang lebih selebar 5 ft. Bagian yang ditinggalkan
itu akan dipotong/digali pada perjalanan pengisian yang berikutnya.
4) Mengangkut
Hal
yang perlu diperhatikan dalam mengangkut material menggunakan Power Scraper
adalah kecepatan geraknya; Power Scraper yang menggunakan roda karet, sangat
disukai, karena memiliki kecepatan yang tinggi.
Cara
untuk memperlancar pengangkutan menggunakan Power Scraper. Power Scraper yang
masih baik dan memiliki kecepatan tinggi jangan disatukan pada jalan yang sama
dengan Power Scraper yang mempunyak kecepatan rendah, sebab akan mengganggu;
kecuali jika jalan cukup lebar sehingga Power Scraper dapat saling menyalib.
Diusahakan
untuk menghindari belokan tajam atau yang melingkarterlalu jauh, diusahakan
waktu membelok tak lebih dari 15 detik. Supaya Power Scraper dapat bergerak
dengan kecepatan yang maksimum maka jalan harus terpelihara baik. Pengangkutan
ke dua arah sangat menguntungkan, sebab mengurangi waktu untuk membelok.
5) Menyebarkan Material
Ada
beberapa cara yang baik untuk mengosongkan, lalu menimbun dan menyebarkan
material muatan menggunakan Power Scraper:
a) Apron
(pinggiran) dibuka, lalu fail gate (lubang untuk keluar masuk material) didorong
ke depan dengan hati-hati agar material keluar dengan teratur. Blade (Cutting
Edge) jangan diturunkan terlalu rendah supaya material tak terhalang. Kalau
material belum turun/ keluar karena apron belum dibuka, fail gate jangan
didorong ke depan, sebab apron bisa rusak akibat tekanan yang terjadi.
b) Jika material sangat lengket (misalnya
material yang diangkut adalah lempung) apron perlu dibuka/ tutup beberapa kali
agar material mau keluar dari bowl, lalu blade diturunkan sampai ketebalan yang
dikehendaki.
c) Penyebaran
akan merata jika kecepatan Power Scraper disesuaikan dengan kecepatan keluarnya
material dari dalam bowl.
d) Material
yang mudah mengalir keluar (misalnya pasir) dapat disebarkan dengan kecepatan
tinggi, dan biasanya mudah diperoleh sebaran material berupa lapisan-lapisan
yang tipis serta merata.
6) Menggali Tanah Penutup Tipis Dan Tebal
Contoh
pemakaian untuk menggali tanah penutup yang terlalu curam, Power Scraper harus
dibantu dengan Buldozer; jika kecuramannya telah dikurangi/ sudah dilandaikan
menggunakan Buldozer, maka barulah digali menggunakan Power Scraper, dan tanah
diangkut ke tempat lain.
Sedangkan Bila lapisan penutup tanah sangt
tebal, maka cara pengalian tidak diarahkan ke sisi tebing yang curam, tetapi
kurang lebih sejajar dengan tebing tersebut.
Teknik Pengoperasian
Scraper
Pada
saat pemuatan material, ejector berada di belakang, dan bowl diturunkan sampai
cutting edge mengenai tanah. Apron juga dibuka lebar. Alat kemudian bergerak
maju secara perlahan. Pada saat alat bergerak maju, tanah masuk ke dalam bowl.
Kedalaman penetrasi tergantung pada sejauh mana bowl diturunkan. Ketika
pekerjan pemuatan hampir selesai owl dinaikan perlahan dan apron juga
diturunkan untuk menahan material tidak keluar dari bowl.
Pengangkutan
material dilakukan pada kecepatan tinggi. Baik bowl, apron maupun ejector tidak
melakukan gerakan. Bowl harus tetap pada posisi di atas agar cutting edge tidak
mengenai tanah yang menyebabkan kerusakan pada cutting edge dan permukaan tanah
terganggu.
Pembongkaran
muatan dilakukan dengan menaikan apron dan menurunkan bowl sampai material
dalam bowl keluar dengan ketebalan tertentu. Kemudian apron diangkat
setingginya dan ejector bergerak maju untuk mendorong sisa material yang ada
dalam bowl. Pada saat pembongkaran selesai apron diturunkan, bowl dinaikan dan
ejector ditarik kembali pada posisi semula.
