Pada sebuah bangunan konstruksi jembatan
khususnya jembatan beton bertulang terdapat beberapa item bangunan seperti
pondasi, abutment, pilar, pier head, girder/gelagar, pelat lantai, tiang
sandaran atau parapet. Pada tulisan ini saya memaparkan langkah–langkah perencanaan
teknis perhitungan dan analisis pilar jembatan, sebelum pada bagian pembahasan
perhitungan dan analisis, saya memaparkan apa pengertian dari pilar/pier
jembatan.
Pilar/Pier
Jembatan
Pilar
adalah struktur pendukung bangunan atas, pilar bisa digunakan pada jembatan
bentang panjang, posisi pilar bearada pada ke dua abutment. Ada yang menyebut
Definisi pilar yaitu bangunan bawah yang terletak diantara kedua kepala
jembatan, befungsi sebagai pemikul seluruh beban pada ujung–ujung bentang dan
gaya–gaya lainya, serta melimpahkan ke pondasi.
Pada
sebuah konstruksi pilar/pier memiliki beberapa bagian yaitu pier head atau
kepala pilar dan badan pilar, serta apakah yang dimaksud pier head dan badan
pilar itu? Pier head atau kepala pilar merupakan istilah yang dipakai pada
pilar jembatan, dimana pier head ini dapat didefinisikan sebai bagian dari
pilar jembatan yang memilikiki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan
jembatan, antara girder/gelagar dan bearing pad atau elastomer sebagai dampalan
girder ke pier head. Bagian berikutnya badan pilar, merupakan dinding atau
kolom pada bagian pilar jembatan yang berfungsi meneruskan gaya dari pierhead
pada pondasi.
Jembatan
yang dibangun ini berada di Indonesia tepatnya pada ruas jalan Ciawi-Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya, ini merupakan proyek jembatan beton pada tahun 2013–2015
dengan panjang 200 meter, memiliki lebar jembatan 9,6 meter Adapun Data teknis pembangun
proyek Jembatan ini sebagai berikut:
Pembangunan Pilar jembatan |
Data Teknis Pembangunan Proyek Jembatan:
Panjang Jembatan : 191,10 meter
Lebar jembatan : 9,60 meter
Pondasi : Caisson
Tinggi Caisson
Abutment 1 & 2 : 5,00 meter
Pilar 1 & Pilar 4 : 8,00 meter
Pilar
2 & Pilar 3 : 12,50 meter
Abutment
Panjang :
9,60 meter
Lebar : 5,00 meter
Mutu Beton :
K–250 (karakteristik)
Diameter
tulangan Footing - kepala : 13-25 milimeter
Pilar/Pier
Tinggi
Pilar 1 dan Pilar 4 : 19,00 meter
Pilar
2 dan Pilar 3 : 30,00 meter
Diameter Tulangan
Pilar 1 dan Pilar 4 : 13–32 milimeter
Pilar
2 dan Pilar 3 : 16–32 milimeter
Pier Head
Pilar 1 dan Pilar 4
Lebar :
3,60 meter
Panjang :
9,60 meter
Tinggi
: 3,29 meter
Pilar 2 dan Pilar 3
Lebar : 3,40 meter
Panjang :
9,60 meter
Tinggi :
3,29 meter
Diameter
Tulangan : 13–25 milimeter
Mutu Beton
Plar 1 dan Pilar 4 : K–350 (karakteristik)
Pilar
2 dan Pilar 3 : K–350 (karakteristik)
Girder
Untuk panjang span abutment sampai pilar 1 =
25 meter
Type : I
Lebar Atas :
55,00 centimeter
Lebar Bawah :
65,00 centimeter
Tinggi :
160,00 centimeter
Mutu
Beton : K–500 (karakteristik)
Girder
Untuk panjang span pilar 1 sampai pilar 2 = 35
meter
Type : I
Lebar Atas :
55,00 centimeter
Lebar Bawah :
65,00 centimeter
Tinggi :
170,00 centimeter
Mutu
Beton : K–500 (karakteristik)
Pelat Lantai kendaraan
Tebal :
20 centimeter
Mutu
Beton : K–350 (karakteristik)
Rangka Baja
Untuk span pilar 2 sampai pilar 3
menggunakan rangka baja
Panjang Bentang : 62,30 meter
Mutu Baja : BJ–55
Profil Baja : H Beam
Sambungan : Baut
Produsen
Beton :
ReadyMix dan Azka ReadyMix
Setelah
saya mengulas beberapa hal diatas, untuk selanjutnya prencanaan pilar/pier
dimulai dari desain awal pilar itu. Untuk proyek pembangunan jembatan ini pilar
1 jembatan terbebani oleh jembatan beton bertulang dengan panjang bentang 25,6
meter dari abutment ke pilar 1, dan jembatan beton bertulang bentang 35,6 meter
dari pilar 1 ke pilar 2, sehingga analisis kekuatan pilar berdasarkan
beban-beban yang diperoleh dari jembatan beton bertulang.
