Rendahnya produksi dan kerugian suatu
pelaksanaan pekerjaan merupakan akibat dari pengguanaan alat alat berat yang kurang
tepat dengan situasi pekerjaan di lapangan. Sebutkan saja tidak tercapainya
jadwal atau target yang telah ditentukan, atau kerugian biaya perbaikan yang
tidak semestinya. Maka dari itu orang yang bekerja di bidang proyek konstruksi
terutama mereka yang bersekolah dan mempunyai jenjang pendidikan harus
mempunyai kesadaran dan pemahaman seperti menentukan tipe alat berat dan jumlah
alat berat serta attachmentnya.
Terdapat
beraneka macam alat berat yang sering dipergunakan dalam pekerjaan konstruksi
oleh sebab itu sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi dan cara penggunaanya
apa sesuai dengan situasi dilapangan atau tidak.
Bulldozer
Bulldozer
adalah salah satu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk
pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang tinggi.
Fungsi bulldozer:
1) Menggali
(digging),
2) Mendorong
(pushing),
3) Mmenggusur,
menarik beban (spreading)
4) Meratakan,
menimbun (filling).
Bulldozer
mapu beroperasi di daerah yang lunak sampai keras,swamp dozzer untuk daerah
yang sangan lunak ,dan untuk di daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan
ripper (alat garu) atau blasting (peledekan dengan tujuan pemecahan pada ukuran
tertentu).
Bulldozer
mampu beroperasi pada daerah miring dengan sudut kemiringa tertentu atau
berbukit, jarak dorong efisien bulldozer berkisar antara 25 - 40 meter dan
tidak lebih dari 100 meter,dan jarak mundur bulldozer tidak boleh terlalu jauh
,bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet.
Bulldozer
dan attachmentnya antara lain bermacam macam blade, towing, ripper, tree
pusher, harrow, disc plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipa
layer, dan lain lain.
Pada
dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak.
Artinya traktor yang dilengkapi dengan dozer dan perlengkapanya adalah blade.
Sebenarnya bulldozer adalah nama jenis dari dozer yang mempunyai kemampuan
untuk mendorong ke muka, lain halnya dengan angle dozer selain mendorong lurus
kedepan memungkinkan juga untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap
kedudukan lurus.
Bulldozer
menurut track shoenya dibedakan atas crawler tractor dozer (dengan roda
kebelakang), wheel tractor dozer (dengan roda ban) dan swamp bulldozer (untuk
daerah rawa-rawa), sedangkan untuk penggerak blade nya bulldozer dibedakan atas
cable controlled (kendali kabel) dan hydraulic controlled (kandali hidrolis).
Bulldozer
pada proyek pelaksanaan pekerjaan pemindahan tanah (earth moving) digunakan sebagai
berikut:
1) Pembersihan
medan
2) Menimbun
kembali trancher
3) Menghampar
tanah isian
4) Menarik
scraper
5) Memindahkan
tanah yang jaraknya hingga kurang lebih 100 meter.
6) Pembukaan
jalan kerja di pegunungan maupun di daerah berbatu.
7) Pembersihan
medan dari kayu-kayuan, tongkak-tongkak pohon dan bebatuan.
8) Pemeliharaan
jalan kerja
9) Memyiapkan
bahan dari soil borrow pit dan quarry pit (tempat pengambilan bahan).
Jenis Blade Bulldozer
Bulldozer
dalam pengoperasiannya dilengkapi dengan blade yang dapat di stel sedemikian rupa
sesuai kebutuhan yang diinginkan. Untuk itu saya akan menjelaskan bermacam
macam blade yang dipakai bulldozer atau angle dozer.
Tipe Blade Bulldozer |
1) Universal blade (U-blade)
Universal
blade (U-blade) dilengkapi dengan sayap (wing) yang terdapat di sisi blade
kegunaanya untuk efektifitas produksi, dengan ini memungkinkan bulldozer
membawa/mendorong muatan lebih banyak, umumnya bulldozer dengan jenis ini
digunakan untuk pekerjaan reklamasi tanah (land reclamation), stock pile work.
2) Straight blade (S-blade)
Straight
blade cocok digunakan untuk segala jenis lapangan, blade ini merupakan
modifikasi dari U-Blade, straight blade maneuver lebih mudah dan blade ini
dapat juga menghandel material dengan mudah.
3) Anglling Blade (A-Blade)
Angling
blade dibuat untuk posisi lurus dan menyudut, blade ini juga dibuat untuk:
a) Pembuangan
ke samping
b) Pembukaan
jalan (pioneering roads)
c)
Menggali saluran (cutting ditches)
d) Pekerjaan
lainya yang sesuai
e) Cushion
Blade (C-blade)
Dilengkapi
dengan bantalan karet (rubber cushion) fungsinya untuk meredam tumbukan, selain
digunakan untuk push loading uga dipakai untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan
dozing lainya mengingatlebar C-Balde ini memungkinkan untuk meningkatkan
kemampuan maneuver.