Produktivitas
Scraper
Produktivitas
scraper tergantung pada jenis material, tenaga untuk mengangkut, kondisi jalan,
kecepatan alat, atau efisiensi alat. Pertama-tama banyaknya material yang akan
dipindahkan dan jumlah pengangkutan dalam satu jam ditentukan. Volume material
yang akan dipindahkan akan mempengaruhi kapasitas scraper yang dipilih.
Sedangkan jumlah pengangkutan per jam tergantung pada waktu siklus scraper.
Waktu
siklus scraper merupakan penjumlahan dari waktu muat (LT), waktu pengangkutan
(HT), waktu pembongkaran muatan (DT), waktu kembali (RT), dan waktu antre (ST).
Selain itu ada tambahan waktu berputar atau turning time (T) dan waktu
percepatan, perlambatan dan pengereman atau accelerating, decelerating and
braking time (ADBT). Kerena LT, DT, ST, T dan ADBT konsisten maka waktu-waktu
tersebut dikategorikan sebagai waktu tetap (FT) (Iihat Tabel) sehingga rumus
yang dipakai adalah:
FT
= LT + DT + ST + T + ADBT
Waktu
pengangkutan dan waktu kembali tergantung pada grafik yang dikeluarkan oleh
perusahaan alat berat untuk setiap model alat berat. Penggunaan grafik tersebut
adalah sebagai berikut:
1)
Hitung RR dan GR permukaan jalan dan
jumlahkan (TR).
2) Hitung berat alat ditambah berat material
dalam bowl. Jumlah berat yang ada tidak boleh melampaui berat maksimum yang
dianjurkan.
3) Untuk permukaan jalan yang datar dan
menanjak atau TR > 0 gunakan Grafik Rimpull-speed-greadeability sedangkan
untuk jalan yang menurun dan TR < 0 gunakan Grafik Continuous grade
retarding.
4)
Tarik garis vertikal dari atas yang sesuai
dengan berat alat dan material.
5)
Tarik garis TR hasil penjumlahan no.1
sesuai dengan TR yang ada sampai bertemu dengan garis vertikal no.4.
6)
Dari titik pertemuan kedua garis tarik
garis horisontal kearah garis kurva.
7)
Dari pertemuan kurva dengan garis tarik
garis vertikal kebawah sampai ke skala kecepatan.
8)
Dari kecepatan dan jarak tempuh akan
didapat waktu pengangkutan. Sedangkan waktu siklus (CT) adalah penjumlahan
waktu tetap, waktu angkut dan waktu kembali. Waktu angkut dan waktu kembali
dihitung tersendiri karena selalu berubah tergantung 23 pada kondisi jalan dan
jarak tempuh.
Perhitungan
CT menggunakan rumus:
CT
= HT + RT + FT
Rumus
yang digunakan untuk menentukan produktivitas scraper adalah:
Prod
= V x 60 x eff : CTS
Peningkatan Produktivitas
Scraper
Agar
produktivitas scraper dapat ditngkatkan maka dalam siklus kerjanya perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1) Pemuatan: sebaiknya dilakukan pada area
menurun dan pelaksanaanya secepat mungkin. Sebelum pemuatan, bersihkan area
pemuatan dari akar, semak, dan lain-lain.
2) Pemindahan: sebelum pekerjan pengolahan
lahan dilaksanakan maka tentukan terlebih dahulu rute pemindahan untuk membuat
jarak seminimal mungkin. Sebaiknya scraper berputar pada radius sekecil
mungkin. Agar scraper bekerja dengan lebih baik maka usahakan untuk membasahi
rute.
3)
Penyebaran: pekerjan penyebaran material
dimulai dari awal area. Selain itu juga perlu dibuat penumpukan pada samping
lebih tinggi daripada di tengah.
Secara
umum beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi scraper
dalam operasinya antara lain:
1) Pertama dengan menggemburkan tanah yang
akan dimuat ke dalam bowl. Dengan demikian, waktu muat akan berkurang.
