Bagi pekerja dunia konstruksi terutama
mereka yang merupakan lulusan teknik sipil harus bisa membuat gambar dan
membaca gambar terutama gambar tulangan pembesian, pada postingan ini saya
memberikan materi untuk yang belum bisa dan mengerti cara membaca gambar
penulangan beton, baik pada item balok, kolom dan pelat lantai.
Gambar
Pembesian/Penulangan Beton
1) Lantai
Umumnya
bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar dibawah ini. Cara
membaca dan memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-mula kita menjumpai
tulangan atas kemudian tulangan bawah, saudara perhatikan gambar di samping
terdapat gambar detail penulangan/pembesian dan gambar denah balok, kolom dan
pelat lantai.
Selanjutnya
bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya berkait,
maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan atas dari
batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform) dan akhirnya
jaringan bawah tulangan polos.
Untuk
membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama
dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama
besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang
tulangan saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai
berikut, yaitu: jumlah batang tulangan, diameter serta jenis baja kemudian
jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya: 10 ΦD
6 – 400.
Untuk
menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan
notasi sebagai berikut:
Catatan:
Hal
di atas ini sudah jelas bahwa untuk menyatakan jenis baja maupun petunjuk/notasi
dari letak lapisan tulangan harus diterangkan di bawah renvooi (daftar
keterangan gambar, biasanya dipojok kanan bawah). Apabila ada suatu lantai atau
bagian dari lantai memakai tulangan yang sama, maka notasi tulangan identik ini
tidak perlu diulang kembali. Pada gambar 4.2.1 ini, F D 6 – 250
adalah tulangan pembagi yang menyatakan tulangan berada di jalur tulangan A
(jalut tulangan adalah suatu jalur dimana penulangan harus didistribusikan).
Untuk tulangan yang identik cukup bila notasinya hanya pada jalur A saja.
Notasi ini juga berlaku untuk jalur B.
Gambar Pembesian |
2) Dinding
Suatu
tulangan dinding yang tampak penampangnya seperti pada gambar tersebut akan
dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.
3) Balok
Keterangan
gambar di atas terdapat pada gambar 1, 4 dan 5 pada gambar 1 merupakan gambar
detail kolom, terdapat keterangan dimensi kolom B1 artinya balok 1 (pertama)
atau disebut dengan balok induk dengan dimensi 35 cm x 60 cm. Kemudian terdapat
potongan balok yang berbentuk persegi panjang dan di kedua sisi memiliki titik
hitam yang ditebalkan, artinya itu menggambarkan besi, kemudian pada bagian
bawah terdapat keterangan tulangan atas untuk tumpuan 10D25 dan untuk lapangan
6D25, artinya untuk tulangan tumpuan jumlah tulangan 10 dengan diameter 25 mm,
dan untuk tulangan lapangan jumlah 6 dengan diameter 25 mm, berate menggunakan
besi uril diameter 25, begitu juga untuk tulangan bawah. Dan untuk tulangan
sengkang dituliskan Φ10-100, yang
artinya besi menggunakan diameter 10 dan berjarak 10 cm.
Bagian
atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah batang-batang
tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya
batang-batang tulangan ditandai dengan huruf. Bila diperlukan, tanda dengan
huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang tulangan. Supaya
lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan sedikit
dibengkokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari tulangan akan
dinyatakan pada gambar potongan penampangnya, sedangkan bentuk dari sengkang
hanya digambarkan pada potongannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi
balok diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak
sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk F D 10 – 250).
4) Kolom
Tulangan
kolom akan diterangkan di atas tampak denah kolom “lihat gambar 3”. Pada
batang-batang tulangan kolom ini tercantum keterangan informasi sebagai berikut:
jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya misalnya K7 dan K6 yang
artinya kolom dimensi 70 cm x 70 cm, begitu juga untuk K6 berarti kolom dengan
dimesi 60 cm. Sedangkan letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar
potongan penampangnya dan sengkang hanya digambar pada potongan ini juga.
Pada
garis ukur di samping potongan tersebut tercantum juga sengkang yang dipakai
yaitu: jumlah sengkang, diameter serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu
(misalnya 12 sk F P 8 – 300). Untuk perubahan tulangan kolom ke balok
terkadang dibutuhkan dua tampak yang dilihat dari sisi balok (misalnya
6 F P 25 a dan 2 F P 20 b). Hasil dari gambar tulangan pada
umumnya cenderung digambar di luar gambar tampak, dimana untuk batang-batang
yang sama hanya satu batang tulangan yang digambar.
