Pada postingan ini saya menulis perihal
jembatan, bukan dari perencanaan dan pelaksanaanya tetatpi materi seputar
jembatan diantaranya klasifikasi dan jenis – jenis jembatan itu, sebelumnya
dibawah ini adalah definisi secara umum pengertian dari jembatan.
Jembatan
adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu
rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan
air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari jalan,
sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang
pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan jembatan harus
diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga pembangunan jembatan
dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para pengguna jembatan.
Keberadaan
jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai
yang paling kompleks, demikian juga bahan – bahan yang digunakan mulai dari
bambu, kayu, beton dan baja. Penggunaaan bahan baja untuk saat – saat sekarang
maupun di masa mendatang.
Macam - Macam Klasifikasi Jembatan
Apakah kalian mengetahui setiap jembatan itu
mempunyai klasifikasi baik ditinjau dari bentur struktur ataupun dari material
jembatan itu sendiri, untuk itu saya postingkan gambar dan keterangan sebagai
alat bantu untuk memahami berbagai tipe jembatan.
Menurut
Siswanto (1999), jembatan dapat diklasifikasikan menjadi bermacam-macam
jenis/tipe menurut fungsi, keberadaan, material yang dipakai, jenis lantai
kendaraan dan lain-lain seperti berikut:
Jembatan Ditinjau Dari Material Yang Digunakan
Klasifikasi
jembatan menurut material yang digunakan dibedakan atas bahan yang dominan
dipergunakan, terutama bahan sebagai struktur utama bangunan atas, berikut
jembatan ditinjau dari material yang digunakan dibedakan menjadi:
1) Jembatan Kayu (Log Bridge)
Jenis-Jenis Jembatan |
Jembatan
ini sangat dikenal oleh manusia, ketika masa lampau untuk menghubungkan sungai
cukup menggunakan kayu, entah dari pohon yang tumbang atau sengaja dirancang,
salah satu ahli mengatakan bahwa jembatan yang terbuat dari material kayu,
merupakan jembatan yang mudah diperbaharui.
Dari
segi materialnya kayu memmpunyai beberapa keuntungan dan kekurangan,
diantaranya sebagai berikut ini:
a) Kayu
relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat
dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana.
b) Pekerjaan-pekerjaan
detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang
tinggi. Sebagai contohnya pada sambungan konstruksi jembatan baja memerlukan
peralatan dan ketrampilan tenaga kerja tersendiri, sedangkan pada konstruksi
kayu dapat menggunakan bor tangan.
c)
Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek
dari kayu, yang mana menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari
lokasi pembuatan beton siap pakai (ready mix concrete). Dek kayu dapat dipasang
tanpa bekisting dan tulangan, sehingga menghemat biaya.
d) Kayu
tidak mudah dipengaruhi oleh korosi seperti pada baja atau beton.
e) Kayu
merupakan bahan yang sangat estetik, bila didesain dengan benar dan dipadukan
dengan lingkungan sekitar.
Jadi
dapat saya simpulkan bahwa jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi
sederhana dengan bentang pendek, karena untuk jembatan dengan bentang yang
panjang, material kayu sudah tidak ekonomis lagi.
2) Jembatan Baja (Steel Bridge)
Jembatan
yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja: deck,
girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel, pada jembatan
baja saya akan menerangkan jembatan rangka baja, ialah jembatan yang terbentuk
dari rangkarangka batang yang membentuk unit segitiga dan memiliki kemampuan
untuk mendistribusikan beban ke setiap rangka-rangkanya. Rangka batang tersebut
terdiri dari batang tarik dan batang tekan.
Batang
tarik adalah batang yang menerima beban tarik. Desain untuk batang tarik
didasarkan atas ijin tegangan tarik dimana tegangan yang terjadi tidak boleh
melampaui tegangan ijin. Apabila ada lubang maka luas penampang adalah luas
netto (luas brutto-luas lubang). Untuk menahan beban berguna dipakai factor of
safety (faktor keamanan) yang cukup terhadap kehancuran.
Batang
tekan yang merupakan batang dari suatu rangka batang. Batang ini dibebani gaya
tekan aksial searah panjang batangnya. Kolom juga merupakan batang tekan tegak
yang bekerja untuk menahan balok-balok loteng, rangka atap, lintasan crane
dalam bangunan pabrik dan sebagainya yang untuk seterusnya akan melimpahkan
semua beban tersebut ke pondasi.
