Proyek konstruksi berkembang semakin besar
dan rumit dewasa ini baik dari segi fisik maupun biaya. Namun prakteknya suatu
proyek mempunyai keterbatasan akan sumber daya, baik berupa manusia, material,
biaya ataupun alat. Hal ini membutuhkan suatu manajemen proyek mulai dari fase
awal proyek hingga fase penyelesaian proyek. Dengan meningkatnya tingkat
kompleksitas proyek dan semakin langkanya sumberdaya maka dibutuhkan juga
peningkatan sistem pengelolaan proyek yang lebih baik dan terintegrasi.
Pengelolaan Proyek Konstruksi
Perencanaan
dan pengendalian biaya dan waktu merupakan bagian dari manajemen proyek
konstruksi secara keseluruhan. Selain penilaian dari segi kualitas, prestasi
suatu proyek dapat pula dinilai dari segi biaya dan waktu. Biaya yang telah
dikeluarkan dan waktu yang digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan harus
diukur secara kontinyu penyimpangannya terhadap rencana.
Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari segi biaya dan waktu ini memungkinkan tindakan pencegahan agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan rencana.
Adanya penyimpangan biaya dan waktu yang signifikan mengindikasikan pengelolaan proyek yang buruk. Dengan adanya indikator prestasi proyek dari segi biaya dan waktu ini memungkinkan tindakan pencegahan agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan rencana.
Berdasarkan
pengantar diatas maka penulis akan memaparkan hal yang harus dilakukan dan
dicermati dalam menjalankan pengelolaan proyek konstuksi, dalam suatu
pembangunan proyek, katakanlah gedung, maka hal-hal yang harus diperhatikan dan
di persiapkan adalah sebagai berikut:
1) Penyedian Bahan (Material)
Material
merupakan salah satu faktor penting yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau proyek agar tercapai suatu kualitas struktur yang memenuhi
syarat keamanan. Untuk penyediaan material pihak kontraktor harus bekerja sama
dengan distributor/suplier material sehingga material yang dibutuhkan tidak
sepenuhnya disediakan oleh pihak kontraktor. Pemakaian material dalam suatu
proyek harus sesuai dengan kebutuhan dilapangan, karena dapat mempengaruhi mutu
atau kualitas suatu pekerjaan. Oleh sebab itu, dalam penyedian material perlu
dilakukan pengetesan/pengujian di labolatorium untuk meneliti mutu atau
kualitasnya agar dapat memenuhi standar yang diinginkan oleh pihak pemilik
proyek dan perencana proyek tersebut.
Pekerjaan Proyek Konstruksi |
2) Penyediaan Peralatan
Peralatan
yang digunakan dalam proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kelancaran suatu pekerjaan. Oleh kerena itu, peralatan yang akan digunakan
harus tepat dan efisien untuk proyek yang bersangkutan tentu saudara-saudara harus
tau dan bisa memilih peralatan kontruksi harus didasarkana pada hal-hal sebagai
berikut:
a) Jenis
pekerjaan di lapangan
b) Biaya
yang diperlukan untuk mengoprasikan satu jenis alat
c)
Jangka waktu pelaksanaan suatau proyek
d) Kapasitas
dan kemampuan alat
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan
pengecoran pada Proyek Pembangunan Gedung Oval ini dilakukan pada
item pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, dan pekerjaan tangga, berikut alat
yang digunakannya. Alat yang digunakan adalah:
1) Ready Mix Concrete Mixer
Alat
ini mempunyai fungsi untuk mengaduk dan mengangkut campuran beton dengan
kapasitas 6 m3 dari perusahaan pembuatnya ke lokasi proyek. Proses/cara
kerja alat ready mix concrete mixer adalah campuran agregat, semen,
air dan bahan aditif lainnya dari batching plant kemudian dimasukan kedalam
drum yang terletak di atas truck. Lalu setelah semua bahan campuran beton
dimasukan, drum di putar. Arah putar kanan untuk mengaduk bahan supaya bahan
tercampur dengan baik, sedangkan arah kiri untuk mengeluarkan bahan.
2) Ready Mix Concrete Pump
Ready mix concrete pump digunakan untuk
mengalirkan adukan beton dari ready mix concrete mixer ke daerah yang
sedang dilakukan pengecoran.