Desain
Awal Pilar/Pier 1
Data-data pada perencanaan pier 1 adalah
sebagai berikut;
h =
22,29 m
bx =
12 m
by = 13 m
Pembebanan Dan Analisa Pada Pier 1
1) Berat
struktur bagian atas dan berat sendiri bagian bawah.
2) Berat
sendiri bangunan atas.
Pembebanan Jembatan
1) Berat Sendiri Pilar
Merupakan
berat dari semua bagian pilar yang bersifat tetap termasuk segala unsur
tambahan, mengenai berat material.
2) Beban Lajur “D”
Susunan
berat pada setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata
sebesar “q” ton per meter panjang per jalur.
Beban terbagi merata (BTR)
L ≤ 30
m, diambil q = 9 Kpa = 0,9 Ton/m2
L
> 30 m, diambil q = 9 (0,5 + 15/L) Kpa
Diambil q = 9 (0,5 + 15/L) Kpa karena L =
35,6 m
q = 9 (0,5 + 15/L) = 0,9. (0,5 + 15 /35,6) =
0,83 Ton/m2
BGT
mempunyai intensitas 49 KN/m = 4,9 Ton/m
3) Beban Pejalan Kaki
Jembatan
jalan raya direncakan mampu memikul beban hidup merta pada trotoar yang
besarnya direncakan untuk beban nominal 5 Kpa= 0,5 Ton/m2.
Panjang bentang, L = 35,6 m
Lebar Trotoar, b = 1,075 m
Jumlah
Trotoar, n = 2
Luas bidang Trotoar yang didukung Pier 2,
A
= b . L . n = 1,075 . 35,6 . 2 = 76,54 m2
4) Gaya Rem
Pengaruh
ini diperhitungkan senilai dengan pengaruh gaya rem sebesar 5% dari beban “D”
tanpa koefisien kejut yang memenuhi semua jalur lalu lintas yang ada dan dalam
satu jurusan.
Besarnya gaya rem arah memanjang jembatan
sebesar 5% beban lajur D,
Prem = 5%.WTD = 5% .274,67 = 13,73 Ton
Lengan
terhadap dasar pier = 29,21 m
Momen pada pondasi akibat gaya rem
Gaya Gesek Pada Tumpuan
Koefisien gaya gesek untuk perletakan dari
baja dan karet = 0,15
GG
= WMS . 0,15 = 1080,87 . 0,15 = 162,13 Ton
Eksentrisitas gaya gesek terhadap titik A,
e
= 29,21 m
Momen pada pondasi akibat gaya gesek
MGG
= GG . e = 162,13. 29,21 = 4735,83 Tonm
Faktor beban ultimit (Ku) = 1,3
MUGG = MGG . Ku = 4735,83 . 1,3 = 6156,58 Tonm
HUGG
= GG . Ku = 162,13 . 1,3 = 210,77 Tonm
5) Beban Angin
Pengaruh
beban angin sebebsar 150 kg/m2 pada jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya
beban angina horizontal terbagi rata pada bidang vertical jembatan, dalam arah
tegak lurus sumbu memanjang jembatan.