3) Jembatan Beton (Concrete Bridge)
Jembatan
yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19,
industry semen mendominasi setelah tahun 1865, beton banyak digunakan untuk
jembatan lengkung dan konstruksi bagian bawah, jembatan beton bertulang pertama
kali dibangun setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk
struktur, yaitu di prancis pada tahun 1875.
Selama
beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk jembatan dengan bentang
pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20.
Slab dan gelagar jembatan beton bertulang secara luas digunakan untuk
bentang-bentang pendek untuk beberapa dekade.
4) Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete
Bridge)
Pada
tahun 1928 pengguanaan beton prategang modern dikemukaan pertama kali di
prancis, ia mengaplikasikan kawat – kawat baja berkualitas tinggi pada balok
prategang dengan system penegangan pra – penegangan (pre tensioning) dan pada
tahun 1940 magnel mengembangkan system pasca penegangan yang lebih dikenal
dengan magnel system of Belgium.
Pada
tahun 1950 dikembangkan jembatan beton prategang segmental (cast in place),
jembatan segmental ini bisa disebut juga pracetak (precast) atau cetak di
tempat (cast in place) dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang
dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap atau dipasang dengan
system incremental launching.
Konstruksi
jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 800 ft yaitu
250 meter atau bentang seri 1000 ft yaitu 300 meter. Bila digunakan dlam
jembatan cable stayed jarak bentang dapat mencapai 1500 ft yaitu 450 meter.
5) Jembatan Komposit (Composite Bridge)
jembatan
yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda
dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih
baik.
Jembatan
komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi baja
dengan beton bertuang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck
(gelagar) dan beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.
6) Jembatan Bambu
Merupakan
jembatan sederhana yang materialnya terbuat dari bamboo, seperti yang sudah
saya tulis pada jembatan dengan material kayu, jembatan ini cukup dikenal oleh
manusia dan banyak dijumpai, pembuatanya juga tidak memerlukan perlatan modern
sehingga mudah dirancang oleh manusia dengan peralatan yang seadanya contohnya
dibuat seperti anyaman, jembatan dengan material bambu digunakan pada jembatan
pendek dan tidak terlalu panjang.
7) Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata
Jembatan
jenis ini seluruh struktur baik srtuktur atas dan struktur bawah dibuat dari
pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan jenis jembatan dengan system
gravitasi yang kekuatanyamengandalkan dari berat struktur. Bentuk dari jembatan
ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung dibagian bentang yang harus
menahan beban utama.
Jembatan
Ditinjau Dari Analisa Struktur Konstruksi
1) Jembatan Statis Tertentu
Disebut
statis tertentu karena bangunan tersebut mengunakan system yang paling
sederhana, Suatu konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan
dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu:
a) -∑V =
0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan
nol)
b) -∑H =
0 (jumlah gaya-gaya horisontal antara aksi (beban) dan reaksi sama dengan nol).
c) -∑M =
0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan
nol).
2) Jembatan Statis Tak Tentu
Dikatakan
statis tak tentu ialah jika suatu struktur tidak bisa diselsaikan dengan hanya
pertolongan persamaan keseimbangan, dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan,
apabila sebuah struktur yang mempunyai reaksi perletakan lebih dari tiga, maka
reaksi-reaksi perketakan tersebut tidak bisa dihitung hanya dengan 3 persamaan
keseimbangan.
Jembatan
Ditinjau Dari Fungsi Atau Kegunaannya
1) Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api
Jembatan
yang digunakan untuk menhubungkan rel yang leintasi rintangan seperti sungai, jalan
untuk dilewati kereta api.
2) Jembatan untuk lalu lintas biasa atau
umum
Jembatan
yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi sungai atau jalan
lain dengan tujuan agar bisa dilintasi oleh kendaraan darat.
3) Jembatan Berfungsi Ganda
Jembatan
dimana sisi atas dan bawah digunakan untuk melintasi dengan objek yang berbeda,
seperti jembatan cirahong, bagian atas digunakan untul rel perlintasan kereta
api, sementara dibawah untuk mobill, motor.
4) Jembatan Khusus
Jembatan
khusus dibuat untuk pipa – pipa perusahaan minyak dari satu daerah ke daerah
lainya, Karena pipa tersebut tidak selamanya harus tertanam didalam tanah.