Kedalaman penetrasi dari ripper harus lebih besar dari kedalaman penetrasi
cutting edge.
2)
Cara kedua adalah dengan membasahi tanah
yang akan diangkut. Ada beberapa jenis tanah yang dapat dimuat dengan lebih
mudah bila dalam kondisi basah. Pembasahan tanah ini dilakukan sebelum tanah
dimuat ke dalam bowl.
3) Pengaturan pergerakan scraper seperti
menghindari terlalu banyak gerakan memutar dan jika memungkinkan, jalan gerak
antar scraper berbeda.
Pusher (Alat Pendorong)
Pemakaian
alat bantu atau pusher pada scraper dalam operasinya dapat menaikkan
produktivitas alat. Umumnya sebuah pusher dapat membantu beberapa scraper dalam
melakukan pekerjaannya. Waktu siklus pusher adalah waktu yang dibutuhkan untuk
memuat material kedalam scraper ditambah waktu yang dibutuhkan pusher untuk
bergerak dari satu scraper ke scraper yang lain. Waktu siklus (dalam menit) ini
dicari dengan menggunakan rumus:
πΆππ =
140% × πΏππ +
0.25
Jumlah
scraper yang dapat dibantu oleh sebuah pusher adalah:
N
= CTS ; CTP
Contoh:
Tanah
sebanyak 300.000 lcm dipindahkan dengan menggunakan scraper 621E. Spesifikasi
tanah dan alat sebagai berikut:
Berat jenis tanah = 1340 kg/lcm
Job efficiency = 50/60
Headed capacity = 15,30 m
Berat kosong = 30.479 kg
Berat maksimum = 52.249 kg
Kondisi
permukaan sedang Untuk loading digunakan pusher
Pertanyaan:
1)
Berapa siklus waktu scraper?
2)
Berapa produktivitas scraper?
3)
Berapa siklus waktu pusher?
4)
Berapa jumlah scraper yang dibutuhkan?
Jawab:
Menentukan
waktu berangkat:
Berat
scraper
=
berat kosong + (kapasitas scr. X bj tanah)
=
30.479 + (15.3 x 1340)
=
50.981 kg < berat maksimum (52.249 kg)
Tabel
Menentukan waktu kembali
Dari | RR | GR | TR | L (Km) | V (km) | T (menit) |
---|---|---|---|---|---|---|
A - B | 6 | 0 | 6 | 1 | 23 | 2,6 |
B - C | 4 | 8 | 12 | 0,5 | 12 | 3,8 |
T2= | 6,4 |
Tabel
berat scraper = 30.479 kg
Dari | RR | GR | TR | L (Km) | V (km) | T (menit) |
---|---|---|---|---|---|---|
C - B | 4 | -8 | -4 | 0,5 | 55 | 0,5 |
B - A | 6 | 0 | 6 | 1 | 39 | 1,5 |
T4= | 2 |
Kecepatan pengangkutan rata-rata: 17.5
km/jam
Berdasarkan tabel maka waktu tetap adalah
2.3 menit
Waktu
siklus:
=
FT + HT + RT
=
2,3 + 6,4 +2,0
=
10,7 menit
Produktivitas
scraper
=
kapasitas x 60 /waktu siklus x job efficiency
=
15,30 x 60 / 10,7 x 50/60
=
71,50 lcm/jam
Berdasarkan
tabel, waktu loading adalah 1 menit, maka:
Waktu
siklus pusher
=
140% loading time + 0,25
=
1,65 menit
Jumlah
scraper
=
waktu siklus scraper / waktu sikluus pusher
=
9,6 / 1,65
=
7 scraper
Dalam bidang teknik sipil sangat banyakl
sekali alat yang digunakan terutama kepada saudara yang berada di lapangan,
tidak hanya mengetahui cara pengerjaan-nya tetapi juga bisa merencanankan dalam
pemilihan alat berat dan menghitung biaya produksi alat berat tersebut seperti
yang telah dijelaskan pada tulisan ini mengenai alat berat scraper, semoga
adanya tulisan ini bisa membantu siapa saja yang membutuhkan.
0 Response to "Alat Berat Scraper Beserta Komponennya"
Post a Comment