5) Penulangan Jaringan
Bila
penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku
peraturan sebagai berikut: jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang
(gambar 4.2.5.a) dimana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat
persegi panjang itu ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan-atas.
Tanda
yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis
dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter tulangan dan jarak
sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan garis yang berujung pada
lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan
(dalam mm) ditulis di bagian bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai
dan dinding dengan memakai jaringan dapat dilihat pada gambar dibawah.
Tulangan lantai dengan jaringan tulangan
atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan
lewatan dari jaringan akan digambarkan potongan penampangnya, sehingga letak
sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu panjang
pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor
tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel. Sebenarnya bentuk
tulangan jaring ada bermacam-macam, namun hal ini tidak akan dibahas karena
akan terlalu jauh dan menyimpang.
Membaca
gambar rencana/gambar kerja pembesian dan pembuatan Daftar Lengkung Pembesian
(Bar Bending Schedule) dan Daftar Potong Pembesian.
1)
Mengingat, bahwa pekerjaan pembesian merupakan
salah satu unsur pekerjaan konstruksi yang sangat penting, maka seorang mandor
harus dapat membaca gambar rencana dan gambar kerja. Agar tidak salah dalam
melaksanakan pekerjaan.
2) Setelah memahami gambar-gambar tersebut ia
dapat merencanakan segala sesuatunya untuk mengadakan persiapan-persiapan untuk
mengawali pekerjaan tersebut.
Ukuran
Garis Tengah Tulangan:
Garis
tengah tulangan atau diameter tulangan mempunyai satuan ukuran: dalan mm atau
dalam inchi.
1)
Ukuran diameter dalam satuan mm: 6, 8, 10, 12,
14, 16, 19, 22, 25, 28, 30, 38, 40, 45 dan 50.
2)
Ukuran diameter dalam satuan inchi: 1/4”,
5/16”, 3/8”, 1/2”, 5/8”, 3/4” 7/8” 1”, 11/4” dan 11/2”.
Contoh:
Ø
6, Ø 25, dan seterusnya. Ø 1/4”, Ø 1”, dan seterusnya. D 6, D 25, dan
seterusnya. D 1/4”, D 1”
Kualitas
Besi Beton:
Tanda
pada dokumen yang menunjukkan kualitas (mutu) besi beton yang disyaratkan ialah:
u dengan disertai angka yang menunjukkan nilai titik lelahnya (dalam Kg/mm2).
Contoh:
u
24, u 40, u 50, dan seterusnya. Jadi mutu besi beton (kekuatannya) ada berbagai
macam (tanda mutu besi beton biasanya dicantumkan dalam gambar/ spesifikasi).
Catatan:
Jangan sembarangan menukar mutu besi beton.
Peraturan-peraturan
Pekerjaan Pembesian:
Ada
standar-standar yang dapat kita pakai pada pekerjaan pembesian, antara lain:
1)
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI
’71)
2)
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Untuk
dapat mengetahui benar dan salah dalam praktek pekerjaan kita harus merujuk
pada standar yang berlaku.
Tanda
di atas ini memberitahukan bahwa pembesian yang diberi tanda O hanya dipasang
sampai batas panah, berarti dipasang sampai batas panah kiri dan kanan. Yakni
agar dapat membedakan garis itu garis pembesian atau garis tanda, sebab
kadang-kadang pada plat ada pembesian tanpa kait, terutama pembesian tambahan,
biasanya gambar pembesian ada gambar kaitnya.
Daftar
Potong Besi Beton
Untuk
dapat melakukan pemotongan besi beton yang seefisien mungkin untuk
menghindarkan pemborosan akibat asal memotong besi, sehingga menjadi potongan
bagian-bagian yang dapat mengakibatkan sisa potongan yang mubazir, maka perlu
diperhatikan daftar ke 2, yaitu:
Tulangan
1) Macam/Tipe Baja Tulangan
Ada
2 jenis baja tulangan, yaitu tulangan polos (plain bar) dan tulangan ulir
(deformed bar), yaitu:
a) Tulangan Ulir
Berdasarkan
SNI, digunakan simbol D untuk menyatakan diameter tulangan ulir. Sebagai
contoh, D-10 dan D-19 menunjukkan tulangan ulir berdiameter 10 mm dan 19 mm. Tulangan
ini tersedia mulai dari diameter 10 hingga 32 mm, meskipun ada juga yang lebih
besar, tetapi umumnya diperoleh melalui pesanan khusus.