Jembatan
Ditinjau Menurut Sifat – Sifat Jembatan
1) Jembatan Sementara Atau Darurat
Dikatan
jembatan sementara atau darurat karena jembatan tersebut diperuntukan dan
dibangun pada keadaan tertentu, missal jembatan yang sedang di renovasi
kemudian dibuatkan jembatan semnetara yang terbuat dari material pohon kelapa
dengan tujuan agar jembatan tersebut masih bisa difungsikan.
2) Jembatan Tetap Atau Permanen
Jembatan
dikatakan tetap atau permanen ialah jembatan yang dirancang untuk keberadaannya
dapat dimanfaatkan terus atau sesuai umur rencana jembatan atau tidak terikat
waktu, jembatan ini berupa jembatan kayu, jembatan baja, jembatan beton
bertulang.
Baca:
Pembebanan Jembatan
3) Jembatan Bergerak
Disebut
jembatan bergerak karena jembatan tersebut dirancang dapat dipindahkan atau
dapat dibuka untuk jalur air yang amat atau watercrafts atau jembatan dapat
diputar, dibuka ditutup seperti jembatan yang melintasi sungai atau lautan yang
bisa dibuka untuk kapal lewat.
Jembatan
bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat memerlukan
ketinggian yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar sangat tinggi
dianggap tidak ekonomis. Ada tiga macam tipe jembatan bergerak yaitu:
a.
jembatan terbuka (bascule bridges),
b.
jembatan terangkat vertikal (verticalift
bridges),
c.
jembatan berputar (swing bridges).
Jembatan
terbuka atau bascule bridges biasanya digunakan untuk bentang yang tidak
terlalu panjang dengan bentang maksimum 100 m. Jembatan terangkat vertikal atau
vertical lift bridges biasanya digunakan untuk bentang yang lebih panjang yaitu
sekitar 175 m, tetapi jarak bersih yang didapat tergantung dari seberapa tinggi
jembatan dapat dinaikan.
Pada
umumnya ketinggian maksimum untuk mendapatkan jarak bersih adalah sekitar 40 m.
Jembatan berputar mempunyai keuntungan karena kapal yang akan lewat tidak
dibatasi ketinggiannya. Jembatan berputar dapat digunakan dengan bentang sampai
dengan 160 m.
Jembatan
Ditinjau Dari Bentuk Struktur Konstruksi
Struktur jembatan mempunyai berbagai macam
tipe, baik dilihat dari bahan strukturnya maupun dari bentuk strukturnya.
Masing-masing tipe struktur jembatan cocok digunakan untuk kondisi yang
berbeda. Menurut Satyarno (2003), sesuai dengan perkembangan, bentuk jembatan
berubah dari yang sederhana menjadi yang sangat komplek. Secara garis besar
terdapat sembilan macam perencanaan jenis jembatan yang dapat digunakan, yaitu:
1) Jembatan Gelagar Biasa
Jembatan
seperti ini digunakan pada jembatan bentang pendek sampai sedang dan beban
hidup yang lewat relative kecil seperti jembatan penyebrang orang dan
sebagainya.
Gelagar
induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang menumpu pada kedua
abutment dengan susunan struktur. sperti pada jembatan gelagar biasa dengan
material kayu dan baja atau beton.
Jembatan
balok adalah jenis jembatan yang paling sederhana yang dapat berupa balok
dengan perletakan sederhana (simple spans) maupun dengan perletakan menerus
(continous spans).
Jembatan
balok terdiri dari struktur berupa balok yang didukung pada kedua ujungnya,
baik langsung pada tanah/batuan atau pada struktur vertikal yang disebut pilar
atau pier. Jembatan balok tipe simple spans biasa digunakan untuk jembatan
dengan bentang antara 15 meter sampai 30 meter dimana untuk bentang yang kecil
sekitar 15 meter menggunakan baja (rolled-steel) atau beton bertulang dan
bentang yang berkisar sekitar 30 meter menggunakan beton prategang.
2) Jembatan Portal
Merupakan
jembatan rangka baja yang sisi kiri kanan dan atasnya, memiliki konstruksi yang
menyambung dari batang satu ke batang lainya. Struktur portal adalah suatu
sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang
berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri
dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horisontal atau
sistem-sistem lantai.
3) Jembatan Rangka
Jembatan
rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya. Stuktur jembatan
jenis ini terbuat dari material baja digunakan untuk bentang jembatan yang
relative panjang, biasanya yang umum ditemukan struktur rangka batang dipasang
di bagian kiri – kanan.