Gaya akibat angin dihitung dengan rumus sebagai berikut:
TEW = 0.0006 * CW *
(VW)2 * Ab (Kn)
CW = koefisien seret
VW = Kecepatan angin rencana (m/det)
Ab = luas bidang samping jembatan (m2)
CW = 1,25
VW = 35 m/det
Panjang bentang, L = 35,6 m
Tinggi bid. samping atas, ha =
2,27 m
Tinggi bidang samping kendaraan,
hk = 2,00 m
Ab1 = L * (ha + hk) =
152,01 m2
Beban angin pada struktur atas:
TEW1 = 0.0006 * CW
* (VW)2 * Ab1
TEW1
= 0.0006 * 1,25 * (352) * 152,01 = 14,24 Ton
Lengan terhadap Fondasi:
YEW1 = ht + Lc + a + ha/2
YEW1 =
8 * 20,2 * 2,27/2 = 29,34 m
Momen pd Fondasi akibat angin atas:
MEW1 = TEW1 * YEW1
MEW1
= 14,24 * 29,34 = 417,63 Tonm
Lengan terhadap dasar kolom Pier:
Y'EW1 = Lc + a + ha/2
Y'EW1
= 20,2 + 2,27/2 = 21,34 m
Momen pada kolom Pier akibat angin atas:
M'EW1 = TEW1 *
Y'EW1
M'EW1 =
14,24 * 21,34 = 303,74 Ton/m
Tinggi bidang samping struktur bawah,
Lc + a = 20,2 m
Ab2 = D * (Lc + a)
Ab2 =
2,8*(20,2) = 56,56 m2
Beban angin pada struktur bawah:
TEW2 = 0.0006*Cw*(Vw)2 *Ab2
TEW2
= 0,0006*1,25*(352) *56,56 = 5,30 Ton
Lengan terhadap Fondasi:
YEW2 = ht + (Lc + a)/2
YEW2 =
8*(20,2)/2 = 18,10 m
Momen pd Fondasi akibat angin bawah:
MEW2 = TEW2 * YEW2
MEW2 =
5,30*18,10 = 95,88 Tonm
Lengan terhadap dasar kolom Pier:
Y'EW2 = (Lc + a)/2
Y'EW2 = (20,2)/2 = 9,05 m
Momen pd kolom Pier akibat angin bawah:
M'EW2 = TEW2 * Y'EW2
M'EW2 =
5,30*9,05 = 53,50 Tonm
Total gaya akibat beban angin:
TEW = TEW1 + TEW2
TEW =
14,24 + 5,30 = 19,53 Ton
Total momen pada Fondasi akibat beban angin:
MEW = MEW1 + MEW2
MEW =
417,63 + 95,88 = 513.51 Tonm
Total momen pada kolom Pier akibat beban angin:
MEW = M'EW1 + M'EW2
MEW =
303,74 + 53,50 = 351.68 Tonm
Beban
garis merata tambahan arah horizontal pada permukaan lantai jembata akibat
beban angin yang meniup kendaraan di atas lantai jembatan dihitung dengan rumus:
TEW = 0.0012 * CW *
(VW)2 Ton/m dengan, CW = 1,2
TEW = 0.0012
*1,2 * (35)2 = 1.764 Ton/m
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan
tinggi 2.00 m di atas lantai jembatan, h = 2,00 m
Jarak antara roda kendaraan,
x = 1,75 m
Gaya pada abutment akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
PEW = [ ½ * h / x * TEW] * L
PEW =
[ ½ * 2,00/1,75 * 1,764] * 35,6 = 3,66 Ton
6) Gaya Gempa
Gaya
gempa pada jembatan dihitung senilai dengan pengaruh suatu gaya horizontalpada
konstruksi yang ditinjau dan perlu ditinjau juga gaya gaya lain yang
berpengaruh seperti gaya gesek pada perletakan.
Perhitungan Gaya Dalam
Setelah
perhitungan pembebanan, maka dilakukan analisa pembebanan terhadap model struktur
pilar yang telah dibentuk, untuk mendapatkan reaksi perletakan dan gaya - gaya
dalam yang berupa momen, gaya geser, dan gaya aksial dengan bantuan SAP2000.
Adapun
beberapa kombinasi pembebanan menurut peraturan SNI T-02-2005 standar pembebanan
untuk jembatan, yaitu:
1) 1,3DL+1,8
SDL+1,8 LL LAJUR+1,8 LL PEJALAN KAKI+1,8 LL Gaya Rem+1,8 LL GESEK
2) 1,3DL+1,8
SDL+1,8 LL LAJUR+1,8 LL PEJALAN KAKI+1,8 LL Gaya Rem+1,8 LL GESEK+1,2 BEBAN
ANGIN
3) 1,3DL+1,8
SDL+1 GEMPA
Penulangan Pilar
1) Penulangan Pier Head/Kepala Pilar
Untuk
penulangan pier head data yang diperlukan yaitu:
F’c =
30 Mpa
fy =
390 Mpa
h =
3,22 m = 3220 mm
b =
3,60 m = 3600 mm
d =
3,20 m = 3200 mm
dx = 9,60 m = 9600 mm
2) Penulangan Badan Pilar
Luas
tulangan pokok kolom yang diperlukan didapat setelah gaya – gaya dalam maksimum
yang berupa momen dan gaya aksial didapat dengan bantuan program SAP2000 versi
14.
Pada postingan ini hanya sebagian yang saya
tulis karena untuk memaparkan langkah dan rumusnya, begitu juga dengan
keterangan gambarnya teramat panjang, total-nya 33 halaman, untuk dari itu saya
akan memaparkan langkah–langkah dari desain awal pilar sampai dengan penulangan
pilar dan bagi siapa saja yang membutuhkan bisa email saya/hubungi pada contact
yang tertera. Demikian ulasan untuk perencanaan teknis perhitungan pilar semoga
bermanfaat, untuk perencanaan teknis perhitungan lainya pada postingan
berikutnya.
0 Response to "Perhitungan Pilar Jembatan"
Post a Comment