4) Bowldozer
Blade
ini diciptakan untuk membawa atau mendorong material dengan jumlah kehilangan
yang sedikit mungkin, hal ini dapat terjadi karena adanya dinding-dinding besi
ke samping blade, blade ini juga dapat dipakai untuk jarak yang cukup jauh.
5) Universal Blade (U-Blade For Light
Material)
Blade
jenis ini didesain untuk pekerjaan dengan material yang terlepas, seperti stock
pile dari tanah lepas atau gembur, reklamasi dengan tanah lepas (gembur).
Ukuran blade ditentukan berdasarkan jenis bulldozer.
Pada
umumnya untuk jenis crawlor tractor atau disebut traktor roda kelabang, biaya
perbaikan bulldozer yang terjadi sebagian besar adalah perbaikan untuk
undercarriage (bagian bawah), kerusakan tersebut timbul karena:
a) Benturan
– benturan saat bulldozer berjalan cepat, yaitu benturan – benturan antara
trackshoe dengan bebatuan.
b) Terlalu
sering berjalan ditampat yang miring, atau terlalu sering berputar membalik
pada satu arah.
c) Terlalu sering trackshoe selip dengan tanah
tempat berpijak atau membelok secara tajam dan tiba – tiba.
d) Karena
setelan trachshoe terlalu kendor atau terlalu tegang.
Taksiran Produktivitas Alat Untuk Pekerjaan Pemindahan
Tanah (Earth Moving)
Terdapat
berbagai jenis peralatan untuk pekerjaan pemindahan tanah secara mekanis, baik
di tinjau dari segi kelas “horse power”, fungsi dan kegunaanya maupun manfaat
khusus peralatan tersebut.
Oleh
karena itu cara perhitungan taksiran produktivitas alat pun beraneka ragam
tergantung fungsi dan kegunaan alat tersebut. Walaupun demikian pada dasarnya
sama, yaitu:
Rumus:
Produksi
per satuan waktu = produksi per trip x trip per satuan waktu x factor koreksi.
Catatan:
Dalam
hal ini pembahasan cara perhitungan dibatasi pada alat bulldozer.
1) Taksiran produktivitas bulldozer
(dozing)
Untuk
pekerjaan dozing, taksiran produktivitas bulldozer dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
TP
= KB x 60 x FK / J/F + J/R + Z
Keterangan:
KB =
kapasitas blade (m3)
FK =
factor koreksi
J =
jarak dorong (meter)
F =
kecepatan maju (meter/menit)
R =
kecepatan mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
Kapasitas
blade biasanya sudah dicantumkan oleh pabrik pembuat alat dalam hand book, atau
brosur – brosur teknis atau dapat pula dihitung secara empiris.
V
= L x H x H = L x H2
Keterangan:
V =
volume blade (m3)
L =
panjang blade (meter)
H = tinggi blade (meter)
Sedangkan
waktu tetap (Z) tergantung dari jenis transmisi dan jumlah tangkai transmisi
yang digunakan. Saya akan memberi satu contoh berikut tabel waktu tetap (Z).
Tabel waktu tetap (Z) untuk produksi
Jenis Transmisi
|
Z (menit)
|
Direct
drive
-
Single Lever
-
Double Lever
Torque
Flow
|
0,10
0,20
0,05
|
Setelah
saya memaparkan dari mulai pendahuluan, pengertian bulldozer serta jenis blade
yang digunakan, dibawah ini saya memberikan contoh soal tentang produksi
bulldozer lengkap dengan jawabanya.
Contoh:
Sebuah
bulldozer E memiliki data – data teknis sebagai berikut:
Horse power =
155/1800 rpm
Berat operasi = 17 ton
Lebar blade =
3,5 meter
Tinggi blade =
0,6 meter
Lebar traktor = 3 meter
Kecepatan maju = 3,2 km/jam
Kecepatan
mundur = 4 km/jam
Apabila
bulldozer tersebut dihunakan untuk menggusur tanah dengan jarak dorong rata –
rata 40 meter, berapakah produksi per jam nya jika diketahui:
Waktu tetap =
0,10 menit
Faktor ketersedian mesin = 0,9
Efisiensi waktu = 0,83
Efisiensi kerja = 0,75
Efisiensi operator = 0,8
Blade
factor = 0,85
Jawab:
FK =
0,9 x 0,83 x 0,75 x 0,8 x 0,85 = 0,38
TP =
KB x 60 x FK / J/F + J/R + Z
= (3,5 x 0,62) x 60 x 0,38 / 40/53,33 +
40/66,66 + 0,10
=
19,81 m3/jam
2) Ripping
Untuk
keperluan estimasi atau taksiran produksi hasil ripping, disarankan mendapatkan
hasil test seismic wave velocity karena produktivitas ripping sangat
dipengaruhui oleh jenis ripper maupun tipe unitnya. Tetapi jika test seismic
wave velocity belum dilakukan, maka pertimbangan – pertimbangan produksi
dibawah ini bisa digunakan lebih dahulu.