Jembatan
rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan
dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk
pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m
sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang dapat digunakan diantaranya
sebagai berikut:
a.
pratt truss,
b.
parker pratt truss,
c.
baltimore pratt truss,
d.
pennsylvania-petit pratt truss,
e.
warren truss,
f.
subdivided warren truss,
g.
howe truss,
h.
whicert truss,
i.
cantilever through top truss,
j.
cantilever through top and bottom trus
4) Jembatan Gantung
Jembatan
gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari struktur penopang yang
berupa tiang, pilar atau menara, struktur jembatan berupa gelagar induk dan
gelagar melintang, lantai kendaraan, pejangkar kabel dan kabel penggantung yang
membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah memanjang jembatan, dimana
kabel sebagai struktur utama yang mentransfer seluruh beban ke bagian bawah
jembatan yang berupa abutment, penjangkar kabel dan tiang penopang.
Jembatan
gantung terdiri dari dua kabel besar atau kabel utama yang menggantung dari dua
pilar atau tiang utama dimana ujung-ujung kabel tersebut diangkurkan pada
fondasi yang biasanya terbuat dari beton.
Dek
jembatan digantungkan pada kabel uatma dengan mengunakan kabel-kabel yang lebih
kecil ukurannya. Pilar atau tiang dapat terbuat dari beton atau rangka baja.
Struktur dek dapat terbuat dari beton atau rangka baja. Kabel utama mendukung
beban struktur jembatan dan mentransfer beban tersebut ke pilar utama dan ke
angkur. Jembatan gantung merupakan jenis jembatan yang digunakan untuk
betang-bentang besar yaitu antara 500 m sampai 2000 m atau 2 km.
5) Jembatan Kabel Penahan
Jembatan
kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga
dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung di
hubungkan ke tower dengan menggunakan kabelkabel yang membentuk formasi
diagonal, Kalau pada jembatan gantung struktur dek dapat terbuat dari rangka
baja maupun beton, pada jembatan kabel umumnya deknya terbuat dari beton.
Jembatan
kabel ini juga digunakan untuk bentang-betang besar tetapi tidak sebesar
bentang pada jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan kabel
sekitar 500 m sampai 900 m.
6) Jembatan Pelengkung/Busur
Merupakan
suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan dimana gaya-gaya yang
bekerja di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau
abutment.
Jembatan
lengkung dapat dibagi menjadi 11 macam yaitu:
a) fixed
arch,
b) one-hinged
arch,
c)
two-hinged arch,
d) three-hinged
arch,
e) solid
ribbed arch (tied arch),
f)
spandrel braced (cantilever) arch,
g) trussed
deck arch,
h) trussed
through arch (tied arc),
i)
trussed through arch,
j)
closed spandrel deck arch,
k)
open spandrel deck arch.
Jembatan
lengkung dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja maupun beton
bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang
besar. Jembatan lengkung tipe closed spandrel deck arch biasa digunakan untuk
bentang hanya sekitar 0.5 m sampai 2 m dan biasa disebut dengan gorong-gorong.
Untuk bentang besar jembatan lengkung dapat digunakan untuk bentang sampai 500
m.
7) Jembatan Pelat
Jembatan
ini merupakan beton bertulang yang antara gelagar induk dan pelat lantai
kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai balok T.
8) Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges)
Jembatan
kantilever adalah merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe jembatan
kantilever ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever with
suspended span. Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat
dimasing-masing sisi bagian yang akan disebrangi dan jembatan dibangun
menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower. Pilar atau
tower ini mendukung seluruh beban pada lengan kantilever.
9) Jembatan Terapung (Floating
Bridges)
Jembatan terapung dibuat dengan mengikatkan
dek jembatan pada pontonponton sebagaimana dilihat pada Gambar 2.23.
Ponton-ponton ini biasanya jumlahnya banyak sehingga jika salah satu ponton
terjadi kebocoran maka tidak begitu mempengaruhi atau membahayakan kestabilan
jembatan apung secara keseluruhan. Kemudian ponton yang terjadi kebocoran ini
dapat diperbaiki.
Jembatan terapung pada mulanya banyak
digunakan sebagai jembatan sementara oleh militer. Namun kini jembatan terapung
banyak digunakan apabila kedalaman air yang akan dibuat jembatan cukup dalam
dan kondisi tanah dasar sangat jelek sehingga sangat sulit untuk membuat
fondasi jembatan. Saat ini ponton-ponton yang digunakan pada jembatan terapung
dapat dibuat dari beton dimana bentang total dapat mencapai sebesar 2 km.