Pekerjaan Pemotongan dan Pembengkokan Baja Tulangan
Alat
yang digunakan adalah:
1) Bar-bender
Bar-bender adalah
alat untuk membengkokkan baja tulangan sesuai dengan ukuran atau bentuk yang
diinginkan. Pembengkok baja dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu alat
pembengkok baja yang digerakan secara manual dan secara mekanis. Pada
proyek pembangunan ini pembengkokan dilakukan secara manual.
2) Bar-cutter
Bar-cutter adalah alat
pemotong baja tulangan yang digunakan untuk memotong baja tulangan sesuai
dengan ukuran panjang yang dikehendaki. Alat ini terdiri dari dua macam yaitu
alat pemotong baja yang digerakan dengan tenaga manusia (manual) dan alat
pemotong baja tulangan yang digerakan dengan tenaga listrik. Pada proyek
pembangunan ini digunakan bar-cutter manual.
Proses
pemotongan baja tulangan dengan menggunakan bar-cutter adalah setelah baja
tulangan diukur, kemudian diletakan diantara 2 mata alat potong, setelah itu
tarik tuas sekuat mungkin sampai baja tulangan terpotong.
Sumber Daya Manusia
Sumber
daya manusia atau tenaga kerja merupakan suatu hal penting dalam pelaksanaan
suatu proyek, karena akan menyangkut biaya dan waktu penyelesaian suatu proyek.
Adapun
prosedur pengadaan sumber daya manusia atau tenaga kerja pada proyek ini adalah
sebagai berikut:
1) Membuat
rencana pengadaan tenaga kerja didasarkan pada detail schedule yang
dilakukan oleh supervisor.
2) Memberikan
penjelasan seperlunya oleh Manager Kontruksi kepada Sub Kontraktor tentang
pekerjaan yang akan dilaksanakan, meliputi:
-
Struktur organisasi
-
Pembagian pekerjaan
-
Pengaturan site facilities
-
Time schedule / rencana kerja
-
Rencana penggunaan material
-
Rencana penggunaan peralatan
-
Intruksi kerja
-
Keselamatan kerja
- Koordinasi
di lapangan
Pelaksanaan Pekerjaan
Lingkup
Pelaksanaan Pekerjaan Bangunan
1) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan
ini meliputi: pekerjaan lapangan, bouplank, pembuatan gambar-gambar pelaksanaan
(shop drawing), pembuatan direksi keet, gudang, papan, dan lain-lain.
2) Pekerjaan Tanah
Pekerjaan
ini meliputi: perataan tanah, galian/timbunan, dan urugan.
3) Pekerjaan Bekisting dan Perancah
Bekisting
kebanyakan dibuat dari papan dan dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Alternatif
lain yang dapat digunakan adalah papan kayu. Untuk bekisting yang dipakai pada
proyek pembangunan ini menggunakan papan kayu, sedangkan tiang perancah
menggunakan batangan bambu serta kayu.
4) Pekerjaan Struktur Bangunan
Pada
pekerjaan ini yang sedang dalam pelaksanaan adalah:
a) Pekerjaan tie
beam, meliputi: galian, pemasangan bekisting, pembesian, sampai pada tahap
pengecoran.
b) Pekerjaan
kolom lantai dasar dan lantai dua, meliputi; pemasangan bekisting, pembesian,
dan pengecoran.
c) Pekerjaan
balok dan pelat lantai, meliputi: pemasangan bekisting, pembesian
sampai tahap pengecoran.
5) Pengawasan Pekerjaan
Pengawasan
dalam bidang teknis ini menyangkut masalah mutu pekerjaan. Pengawasan dalam
pelaksanaan pada dasarnya dibagi atas tiga tahap pekerjaan, yaitu sebagai
berikut:
a) Pengawasan tahap pra pengecoran
Pada
tahap pra pengecoran dilakukan pengawasan pada segala aspek yang menyangkut
pengecoran, sehingga dapat dihindari kesalahan-kesalahan yang dapat menghambat
pekerjaan dan dapat menurunkan mutu hasil pengecoran. Sebelum ijin pengecoran
di keluarkan oleh konsultan pengawas, terlebih daluhu dilakukan pemeriksaan di
lapangan agar dalam pelaksanaan pengecoran berjalan dengan lancar.
Adapun
hal-hal yang perlu dilakukan sebelum pengecoran balok dan plat lantai adalah
sebagai berikut:
- Kontruksi bekisting diperiksa sehingga dapat
dipastikan bahwa bekisting kuat untuk menerima beban pada tahap pengecoran dan
pasca pengecoran.
- Bersihkan bekisting dari sampah atau apa
saja yang nantinya bisa mengurangi pada mutu beton.