Cara
perhitungan taksiran produksi ripping oleh bulldozer bisa dibedakan atas multi
shark ripper dan giant ripper seperti yang saya bahas berikut ini.
a) Taksiran Produksi Ripping Dengan Multi Shank
Ripper
Taksiran
produksi ripping secara manual dengan multi shank ripper dapat dilakukan dengan
menggunakan formula berikut:
TP = LK x P x J x 60 x FK / J/F + J/R + Z (m3/jam)
Keterangan:
TP =
taksiran produksi ripping (m3/jam)
LK =
lebar kerja (meter)
P =
kedalaman penetrasi (meter)
FK =
factor koreksi
J =
jarak ripping (meter)
F =
kecepatan maju (meter/menit)
R =
kecepatan mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
Contoh:
Sebuah
bulldozer 300 HP digunakan untuk pekerjaan ripping, jarak ripping rata–rata 30
meter. Data – data teknis bulldozer dan ripper adalah sebagai berikut:
Lebar kerja =
3,2 meter
Kedalaman penetrasi = 0,3 meter
Kecepatan maju = 2,5 km/jam
Kecepatan mundur = 3 km/jam
Waktu tetap =
0,10 menit
Faktor ketersedian mesin = 0,9
Efisiensi waktu = 0,83
Efisiensi kerja = 0,75
Efisiensi operator = 0,8
Blade factor =
0,85
Konvensi
material = 1,2 (ditaksir)
Berapakah
produktivitas ripping dari bulldozer tersebut?
Jawab:
FK =
0,9 x 0,83 x 0,8 x 0,85 = 0,5
TP =
LK x P x J x 60 x FK / J/F + J/R + Z
= 3,2 x 0,3 x 30 x 50 x 0,5 / 30/41,66+
30/50 + 0,10
= 608,45 m3/jam (bank condition)
= 608,45 x 1,2
= 730,14 m3/jam (loose condition)
=
730 m3/jam
Jadi
produktivitas ripping dari bulldozer tersebur sebesar 730 m3/jam.
b) Taksiran Produksi Ripping Dengan Giant Ripper
Taksiran
produksi ripping dengan giant ripper dapat dilakukan dengan menggunakan formula
berikut:
TP = P2 x J x 60 x FK / J/F + J/R + Z
Keterangan:
TP =
taksiran produksi ripping (m3/jam)
P =
kedalaman penetrasi (meter)
FK =
factor koreksi
J =
jarak ripping (meter)
F =
kecepatan maju (meter/menit)
R =
kecepatan mundur (meter/menit)
Z = waktu tetap (menit)
c) Taksiran Produksi Gabungan Ripping–Dozing
Pada
prakteknya pekerjaan riping merupakan pekerjaan bantu terhadap dozing. Jadi
setelah material bersangkutan diripping pasti selanjutnya didozing. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa ripping tidak berdiri sendiri melainkan selalu
berpasangan dengan dozing. Untuk mengetahui taksiran produksi gabungan ripping
dozing, digunakan rumus sebagai berikut:
TP = TD x TR/TD + TR (m3/jam)
Keterangan:
TD =
taksiran produksi dozing (m3/jam)
TR = taksiran produksi ripping (m3/jam)
Contoh:
Sebuah
bulldozer digunakan untuk pekerjaan ripping – dozing. Bila produksi dozing
sebesar 20 m3/jam dan produksi ripping sebesar 703 m3/jam. Berapakah produski
gabungan ripping – dozing?
Jawab:
TP =
TD x TR/TD + TR
= 20 x 703/20 + 703
=
19,46 (m3/jam)
Jadi
taksiran produksi gabungan ripping – dozing sebesar 19,46 m3/jam.
Demikian yang saya jelaskan diatas secara
teknis mulai dari materi berisi pengertia dan penggunaan rumus pada setiap
kasus atau bulldozer yang digunakan, penulis berharap apa yang disampaikan bisa
membantu saudara, Sekian dan terimakasih.
0 Response to "Alat-Alat Berat :Pengertian Bulldozer Dan Tipe Blade Serta Kegunaanya"
Post a Comment