10) Jembatan Kombinasi
(Combination Bridges)
Jembatan kombinasi adalah jembatan yang
menggunakan lebih dari satu jenis jembatan. Hal ini terutama untuk jembatan
dengan bentang sangat besar dimana penggunaan s satu jenis jembatan tidak
ekonomis.
Jembatan
Yang Dapat Digerakkan (Umumnya Dari Baja)
1) Jembatan
Yang Dapat Berputar Diatas Poros Mendatar, Seperti:
a) jembatan
angkat
Jembatan
angkat seperti yang melintasi lautan, kemudian jembatan bisa diangkat untuk
perlintas kapal.
b) Jembatan
Baskul
Jembatan
baskus terbuat dari pelat baja, jembatan baskul banyak dijumpai pada truk
sebagai pelat injak turunnya kendaraan mobil, motor atau lainya dari truk.
c)
jembatan lipat strauss.
Jembatan
lipat strauss umumnya digunakan untuk pejalan kaki, banyak dijumpai di taman –
taman luar negri, tetati memungkinkan juga berada di tempat lain, lebar
jembatan ini relative kecil, jembatan lipat strauss terbuat dari baja,
bentuknya seperti jembatan lainya tetapi ketika dilipat membentuk lingkaran
atau setengah lingkaran.
2) Jembatan
yang dapat berputar diatas poros mendatar dan yang dapat berpindah sejajar
mendatar,
3) Jembatan
yang dapat berputar diatas poros tegak atau jembatan putar,
4) jembatan
yang dapat bergeser kearah tegak lurus atau mendatar:
a) Jembatan
Angkat
jembatan
angkat juga termasuk jembatan yang dapat bergeser kea rah tegak lurus/mendatar
dan jembatan yang dapat diputar pada pros mendatar, jenis jembatan ini seperti
yang melintasi lautan, kemudian jembatan bisa diangkat untuk perlintas kapal.
b) Jembatan
Beroda
Dikatakan
beroda karena mempunya roda yang berdungsi untuk maju mundurnya dari abutment
ke pilar atau dari pilar satu ke pilar lainya, jembatan jenis seperti ini
terbuat dari material baja dan banyak dijumpai ketika instalasi girder, ketika
launching girder di Tarik ke tengah menggunakan jembatan beroda atau istilah
lain dari jembatan beroda adalah bailey.
c)
Jembatan Goyah
Dikatakan
goyah karena jembatan ini lentur ketika di injak, jembatanya relative pendek
atau sedang sementara lebarnya rata rata 1 meter, jenis jembatan seperti ini
biasanya untuk digunakan pejalan kaki melintasi sungai, bentuk nya seperti
jembatan gantung.
Klasifikasi
Jembatan Menurut Kelas Bina Marga
1) Jembatan Kelas Standar (A/I)
Merupakan
jembtan kelas standar dengan perencanaan 100% muatan “T” dan 100% muatan “D”.
Dalam hal ini lebar jembatan adalah (1,00 + 7,00 + 1,00) meter.
2) Jembatan Kelas Sub Standar (B/II)
Merupakan
jembatan kelas standar dengan perencanaan 70% muatan “T” dan 70% muatan “D”
dalam hal ini lebar jembatan (0,50 + 6,00 + 0,50) meter.
3) Jembatan Kelas Low Standar (C/III)
Merupakan
jembatan kelas standar dengan perencanaan 50% muatan “T” dan 50% muatan “D”
dalam hal ini lebar jembatan adalah (0,50 + 3,50 + 0,50) meter.
Klasifikasi Menurut Formasi Lantai Kendaraan
1. Jembatan lantai atas
2. Jembatan lantai tengah
3. Jembatan lantai bawah
4.
Jembatan double deck
Klasifikasi Menurut Bidang Yang Dipotongkan
1. Jembatan tegak lurus
2. Jembatan lurus (Straight Bridge)
3. Jembatan menceng (Skewed Bridge)
4.
Jembatan lengkung (Curved Bridge)
Klasifikasi Menurut Lokasi
1. Jembatan biasa
2. Jembatan viaduct
3. Jembatan layang (Overbridge /Roadway
Crossing)
4.
Jembatan kereta api
Demikian tulisan yang saya paparkan perihal
dari klasifikasi jembatan, semoga tulisan ini menambah wawasan saudara dan
memberikan pengalaman yang berguna, sekian dan terimaksih.
0 Response to "Klasifikasi Jembatan"
Post a Comment