Bedasarkan
ketentuan SNI T-15-1991-03 pasal 3.5 baja tulangan ulir labih diutamakan pemakaiannya
untuk batang tulangan. Salah satu tujuan dari ketentuan ini adalah agar
struktur beton bertulang tersebut memiliki keandalan terhadap efek gempa,
Karena antara lain terdapat lekatan yang lebih baik antara beton dengan
tulangannya.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh baja
tulangan ulir antara lain:
1)
Mutu dan cara uji harus sesuai dengan
SII-0136-86 atau ekivalen JLS. G. 3112
2) Baja tulangan ulir mempunyai kuat leleh
lebih besar dari 400 KN/cm2 boleh dipakai asalkan fy adalah
tegangan yang memberikan regangan 0,30 %.
3)
Baja tulangan beton yang dianyam harus
memilih ASTM AIG4 “Spesification For Fabricated Deform Steel Bar Mats For Concrete
Reinforcement”.
Tabel Dimensi Nominal Tulangan Ulir
Diameter (mm) | Berat (kg/m) | Keliling (cm) | Luas (cm2) |
---|---|---|---|
10 | 0,67 | 3,14 | 0,785 |
13 | 1,04 | 4,08 | 1,33 |
16 | 1,58 | 5,02 | 2,01 |
19 | 2,23 | 5,96 | 2,84 |
22 | 2,98 | 6,91 | 3,80 |
25 | 3,85 | 7,85 | 4,91 |
32 | 6,31 | 10,05 | 8,04 |
36 | 7,99 | 11,30 | 10,20 |
40 | 9,87 | 12,56 | 12,60 |
a) Tulangan Polos (Plain)
Baja
tulangan ini tersedia dalam beberapa macam diameter tetapi karena ketentuan
SNI, hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulang spiral,
pemakiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga
diameter 16mm, dengan panjang standar 12 meter.
Table Dimensi Efektif Tulangan Polos
Diameter (mm) | Berat (kg/m) | Keliling (cm) | Luas Penampang (cm2) |
---|---|---|---|
6 | 0,222 | 1,88 | 0,283 |
8 | 0,395 | 2,51 | 0,503 |
10 | 0,617 | 3,14 | 0,785 |
12 | 0,888 | 3,77 | 1,13 |
16 | 1,58 | 5,02 | 2,01 |
Untuk
melindungi tulangan terhadap bahaya kebakaran dan korosi disebelah luar
tulangan harus diberi tebal minimum beton. Tebal selimut beton bervariasi
tergantung pada tipe konstruksi dan kondisi lingkungan.
Berdasarkan
pasal 3.16.7 SNI, tebal selimut beton bertulang yang tidak langsung berhubungan
dengan cuaca atau tanah adalah tidak boleh lebih kecil dari 20 mm untuk pelat,
dinding, dan pelat berusuk yang menggunkan diameter tulangan lebih kecil dari
D-36, sert 40 mm untuk balik dan kolom.
Jika
beton tersebut berhubungan langsung dengan tanah, tebal selimut minimum
adalah 40-50 mm, tergantung dari diameter tulangannya, tetapi jika beton
tersebut dicor langsung ditanah tanpa adanya lapisan dasar atau lantai kerja,
tebal selimut beton minimum 70 mm.
Pengaitan
Dan Pembengkokan
1) Pengaitan Pada Batang Tulangan
Kait-kait
pada batang tulangan dapat berupa kait penuh, miring, atau lurus. Garis tengah
krakteristik Øk adalah sebuah garis tengah dari suatu batang yang dimisalkan
berpenampang bulat dan panjang, Volume, dan beratnya sama seperti batang baja
sebenarnya yang berpenampang deform.
Untuk
baja polos kaitan harus dibengkokkan agar garis tengah kait paling sedikit 2,5
Øk. Garis tengah kait dari batang deform minimal harus 4 Øk, dan untuk kait
lurus dan miring 5 Øk, (Pedoman Pengerjaan Beton, 1997 :104).
2) Pengaitan Pada Sengkang
Sengkang-sengkang
pada balok dan kolom harus dilengkapi kait miring atau kait lurus. Penggunaan
sengkang pada kolom harus dipasang berselang-seling.
3) Pembengkokan Batang Tulangan
Pembengkokan
adalah perubahan arah yang diperlukan batang. Pembengkokan pada batang-batang
tulangan utama harus mempunyai garis tengah dalam paling sedikit 10 Øk.
Sekian dari postingan ini semoga bisa
membantu bagi saudara yang baru saja bekerja atau mengikuti kerja praktek,
perihal materi yang lain akan saya tuliskan pada postingan berikutnya.
0 Response to "Cara Membaca Gambar Kerja Pembesian Beton"
Post a Comment