-
Berikan lapisan pada bekisting, supaya
setelah dilakukan pengecoran air pada corannya tidak turun.
-
Lubang grouting dari pipa PVC harus
terpasang.
-
Beton decking harus sudah terpasang pada
tempat-tempat tertentu.
- Setelah
semua memenuhi syarat, maka konsultan pengawas baru dapat mengeluarkan ijin
pengecoran.
b) Pengawasan Tahap Pengecoran
Pengawasan
tahap pengecoran perlu dilakukan supaya kekuatan hasil pengecoran memenuhi
syarat yang telah ditetapkan. Adapun pengawasan ini meliputi:
-
Arah pengecoran.
-
Kekentalan adukan ready mix.
-
Komposisi material adukan.
-
Pemadatan dengan vibrator.
- Finishing agar
permukaan beton rata.
c) Pengawasan pasca pengecoran
-
Pada pengawasan pasca pengecoran yang harus
dilakukan meliputi:
-
Perendaman dengan menggunakan air.
- Pengawasan
tahap pasca pengecoran perlu dilakukan karena akan mempengaruhi kualitas
pengecoran.
d) Pengawasan Mutu Bahan
Untuk
mencapai kualitas hasil pekerjaan yang baik, maka salah satu yang harus
diperhatikan adalah pengawasan mutu bahan yang akan dipakai, pengawasan
dilakukan pada saat bahan yang akan dipakai masuk ke proyek. Untuk menjaga
antara penerimaan dan pemakaian bahan, maka diadakan pengaturan
sebagai berikut:
-
Menjaga agar bahan yang tersedia diproyek
tidak berlebihan.
- Mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang sedang
dilakukan supaya tidak terjadi kesalahan pemakaian bahan.
- Melakukan
pengamanan yang cukup agar tidak terjadi kehilangan alat dan bahan yang ada di
proyek.
Konsep
utama yang menjadi perhatian konsultan pengawas adalah pencegahan sedini
mungkin terhadap terjadinya kegagalan. Hal ini dimulai dengan pengendalian
mutu, bahan/material sejak dari lokasi sumber untuk memberi kepastian dapat
tidaknya dipakai untuk pelaksanaan. Hal yang perlu mendapat perhatian lebih
adalah:
-
Jaminan keseragaman mutu
-
Kuantitas bahan/material yang tersedia
-
Jarak akses ke lokasi sumber bahan/material
Pada
peninjauan lokasi sumber material ditaksir jumlah ketersediaan material,
kemudian material harus dites, apakah memenuhi spesifikasi dan jarak lokasi
sumber material ke lokasi proyek agar terjamin kontinuitas kebutuhan proyek.
Adapun
dalam pemilihan bahan untuk kualitas beton yaitu menggunakan proses ready
mix untuk prosesnya dan menggunakan kualitas beton K-250, sebelum proses
pengecoran, bahan coran diuji terlebih dahulu dengan pengetesan tekanan atau
kuat jenis retakan untuk kualitas beton K-250, selain itu juga dilakukan
pengujian slum untuk mengetahui indek kekentalan serta kerapatan bahan coran
beton ready mix yang akan digunakan untuk pembuatan tulangan beton
agar menghasilkan kekuatan yang mampu digunakan sehingga tidak akan terjadi
kesalahan dalam proses pembangunan.
Namun
dalam pengetesan beton K-250 yang digunakan yaitu dengan menggunakan alat pres
untuk mengetahui berapa angka kuat retak untuk campuran beton ready mix yang
dihasilkan sehingga kita dapat mengetahui titik retak beton tersebut hingga
batas maksimalnya.
e) Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
Agar
proses pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan lancar dan efisien, alokasi waktu
yang disediakan untuk masing-masing pekerjaan harus direncanakan sesuai dengan
jangka waktu yang disediakan. Oleh sebab itu kontraktor membuat rencana kerja
yang berisi urutan waktu pekerjaan yang dirancang sedemikian rupa, sehingga
kemungkinan antara bagian pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lainnya
dapat dikerjakan terlebih dahulu, bersamaan, atau hanya bisa dilakukan secara
berurutan.
Selain
kualitas perlu adanya jaminan ketepatan waktu penyelesaian proyek dengan
melakukan pengendalian waktu. Saran penting yang digunakan dalam
pengendalian waktu adalah:
-
Jadwal pekerjaan
-
Rapat monitoring
Setiap
keterlambatan pelaksanaan dari jadwal rencana, perlu di buatkan rencana ulang,
dan juga diadakan rapat mingguan ataupun jika perlu diadakan rapat harian.
Dalam pengawasan dan pengendalian waktu pada proyek ini mengacu pada jadwal
rencana pekerjaan yang telah direncanakan sebelumnya. Walaupun terjadi sedikit
perubahan dalam pelaksanaannya, ini hanya dikarenakan berbagai macam faktor di
lapangan.
f) Pengawasan Dan Pengendalian Biaya
Pengawasan
dan pengendalian biaya sangat erat kaitannya dengan pengawasan waktu
pelaksanaan. Pengendalian biaya dibuat dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). RAB
menggambarkan besarnya biaya total yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
proyek. Unsur yang perlu diperhitungkan dalam RAB adalah biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Yang termasuk biaya langsung adalah biaya yang berhubungan
langsung dengan fisik pekerjaan, misalnya biaya bahan dan upah pekerjaan.
Sedangkan biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mendukung
jalannya proyek, misalkan gaji karyawan, sewa alat, gaji direksi, bunga bank,
asuransi, dan lain-lain.
Setelah
pekerjaan selesai, pengawasan dan pengendalian dapat dipakai sebagai alat ukur
dimana dari proses pengendalian mutu dihasilkan data-data dan fakta baru yang
terjadi dalam pelaksanaan karena dalam kenyataan sering terjadi
perubahan/penyimpangan dari rencana semula.
g) Pengawasan Dan Pengendalian Tenaga
Kerja
Pengawasan
dan pengendalian tenaga kerja sangat penting, hal ini berkaitan dengan mutu
pekerjaan yang dihasilkan dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Pada Proyek
Pembangunan Gedung Oval Asia Plaza ini, tugas pengawasan dan pengendalian
diserahkan kepada pengawas dari kontraktor. Pengawasan tenaga kerja dilapangan
secara langsung menjadi tanggung jawab mandor.
h) Pengawasan Komunikasi Proyek
Pada
pengawasan komunikasi proyek hal yang harus dikerjakan dan dicermati adalah:
§ Evaluasi Pekerjaan
Karena
banyak sekali yang terlibat dalam proyek ini, maka diperlukan komunikasi yang
baik, agar proyek dapat berjalan dengan lancar, dilakukan beberapa cara
komunikasi, diantaranya:
-
Pertemuan
Rutin
Yaitu
pertemuan yang diadakan tiap minggu oleh kontraktor, yang dihadiri oleh
pimpinan proyek, pengawas pelaksana yang gunanya untuk mengevaluasi hasil
pekerjaan setiap minggunya.
-
Site
Meeting
Yaitu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
proyek dan diadakan setiap minggu. Gunanya untuk membahas masalah-masalah yang
bersifat teknis.
-
Rapat
Koordinasi
Yaitu
pertemuan yang dihadiri oleh pemilik proyek, kontraktor, pengawas proyek.
Gunanya membahas masalah-masalah yang bersifat teknis dan non teknis yang tidak
dapat dipecahkan di lapangan. Pertemuan ini bersifat isidentil, yang berarti
rapat ini diadakan apabila diperlukan.
i) Laporan Pelaksanaan Pekerjaan
Untuk
memudahkan pengendalian komunikasi proyek, pihak-pihak yang terlibat diharuskan
membuat laporan. Adapun laporan pada proyek ini adalah:
-
Laporan
harian
Dibuat
oleh kontraktor dalam hal ini pelaksana harian, untuk memudahkan mengontrol
hal-hal yang bersifat teknis. Laporan ini meliputi pekerjaan yang dikerjakan
dalam satu hari, mencakup biaya yang dikeluarkan, dan material yang digunakan.
-
Laporan
Mingguan
Laporan
yang dibuat oleh kontraktor dan pengawas proyek, bertujuan untuk mengevaluasi
pekerjaan dan biaya yang telah dikeluarkan, sehingga akan mempermudah
perkiraaan untuk minggu berikutnya. Laporan ini merupakan gabungan dari laporan
harian dalam satu minggu.
-
Laporan
Bulanan
Kontraktor
dan pengawas harus membuat laporan keuangan yang telah dikeluarkan pada bulan
sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pemilik proyek mengetahui
perkembangan proyeknya.
Demikianlah yang bisa saya paparkan dalam
pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan proyek, hal yang kurang harap dimaklumi,
terimaksih
0 Response to "Pengelolaan Pengawasan Dan Pelaksanaan Proyek Konstruksi"
Post a Comment